Akhiri Perbedaan dalam Kontestasi Politik, Rukun Bersatu Usai Pemilu
Akhiri Perbedaan dalam Kontestasi Politik, Rukun Bersatu Usai Pemilu
Oleh: Nial Fitriani
Masyarakat harus segera mengakhiri perbedaan dalam kontestasi politik, kini saatnya untuk rukun bersatu usai perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu). Terlebih dalam momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah seperti sekarang ini, dengan rukun bersatu akan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat.
Kerukunan dan persatuan usai pelaksanaan Pemilu merupakan hal yang penting, karena sejatinya kontestasi politik beberapa waktu yang lalu bertujuan utama untuk merealisasikan dan menjunjung tinggi asas demokrasi di Indonesia.
Meski di Tanah Air sangat banyak terjadi adanya saling perbedaan di tengah masyarakat, seperti perbedaan pandangan atau pendapat dalam Pemilu, namun sebenarnya bangsa ini sudah sangat terbiasa untuk hidup rukun bersatu dan berdampingan sebagaimana asas Bhinneka Tunggal Ika yang digagas oleh para pendiri bangsa.
Setelah melewati pesta demokrasi 2024 beberapa waktu lalu, kini saatnya untuk mewujudkan keberkahan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Sedangkan dalam rangka merealisasikan keberkahan tersebut, menurut Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), Yaqut Cholil Qoumas adalah dengan mengakhiri perbedaan dan merajut persatuan.
Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah mendatangkan keberkahan bagi masyarakat dan mampu semakin memperkokoh adanya persatuan serta kesatuan setelah bangsa ini melalui pesta demokrasi dan kontestasi politik yang sangat luar biasa. Perayaan Hari Lebaran mampu menjadi titik balik dari semua perbedaan yang terjadi belakangan.
Maka dari itu hendaknya seluruh masyarakat mampu terus menjaga situasi yang damai supaya tali silaturahmi antar warga tidak sampai terputus. Pasalnya, dengan tidak memutus tali silaturahmi antar masyarakat akan mampu memperpanjang usia, memperluas rezeki dan semakin menambah kebaikan pada bangsa ini.
Adanya perbedaan
Senada, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian juga sangat berharap supaya perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah menjadi momen untuk membawa kebahagiaan dan juga kedamaian, terlebih usai pelaksanaan Pemilu beberapa waktu lalu.
Sebagai sesama anak bangsa, tentunya seluruh masyarakat Indonesia sangat berharap agar negara ini bisa melangkah lebih maju lagi dari sebelumnya, sehingga tentunya mewujudkan persatuan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan.
Sebenarnya bangsa ini juga secara perlahan berhasil merealisasikan kemajuan, termasuk pada asas demokrasinya karena berjalannya kontestasi politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) berlangsung dengan aman dan lancar.
Keberhasilan berjalannya Pemilu terlihat dari masyarakat yang sangat guyub, sehingga adanya perbedaan sudah tidak perlu lagi dipertentangkan. Apalagi pada saat ini, yang mana pencoblosan sudah dilaksanakan dan hasil akhir dari penghitungan suara pun telah diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bangsa ini yang terdiri dari beragam sekali masyarakat, beragam budaya, adat, bahasa, dan sebagainya sebenarnya juga merupakan hal yang sangat biasa di tengah warga. Bahkan sejak dulu sebelum merdeka, negara ini mampu mengusir para penjajah dengan kekuatan persatuan dan kesatuan rakyat.
Dengan baiknya pelaksanaan kontestasi politik di Indonesia, juga nantinya akan mampu melahirkan pada pemimpin atau wakil rakyat yang sangat memahami bagaimana pemikiran atau keinginan masyarakatnya sendiri dan mampu menghasilkan sosok pemimpin yang sangat dicintai oleh warga di seluruh pelosok negeri sehingga ke depannya akan mewujudkan kemajuan bangsa lebih baik dari sebelumnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Aria Bima juga mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk melupakan adanya perbedaan yang terjadi pada masa Pemilu beberapa waktu lalu.
Terjadinya perbedaan pada kontestasi politik tersebut harus selesai karena jika hal tersebut tetap ada, maka jelas akan mempengaruhi bagaimana sosiologis di tingkat masyarakat dan menjadikannya bersekat-sekat.
Momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah ini harus diimbangi juga dengan adanya rekonsiliasi batin usai adanya perbedaan pada Pemilu tersebut. Hendaknya terjadinya dinamika mampu selesai pada sidang Mahkamah Konstitusi (MK) saja mengenai adanya sengketa pemilihan umum sebagaimana terkanalisasi di tingkat pusat.
Perbedaan puluhan dan sikap dalam Pemilu merupakan hal yang sangat lumrah, sehingga hendaknya hal tersebut tidak memecag belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Karena memang pada dasarnya, tujuan dari dilaksanakannya kontestasi politik tersebut adalah untuk bisa mencapai masyarakat yang demokratis, adil dan makmur.
Karena segenap tumpah darah bangsa Indonesia ini merupakan satu keluarga yang bisa saja terjadi perbedaan sikap atau gesekan, namun hendaknya jangan sampai menyebabkan negara ini menjadi tercerai berai.
Dalam sebuah keluarga (negara) yang harmonis, maka keluarga tersebut harus memiliki semangat gotong royong untuk mewujudkan masyarakat lebih adil dan makmur. Adanya perbedaan tersebut baiknya bisa disikapi sebagai bentuk anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati dan dihargai semua pihak.
Wujudkan masyarakat yang rukun dan bersatu sesuainya pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, mampu mengakhiri adanya perbedaan sikap dan pandangan pada kontestasi politik yang sebenarnya juga telah berakhir beberapa waktu lalu untuk menciptakan bangsa yang lebih harmonis sehingga bersama mencapai kemajuan dengan sikap gotong royong.
*) KontributLapak Baca Indonesia
Post Comment