Aksi KST Timbulkan Rasa Takut dan Trauma Masyarakat Papua

Aksi KST Timbulkan Rasa Takut dan Trauma Masyarakat Papua

Oleh : Nhoplent Gloria Kapayai

Banyak pihak memberikan kecaman keras terhadap aksi brutal KST Papua dengan melakukan pembantaian pada para warga sipil pendulang emas sehingga menimbulkan rasa takut serta trauma yang berkepanjangan dari masyarakat di Bumi Cenderawasih.

Tokoh Adat Papua, Herman Albert Yoku mengecam keras tindakan dari Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di sejumlah wilayah di Bumi Cenderawasih belakangan ini yang terus saja terjadi. Menurutnya, seluruh aksi yang dilakukan oleh gerombolan separatis itu merupakan sebuah tindakan yang masuk ke dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang KST Papua selama ini sudah sangat banyak melakukan berbagai macam pelanggaran HAM berat dengan membunuh masyarakat sipil yang sama sekali tidak berdosa. Bahkan dalil yang mereka miliki dalam berbagai macam tindakan pelanggaran HAM tersebut adalah seolah mereka sedang terus memperjuangkan kemerdekaan bagi Papua.

Padahal dengan sangat tegas, Tokoh Adat Papua itu sendiri mengungkapkan bahwa tidak semua orang Papua ingin merdeka sebagaimana ‘kemerdekaan’ yang dikemukakan oleh pihak Kelompok Separatis dan Teroris tersebut. Melainkan justru hanya sebagian kecil orang saja, dan juga disertai dengan adanya kepentingan pribadi serta mereka terus saga menggunakan beberapa simbol Ppua Merdeka sebagai alat untuk melawan pemerintah hingga seolah-olah masyarakat Papua yang ingin merdeka, padahal sama sekali tidak demikian.

Sebaliknya, daripada menuntut akan ‘kemerdekaan’ seperti yang terus digaungkan oleh KST Papua tersebut, namun masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri terus ingin hidup dengan sangat damai bersama di pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga sama sekali tidak ada satu pun masyarakat di provinsi paling Timur Tanah Air itu yang menginginkan adanya kekerasan sebagaimana dilakukan oleh gerombolan kelompok makar tersebut.

Herman Albert Yoku kemudian memiliki harapan agar pihak KST Papua bisa segera menghentikan seluruh aksi kekerasan mereka yang selama ini terus digencarkan, karena justru perjuangan yang mereka gaungkan selama ini merupakan hal yang sangat percuma lantaran justru diwarnai dengan beragam aksi pelanggaran HAM berat dengan membunuh sesama masyarakat sipil orang asli Papua (OAP) sendiri. Maka dari itu, selaku Tokoh Adat, dirinya meminta kepada semua pihak dan elemen masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk terus menjaga kondusifitas di Tanah Papua, guna mampu mewujudkan Papua lebih damai dan sejahtera ke depannya.

Kecaman bukan hanya itu, namun juga datang dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kaskogabwilhan) III, Marsma Tentara Nasional Indonesia (TNI), Deni Hasoloan Simanjuntak turut memberikan kecaman yang sangat kras kepada bagaimana aksi penyerangan yang dilakukan oleh KST Papua terhadap para pendulang emas di Kali El Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Aksi yang sangat brutal dilakukan oleh gerombolan teroris Papua itu juga telah sangat menimbulkan rasa ketakutan hingga trauma bagi seluruh masyarakat di Tanah Papua. Tindakan yang dilancarkan oleh KST tidak ubahnya seperti seorang teroris yang membuat keamanan serta stabilitas wilayah terganggu, yang mana jelas juga akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.

Pasalnya, ketika gangguan serta aksi kekerasan terus dilancarkan oleh kelompok separatis dan teroris itu, maka sudah sangat jelas bahwa bagaimana upaya yang selama ini digencarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) demi bisa mengatasi kesenjangan dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua akan sangat terganggu dan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Sehingga, ketika KST Papua terus melancarkan aksi mereka, tentu saja kesejahteraan dari masyarakat Papua sendiri akan terancam sehingga akan lebih jauh dari cita-cita mewujudkan Tanah Papua menjadi lebih maju dan unggul dari sebelumnya. Klaim dari kelompok separatis itu yang seolah mereka ingin ‘kemerdekaan’ demi kebaikan warga, seluruhnya merupakan klaim dan omong kosong belaka.

Untuk saat ini, aparat keamanan dari jajaran tim gabungan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah berhasil mengevakuasi sebanyak 27 penambang yang sempat menyelamatkan diri. Kemudian dari aksi penyerangan KST Papua itu, sebanyak 7 orang meninggal dunia dan 20 lainnya berhasil selamat. Terdapat juga beberapa yang mengalami luka ringan, dengan rincian sebanyak 18 orang pada evakuasi tahap pertama dan selanjutnya berhasil dievakuasi sebanyak 9 orang.

Mirisnya bahwa korban pembantaian itu seluruhnya merupakan masyarakat sipil biasa yang sama sekali tidak bersalah dan bukanlah dari phak intelijen sebagaimana yang dituduhkan oleh KST Papua.

Rasa takut dan juga trauma dari seluruh masyarakat di Papua sampai saat ini masih terus menyelimuti mereka lantaran banyaknya aksi yang terus saja digencarkan oleh KST. Justru belakangan mereka kembali melancarkan aksi yang sangat biadab lagi, yakni dengan melakukan pembantaian terhadap para warga sipil pendulang emas sudah barang tentu banyak sekali kecaman luar biasa pantas disematkan pada aksi biadab itu.

)* Mahasiswa Papua tinggal di Kupan

Post Comment