Apresiasi Aparat Keamanan Jaga Situasi Tetap Kondusif Dari Aksi Teror OPM
Oleh: Veronica Lokbere
Apresiasi terhadap peran aparat keamanan dalam menjaga situasi tetap kondusif dari ancaman aksi teror Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan suatu keniscayaan yang tidak boleh terlewatkan. Di tengah tantangan keamanan yang kompleks, kehadiran dan upaya keras dari aparat keamanan, termasuk TNI Angkatan Darat, dalam menangani kelompok separatis tersebut patut diapresiasi.
Dengan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, upaya menjaga stabilitas dan perdamaian di Papua dapat terus diperkuat.
Oleh karena itu, penting untuk mengamati secara cermat langkah-langkah yang telah diambil oleh aparat keamanan dalam menanggapi aksi teror OPM, serta memberikan dukungan penuh dalam upaya menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa kondisi Papua saat ini telah menunjukkan peningkatan yang relatif baik meskipun beberapa insiden penyerangan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) belakangan ini. Pernyataan tersebut disampaikan KSAD dalam Apel Komandan Satuan di Bali pada hari kedua acara tersebut.
KSAD menegaskan bahwa TNI Angkatan Darat mengacu pada kebijakan Mabes TNI dan TNI AD dalam penanganan kelompok separatis OPM di Papua. Selain itu, TNI AD juga telah berupaya secara aktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Sebagai bukti dari upaya penegakan hukum dan penyelesaian damai, seorang anggota OPM bernama Setam Same, yang merupakan terduga pelaku penyerangan Pos Ramil Kisor di Maybrat tahun 2021, telah menyerahkan diri ke Posramil Kisor Satgas Yonif 133/YS di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Setam Same yang sebelumnya berstatus DPO untuk penyerangan tersebut, memilih untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini disampaikan oleh Kapala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa, yang membenarkan penyerahan diri anggota OPM tersebut. Menurutnya, Setam Same melakukan penyerahan diri pada tanggal 24 April 2024, dan saat ini masih berada di Pos Kisor untuk dimintai keterangan sebelum diserahkan ke pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.
Meskipun ada upaya untuk menyerahkan diri oleh dua orang, yaitu Setam Same dan Simon Fatemte, namun Simon Fatemte berhasil melarikan diri. Setelah diterima, Setam Same juga mendapat bantuan kesehatan dari tim dokter Satgas Pamtas kewilayahan Yonif 133/YS. Penyerahan diri ini menunjukkan adanya keinginan dari sebagian anggota OPM untuk kembali ke dalam NKRI dan berkontribusi dalam pembangunan Papua.
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, menegaskan dukungannya terhadap langkah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam menindak tegas Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Menurut Bamsoet, tidak ada lagi toleransi terhadap kelompok separatis dan teroris tersebut, mengingat aksi-aksi mereka yang merugikan masyarakat Papua, termasuk serangan terhadap aparat keamanan dan warga sipil.
Bamsoet menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh aksi OPM, yang tidak hanya menyasar aparat keamanan, tetapi juga melibatkan warga sipil, termasuk guru, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum. Dalam konteks ini, Bamsoet menekankan pentingnya tindakan tegas dari aparat keamanan untuk menunjukkan bahwa negara tidak akan kalah dalam menghadapi kelompok separatis seperti OPM.
Namun demikian, Bamsoet juga mendukung pendekatan non-senjata untuk meredam aksi-aksi anarkis OPM, melalui keterlibatan tokoh agama, tokoh adat, dan pemimpin lokal. Menurutnya, pendekatan ini dapat membantu menciptakan dialog dan memperkuat jaringan sosial di masyarakat Papua, sehingga konflik dapat diselesaikan secara damai dan berkelanjutan.
Sebelumnya, aksi kriminal OPM kembali menjadi sorotan setelah terjadi pembunuhan terhadap seorang perwira TNI, Danramil 1703 – 04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey (OS). Kejadian ini menegaskan perlunya langkah-langkah konkret dari pemerintah dan aparat keamanan untuk mengatasi ancaman dari kelompok separatis seperti OPM.
Dalam konteks penyelesaian konflik di Papua, apresiasi terhadap upaya aparat keamanan dalam menjaga situasi tetap kondusif perlu terus disuarakan. Kehadiran aparat keamanan tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Papua.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, diharapkan Papua dapat menjadi wilayah yang aman, damai, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.
Apresiasi terhadap keterlibatan Setam Same dalam menyerahkan diri dan memilih kembali ke NKRI juga menunjukkan bahwa dialog dan pendekatan persuasif dapat menjadi alternatif yang efektif dalam penyelesaian konflik.
Dengan terus memperkuat dialog antara pemerintah dan masyarakat Papua, serta melibatkan seluruh komponen bangsa dalam upaya pembangunan dan rekonsiliasi, diharapkan Papua dapat terbebas dari konflik dan menjadi bagian yang integral dalam kemajuan Indonesia.
Dengan demikian, peran serta semua pihak, baik pemerintah, aparat keamanan, maupun masyarakat Papua sendiri, sangat diperlukan dalam menjaga situasi tetap kondusif dan mengatasi ancaman dari kelompok separatis seperti OPM. Melalui kolaborasi dan kerja sama yang kuat antara semua pihak, Papua dapat menjadi daerah yang aman, damai, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.
*) Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta