KTT ASEAN 2023: Momentum Indonesia Dorong Lonjakan Ekonomi Digital Kawasan Asia Tenggara
Ekonomi digital diangkat sebagai salah satu pilar strategis Keketuaan ASEAN Indonesia tahun 2023 dalam rangka untuk dapat mengakselerasi transformasi digital yang inklusif untuk mengurangi kesenjangan digital di kawasan. Hal itu selaras dengan tekad Indonesia yang ingin memperkuat ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN harus mengambil langkah yang lebih proaktif untuk memanfaatkan potensi teknologi digital dalam meningkatkan ekonomi, pembangunan sosial, dan kemajuan berkelanjutan.
“Generasi muda ASEAN harus menjadi bagian penting dari transformasi digital. Sebagai digital native, kaum milenial dan Gen-Z adalah pendorong penting untuk percepatan transformasi digital,” ujar Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan optimisme kinerja ekonomi yang baik perlu didukung oleh potensi besar di sektor digital.
“Di dua tahun terakhir, perilaku masyarakat semakin contactless. Dan ini salah satunya ditopang oleh layanan e-commerce dan on-demand, seperti ride hailing atau ojol (ojek online), online food delivery, dan juga bisnis logistik berbasis online,” ungkap Airlangga.
Airlangga menjelaskan bahwa di tahun 2022, Indonesia sudah menjadi pemain utama di digital ASEAN, karena 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Sedangkan realisasi potensi ekonomi digital Indonesia sendiri didukung oleh beberapa hal yakni jumlah penduduk Indonesia yang sebagian dalam usia produktif, posisi Indonesia sebagai peringkat ke-6 negara dengan jumlah startup terbesar di dunia karena memiliki lebih dari 2.400 startup, dan penetrasi internet Indonesia yang telah mencapai 76,8%.
“Kita berharap Keketuaan Indonesia di KTT ASEAN 2023 dapat mendorong perekonomian nasional di berbagai kota yang menjadi tempat diselenggarakannya rangkaian side event KTT ASEAN 2023 sekaligus menjadi momen untuk memperlihatkan ketangguhan ekonomi Indonesia sehingga Indonesia layak menjadi tujuan investasi asing,” kata Airlangga.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menekankan tentang pentingnya kerangka kebijakan ekonomi yang kuat dan kredibel, didukung dengan kerangka bauran kebijakan fiskal dan moneter yang kuat.
“Oleh karena itu, diperlukan kerangka yang sistematis untuk mengatur kebijakan ekonomi makro dan reformasi struktural untuk mengatasi tantangan yang timbul dari perubahan iklim, kerawanan pangan, hilirisasi dan digitalisasi,” kara Perry.
Sebelumnya, Perry juga mengungkapkan bahwa ASEAN merupakan salah satu regional yang memiliki digitalisasi ekonomi tercepat. Terlebih lagi dalam metode pembayaran.
“Digitalisasi ekonomi terjadi di mana-mana, termasuk ASEAN. Tidak hanya pemulihan ekonomi, tetapi juga mendukung keuangan ekonomi inklusif melalui pengenalan pembayaran melalui QR. Termasuk merangkul UMKM, pekerja wanita, pemuda, milenial. Inilah pentingnya digitalisasi,” tutur Perry