Aparat Keamanan Berkomitmen Lindungi Masyarakat dari Ancaman KST
Aparat Keamanan Berkomitmen Lindungi Masyarakat dari Ancaman KST
Oleh : Marcellino Angel Krey
Aparat keamanan berkomitmen untuk terus melindungi para pekerja proyek yang berada di Pedalaman Papua yang dianggap rawan dari ancaman atau gangguan Kelompok Separatis dan Teroris (KST). Dengan meningkatkan keamanan dan pengawalan, gabungan TNI-Polri secara terbuka menerima laporan apapun yang berkaitan dengan keamanan dan kesejahteraan pekerja proyek, khususnya apabila terdapat tanda-tanda KST.
Ancaman dan gangguan dari KST Papua memang sangat perlu diwaspadai. Sebab, bentuk gangguan serta ancaman yang diberikan dapat melukai seseorang, apalagi mereka yang tidak bersalah seperti para pekerja proyek maupun masyarakat setempat yang tidak memiliki kepentingan apapun.
Bukan KST namanya bila tidak mengganggu masyarakat yang tidak tahu menahu atau tidak bersalah. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat, terlebih para pekerja proyek pembangunan Papua perlu mengantisipasi diri jika terdapat tanda-tanda kehadiran KST. Mereka bisa langsung lapor ke aparat keamanan setempat untuk ditindaklanjuti. Pasalnya, aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri sendiri sudah berkomitmen kuat untuk melindungi mereka-mereka yang bekerja demi membangun Tanah Papua.
KST yang memiliki ideologi diluar Pancasila itu seharusnya menyadari bahwa saat ini Pemerintah RI sangat fokus untuk pembangunan di Bumi Cendrawasih agar mereka dapat merasakan seperti di Pulau Jawa. Pembangunan tersebut nantinya juga akan bermanfaat bagi masyarakat Papua, mereka dalat menikmati berbagai macam fasilitas umum, seperti jalan tol dan juga infrastruktur lainnya.
Kendati demikian, KST harus menyadari juga bahwa tindakan mereka justru menghambat pembangunan Papua. Seharusnya, mereka turut melindungi para pekerja disana, menghargai kerja keras, sehingga menghasilkan yang terbaik. Bukan malah meneror, mengganggu, bahkan mengancam para pekerja disana. Padahal, di sisi lain, putra-putri Papua juga ingin merasakan fasilitas dan kesejahteraan yang selama ini mereka rindukan.
Berbicara mengenai komitmen aparat keamanan untuk melindungi para pekerja, memang terdapat wilayah yang terpencil dan perlu diperhatikan. Kasatgas Ops Damai Cartenz 2023, Kombes Faisal Ramadhani mengatakan kepada pemerintah daerah (pemda) agar kooperatif dan memberitahukan kepada masyarakat bahwa sedang ada pembangunan di daerah terpencil Papua.
Memang selama tahun 2023 sering terjadi penyerangan terhadap para pekerja proyek pembangunan di beberapa wilayah di Bumi Cenderawasih, yang dilakukan oleh KST Papua. Bahkan sudah banyak korban atas kekejaman serta kebiadaban yang dilancarkan oleh gerombolan separatis itu, baik mereka yang mengalami luka berat hingga luka ringan termasuk mereka yang meninggal dunia, seluruhnya tentu menjadi perhatian khusus aparat keamanan.
Beberapa waktu yang lalu, aparat keamanan dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile Yonif Raider 300 / Bjw menindak dengan sangat tegas gerombolan teroris dari Bumi Cenderawasih tersebut dengan menembak mati satu anggota mereka yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap pekerja proyek pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Puncak, Papua Pegunungan.
Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kaskogabwilhan) III Marsekal Pertama (Marsma) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Deni Hasoloan Simanjuntak menjelaskan bahwa pertamanya aparat keamanan melakukan aksi pengejaran terlebih dahulu, kemudian dalam aksi pengejaran kepada KST Papua itu berujung pada upaya tindak tegas.
Seluruhnya bermula ketika pihaknya mendapatkan laporan dari Pos Bandara Ilaga bahwa terdapat sebanyak enam orang yang dicurigai merupakan anggota KST Papua. Keenam orang itu dicurigai lantaran mereka membawa satu senjata laras panjang dan juga dua senjata laras pendek berjenis pistol.
Setelah adanya pelaporan, kemudian tim langsung bergegas untuk memastikan hal tersebut dengan melakukan pemantauan, namun dalam pemantauan yang dilakukan tersebut, justru aparat keamanan dari tim gabungan mendapati sebanyak 12 orang anggota KST yang membawa senjata api (senpi), panah hingga senjata tajam (sajam).
Sebenarnya setelah melihat adanya anggota KST Papua, aparat keamanan tindak langsung lantas melakukan penembakan. Melainkan mereka melakukan tembakan peringatan terlebih dahulu. Akan tetapi nyatanya peringatan yang sudah diberikan itu sama sekali tidak diindahkan oleh mereka dan mereka mencoba melarikan diri. Alih-alih diperhatikan, namun peringatan yang dilakukan justru malah dibalas dengan aksi tembakan ke arah petugas.
Semua langkah hingga tindak tegas yang telah dilakukan oleh aparat keamanan untuk menghukum KST Papua merupakan tindakan yang sangat tepat, pasalnya masyarakat orang asli Papua (OAP) sendiri menilai bahwa dengan kehadiran gerombolan separatis itu justru sangat menghambat upaya percepatan pembangunan yang digencarkan oleh pemerintah selama ini.
Banyak sekali diantara kekejian yang terus dilancarkan oleh KST Papua selama ini dan sangatlah mengganggu kenyamanan warga masyarakat Bumi Cenderawasih. Untungnya dengan komitmen yang sangat kuat dimiliki oleh aparat keamanan dari personel gabungan mampu semakin meningkatkan perlindungan kepada para pekerja proyek, khususnya di pedalaman Papua sehingga mereka sudah tidak perlu terlalu takut akan adanya ancaman KST Papua.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Kalimanta
Post Comment