AMANAH Menjadi Fasilitator Utama dalam Pengembangan Potensi Pemuda di Aceh
AMANAH Menjadi Fasilitator Utama dalam Pengembangan Potensi Pemuda di Aceh
Oleh: Cut Keumala
Generasi muda merupakan aset berharga bagi setiap masyarakat dan negara. Generasi muda adalah penerus estafet kepemimpinan, inovator masa depan, dan agen perubahan sosial. Mengembangkan potensi anak muda bukan hanya penting, tetapi inti dari kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Pengembangan potensi anak muda memainkan peran kunci dalam membentuk pemimpin masa depan. Generasi muda yang diberikan pendidikan dan pelatihan yang tepat akan lebih siap menghadapi tantangan dan memimpin dengan integritas dan visi. Melalui pelatihan kepemimpinan dan keterampilan manajerial, mereka dapat mempersiapkan diri untuk mengambil peran penting dalam berbagai sektor, dari politik hingga bisnis, dan membentuk arah masa depan masyarakat.
Dilandasi hal ini, Presiden Joko Widodo mendirikan program unggul melalui Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) yang bertujuan sebagai fasilisator utama dalam pengembangan potensi sebanyak mungkin generasi muda di Aceh dalam berbagai bidang mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, seni budaya, teknologi sampai enterpreneurship / Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
AMANAH ada untuk menjadi wadah dalam mencari juga mengembangkan potensi-potensi berkualitas yang di Tanah Aceh. Memberdayakan semua sumber baik sumber daya manusia (SDM) juga sumber daya alam (SDA) yang akan dikelola untuk kemajuan rakyat Aceh pada khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sebagai fasilisator utama dalam membangun potensi generasi muda, AMANAH menyediakan program pelatihan dan workshop untuk membantu anak muda Aceh mengembangkan keterampilan di berbagai bidang, mulai dari kerajinan tradisional, pertanian berkelanjutan, hingga teknologi digital. AMANAH berkolaborasi dengan para ahli dan praktisi di masing-masing bidang untuk memberikan pembelajaran yang berharga.
Salah satunya, AMANAH mengadakan pelatihan di bidang fashion yang fokus pada teknik bordir. Pelatihan berlangsung di Yuyun Bordir di Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan berbagai teknik bordir. Mulai dari cara membordir, memodifikasi motif, menggambar motif di kain, hingga pengenalan motif-motif daerah. Hal ini untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi anak muda Aceh dalam menciptakan pola bordir baru.
Pembimbing pelatihan, Yuyun, mengatakan pelatihan ini akan menjadi jembatan bagi anak muda Aceh untuk mengembangkan potensi mereka dalam berbagai bidang, termasuk seni bordir yang kreatif dan inovatif. Terlebih memberikan peluang usaha baru untuk anak muda Aceh. Yuyun juga menambahkan jika program yang dilaksanakan oleh AMANAH sangat luar biasa karena dapat membantu pengrajin Aceh, pengusaha, terutama anak muda untuk membuat motif baru yang dikolaborasi dengan motif lama agar menjadi lebih stylish sehingga pemasaran UMKM bordir bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Selain itu, AMANAH juga melaksanakan pelatihan bagi penyandang disabilitas sebagai pramusaji (waiter-waitress) di cafe atau restoran. Mereka mendapatkan pengetahuan mengenai standar operasional prosedur (SOP) dalam hal pelayanan di cafe atau restoran. Penyampaian materi dari para mentor ahli dibantu dengan penerjemah bahasa isyarat sehingga mudah ditangkap para peserta. Rangkaian kegiatan juga diselingi games yang interaktif sehingga para peserta tidak bosan. Tidak hanya mengembangkan potensi para penyandang disabilitas, program talent class yang dilaksanakan oleh AMANAH ini juga bisa membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran di Aceh.
Kepala Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh, Rahmad Faisal mengatakan, pelatihan bagi penyandang disabilitas sebagai pramusaji ini luar biasa karena semua peserta diposisikan setara. Menurut Rahmad, para penyandang disabilitas memerlukan perhatian dari semua pihak. Hal itu sesuai amanat undang-undang yang menyatakan, mereka berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang layak. Untuk itu, lanjut Rahmad, kelompok disabilitas harus memiliki kemampuan setara sesuai dengan kebutuhan di perusahaan-perusahaan.
Untuk itu, Rahmad sangat mengapresiasi AMANAH yang mempunyai ide untuk teman-teman tuli ini agar mereka nanti ke depannya bisa lebih survive dengan kehidupan mereka masing-masing karena bisa bekerja dan memiliki keahlian sebagai pramusaji. Rahmad berharap kegiatan tersebut berhasil diikuti para peserta dengan baik. Lebih dari itu, ia mengakui materi pelatihan kali ini merupakan hal yang baru dilakukan di Banda Aceh bahkan untuk Provinsi Aceh secara keseluruhan.
Untuk menunjang agar AMANAH dapat terus menjadi fasilisator utama dalam pengembangan potensi generasi muda di Aceh, Pemerintah yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) membangun Gedung pusat kreatif AMANAH di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar. Dengan pembanguna Gedung ini nantinya para anak muda Aceh akan banyak mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemandirian, kompetensi dan profesionalismenya menjadi pelaku wirausaha muda.
Melalui sarana dan prasarana yang telah dibangun berupa Gedung AMANAH, diharapkan Program AMANAH bisa terwujud dengan baik. Pengembangan juga pemberdayaan potensi yang ada akan semakin meluas, sehingga SDM pun ikut maju dan semakin kreatif dalam berkreasi. Semakin berinovasi dengan hal-hal baru yang akan membuat sebuah perubahan besar yang akan berdampak ke semua sektor baik perekonomian, digitalisasi, tekhnologi juga sosial dan lingkungan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Universitas Samudra
Post Comment