Aparat Keamanan Gandeng Kepala Daerah Bebaskan Pilot Susi Air

Aparat Keamanan Gandeng Kepala Daerah Bebaskan Pilot Susi Air

Oleh : Alfred Jigibalom

Aparat keamanan terus menggandeng kepala daerah di Papua untuk bisa turut serta, aktif dan memiliki andil dalam upaya pembebasan pilot Susi Air yang ditawan oleh gerombolan teroris sejak bulan Februari 2023 lalu. Segala hal telah dilakukan, utamanya diskusi dan dialog hingga negosiasi, seluruhnya bertujuan agar jangan sampai proses penyelamatan ini justru memakan jatuhnya korban.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol), Mathius D Fakhiri meminta kepada penjabat (Pj) Bupati Nduga untuk bisa terus turut serta dan berperan aktif dalam membantu upaya pembebasan sandera, yakni Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens dari tawanan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh Pj Bupati Nduga yang baru saja dilantik tersebut dalam upaya mereka berperan aktif demi bisa bekerja sama dan berintegrasi dengan para aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

Dimana diharapkan mereka dapat membangun sebuah komunikasi secara aktif agar kelompok pimpinan Egianus Kogoya tersebut tidak lagi bisa menuntut banyak hal kepada negara.

Maka dari itu, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan juga terus mendorong agar penjabat Bupati di Nduga tersebut untuk bisa membantu upaya pembebasan pilot Susi Air bernama Philip Mark Mehrtens, yang merupakan seorang pria berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Tidak hanya sampai di sana, namun upaya mengevakuasi dan menyelamatkan sandera dari tawanan KST Papua tersebut juga sudah dilakukan oleh berbagai pihak lainnya yang turut serta membantu, dengan menggunakan banyak cara pendekatan seperti melalui tokoh masyarakat, tokoh agama bahkan oleh pihak keluarga Egianus sendiri.
Harapan besar agar setelah berbagai langkah telah dilakukan kepada Egianus Kogoya tersebut, dirinya bisa berubah sikap sehingga mau menyerahkan sandera ke aparat keamanan.
Selain itu, pihak aparat keamanan dari personel gabungan pun mengaku terus melakukan berbagai macam langkah dan upaya komunikasi dengan banyak pihak lain agar segera ditemukan sebuah jalan keluar yang terbaik untuk bisa duduk secara bersama-sama dan mampu menyelesaikan segala tuntutan serta harapan masyarakat, yakni pembebasan pilot Susi Air bisa berjalan dengan lancar dan jangan sampai adanya jatuh korban dari pihak manapun, termasuk masyarakat sipil sendiri dan aparat keamanan.
Bahkan, sebenarnya Pemerintah Republik Indonesia (RI) pun juga akan bersedia menuruti kehendak yang disampaikan oleh Egianus Kogoya selaku pimpinan KST Papua agar memang sandera yang dibawanya bisa dibebaskan dengan selamat, namun terdapat sebuah catatan yang sangat penting, yakni selama semua tuntutan itu tidak sampai keluar dari konteks sebuah negara dan tidak sampai memaksakan kehendak.
Komitmen sangat kuat disampaikan oleh seluruh aparat keamanan dari personel gabungan TNI, Polri dan BIN dengan usaha yang semaksimal mungkin dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, kemudian pihak gerombolan separatis itu bisa menyerahkan sandera Philip Mark Mehrtens yang sudah mereka tawan sejak tanggal 7 Februari 2023 lalu di Paro.
Seperti diketahui bahwa sempat ada sebuah ultimatum yang dikeluarkan oleh Egianus Kogoya, bahkan dirinya akan melakukan pembunuhan kepada sandera pada tanggal 1 Juli 2023 lalu. Sehingga, adanya ultimatum tersebut kemudian langsung direspon dengan sangat cepat oleh aparat keamanan yang menyatakan bahwa mereka tetap akan terus membangun terjalinnya komunikasi dengan pihak keluarga Egianus agar bisa menahan emosi mereka dan juga bisa saling kembali berkomunikasi dengan baik.
Lebih lanjut, untuk bisa mengantisipasi dan menghindari ataupun meminimalisasi hal yang tidak diinginkan seperti adanya kontak senjata atau misalnya pihak KST Papua justru melakukan hal-hal yang nekat dengan langsung menghabisi nyawa dari pilot Susi Air tersebut, maka tidak dilakukan penambahan jumlah pasukan dalam upaya pembebasan warga negara Selandia Baru itu.
Sementara itu, pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Papua juga akan terus meningkatkan upaya negosiasi mereka dengan KST di Bumi Cenderawasih tersebut dan terus meminta agar kelompok pimpinan Egianus Kogoya itu bisa melakukan pembebasan kepada Philip Mark Mehrtens yang disandera setelah pesawat yang dia bawa kemudian dibakar.
Koordinasi sendiri sampai saat ini terus dilakukan dengan melibatkan banyak sekali pihak tersebut diantaranya Polda Papua, Pemerintah Daerah setempat, termasuk juga Bupati Nduga hingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk semakin mengupayakan adanya komunikasi, dialog dan negosiasi yang baik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang upaya untuk bisa menyelamatkan dan membebaskan pilot Susi Air dari tangan KST Papua itu merupakan sebuah hal yang sangat kompleks. Maka dari itu, tidak mungkin bisa upaya tersebut jika misalnya hanya dilakukan oleh beberapa kelompok saja, sehingga sangat penting adanya kesatuan dan integrasi yang baik. Pihak aparat keamanan pun terus memaksimalkan segala daya upayanya termasuk menggandeng para kepala daerah di Bumi Cenderawasih.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bali

Post Comment