Mengapresiasi Berbagai Pembangunan Transportasi Era Presiden Jokowi
Oleh: Nana Gunawan
Selama 2 Periode memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berhasil memajukan Indonesia. Pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pemerintah baik untuk konektivitas, layanan dasar, pangan, energi, maupun untuk kebutuhan industri. Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk membangun secara fisik tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Berbagai macam pembangunan infrastruktur sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi, mulai dari transportasi, bendungan, hingga proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Keterlibatan Pemerintah dalam memajukan sektor ini telah menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian proyek infrastruktur tersebut menciptakan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional, seperti adanya akses yang lebih baik di berbagai daerah, meningkatkan daya saing daerah, menarik investasi sektor swasta, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan pembangunan proyek infrastruktur transportasi selama 10 tahun terakhir atau sepanjang masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa selama 10 tahun terakhir menjadi periode transformasi yang luar biasa bagi sektor transportasi. Menurutnya, pada periode tersebut pembangunan infrastruktur masif dilakukan dan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Budi Karya Sumadi juga mengatakan bahwa sektor transportasi Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat dan berkelanjutan, berbagai infrastruktur modern seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga digitalisasi layanan transportasi telah berhasil meningkatkan konektivitas, efisiensi, dan kenyamanan masyarakat. Bahkan, selama satu dekade ini berbagai capaian Kementerian Perhubungan dalam membangun konektivitas dengan paradigma Indonesia sentris telah banyak diselesaikan.
Sementara itu, Budi Karya juga mengatakan bahwa selama 10 tahun masa Pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan dan revitalisasi paling banyak dilakukan di pelabuhan laut dan stasiun kereta api. Sementara terminal tipe A paling sedikit. Presiden Jokowi telah mengembangkan 85 pelabuhan penyeberangan. Kemudian pembangunan 65 dermaga penyeberangan, 12 pelabuhan penyeberangan baru, dan pembangunan sistem angkutan massal di perkotaan. Sedangkan di sektor laut, pemerintah membangun 39 trayek tol laut, dan 51 pengembangan pelabuhan dan pembangunan kapal perintis.
Selanjutnya, di kereta api, pemerintah telah membangun 10.709 km jalur kereta api, dan membangun modernisasi stasiun kereta di 58 lokasi. Lalu, di sektor udara, pemerintah membangun 41 rute jembatan udara dan 26 bandara baru. Capaian ini menggambarkan bahwa dari tahun 2015 sampai 2024 banyak sekali yang dilakukan Presiden Jokowi dalam rangka mempersatukan Indonesia.
Sementara itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti kebijakan Presiden Jokowi yang mengeksekusi moda transportasi modern seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Pembangunan MRT dan LRT selama era kepemimpinan Presiden Jokowi dinilai sudah sangat tepat.
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan MTI, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa salah satu indikator pembangunan MRT dan LRT adalah tingkat kepadatan penduduk di daerah tersebut. Apalagi, MRT dan LRT dioperasikan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya yang tingkat kepadatan penduduk dan mobiitasnya sangat tinggi.
Ditambahkan Djoko, keberadaan MRT dan LRT yang dibangun di era Presiden Jokowi memberikan dampak nyata bagi masyarakat untuk mobilisas di Jakarta dan sekitarnya. Menurutnya, MRT dan LRT menawarkan efisiensi waktu, kenyamanan, dan tarif terjangkau yang cenderung dicari masyarakat. Namun, pemerintah baik pusat maupun daerah masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan transportasi umum dari kawasan perumahan yang diharapkan dapat semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memakai transportasi umum dan menekan tingkat kemacetan sebagai imbas dari penggunaan kendaraan pribadi.
Selain Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Djoko juga menekankan kepada Pemerintah agar semakin memperhatikan pemerataan transportasi di seluruh daerah di Indonesia, termasuk untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Pihaknya mengatakan bahwa tidak semua daerah karakternya sesuai untuk dibangun MRT maupun LRT, tetapi wilayah-wilayah lain dapat digenjot transportasi umum seperti bus ataupun angkutan lainnya yang menyentuh permukiman.
Melihat fenomena tersebut, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus terpacu sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik, maka Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia juga akan semakin mampu berkontribusi untuk pembangunan dan perkembangan ekonomi dalam negeri. Maka dari itu, Pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah berupaya menumbuhkan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur secara masif termasuk pembangunan transportasi.
Upaya tersebut berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan baru, memudahkan mobilisasi yang berujung pada meningkatnya akses permodalan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), meningkatkan kualitas dan keunggulan SDM, menurunkan tingkat kemiskinan, menetapkan kebijakan yang mendukung penghiliran, dan meningkatkan daya tarik investasi. Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Jokowi secara masif dapat mencapai target Indonesia Emas pada 2045 agar negara Indonesia tidak mengalami kemunduran.
)* Penulis merupakan Pengamat Politik, Nusa Bangsa Institut.