Aparat Keamanan Tindak Tegas Kelompok Separatis Teroris di Papua

Aparat Keamanan Tindak Tegas Kelompok Separatis Teroris di Papua

Oleh : Loa Murib

Papua merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman budaya dan alam. Namun, semuanya tersebut mendapatkan gangguan yang kompleks dari Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP). Namun, upaya keras dari aparat keamanan, didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat Papua, kini menunjukkan tindakan tegas untuk memberantas KST yang meresahkan.

Pada Minggu, 21 Januari 2024, aparat gabungan TNI-Polri melakukan tindakan tegas terhadap anggota KST Papua di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Dengan mengambil langkah proaktif, mereka berhasil menghentikan aksi KST yang membawa senjata laras panjang di kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa. Kontak tembak tak terhindarkan, dan satu anggota KST bernama Yusak Sondegau tewas dalam insiden tersebut.

Tindakan keras ini mendapatkan dukungan yang kuat dari tokoh masyarakat Papua, seperti Yonas Alfons Nusy. Yonas menegaskan bahwa KST Papua bukanlah representasi dari perjuangan, melainkan hanya tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia. Ancaman, teror, penyanderaan, dan kekerasan yang dilakukan oleh KST Papua hanya menciptakan ketakutan dan kekacauan di tengah masyarakat Papua.

Dalam keterangannya, Yonas juga menyoroti bahwa KST Papua tidak hanya melakukan kejahatan, tetapi juga menyebarkan kebohongan. Mereka menggunakan retorika perjuangan tanpa hasil nyata, hanya menciptakan pemberontakan yang tidak produktif dan menghambat pembangunan serta perkembangan positif di Papua.
Selain itu, Pada Sabtu, 3 Februari 2024, saat aparat keamanan TNI-Polri sedang melakukan patroli gabungan, mereka mendapat laporan bahwa Puskesmas Omukia di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, telah menjadi sasaran pembakaran oleh kelompok KST Papua wilayah Kepala Air. Tanpa ragu, aparat segera merespons laporan tersebut dengan melakukan pengecekan di lokasi.

Namun, apa yang seharusnya menjadi tugas rutin untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat berubah menjadi situasi yang mengancam nyawa. Suara tembakan terdengar, dan kontak tembak antara aparat keamanan TNI-Polri dengan KST Papua wilayah Kepala Air tak dapat dihindarkan. Dalam kejadian ini, satu anggota KST Papua, Warinus Murib, tewas, sementara dua lainnya terluka.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Bayu Suseno, menyampaikan bahwa selama pengejaran, aparat berhasil mengamankan tiga anggota KST beserta barang bukti berharga, termasuk senjata api dan amunisi. Namun, keberhasilan ini tidak serta merta membuat KST menyerah. Beberapa jam setelah kejadian, KST kembali melakukan aksi pembakaran, kali ini di gedung puskesmas di Erobaga.

Tindakan tegas yang dilakukan aparat keamanan TNI-Polri ini juga diperkuat dengan komitmen yang kuat untuk terus mengejar KST Papua yang melakukan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk pembakaran fasilitas kesehatan yang sangat vital. Kombes Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz (Ka Ops), menegaskan bahwa pengejaran terhadap KST Papua akan terus dilakukan.

Faizal juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam memberikan informasi yang dapat membantu aparat keamanan dalam menangani KST Papua. Kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat sangatlah penting dalam memastikan keamanan dan kesejahteraan bersama.

Dengan langkah tegas dan komitmen yang kuat, aparat keamanan TNI-Polri telah menunjukkan bahwa mereka siap bertindak untuk melindungi masyarakat dari ancaman KST Papua. Semoga upaya ini dapat membawa Papua menuju masa depan yang lebih aman, damai, dan sejahtera bagi semua warga.
Dukungan dari tokoh masyarakat Papua seperti Yonas Alfons Nusy menunjukkan bahwa persatuan dan kerjasama dalam mengatasi ancaman KST Papua sangatlah penting. Mereka menekankan perlunya penolakan terhadap KST Papua dan memainkan peran kunci dalam mendorong terwujudnya Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya.

Lebih lanjut, Yonas menyatakan bahwa masyarakat Papua telah menyadari bahwa keberadaan KST menghambat pembangunan dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi kehidupan sehari-hari. Suara penolakan terhadap KST Papua mencerminkan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Tokoh Agama Papua, Pdt. Dr. Yones Wenda, S.Th., M.Th., selaku Sekretaris Sinode Gereja Kemah Injil Masehi Kingmi Indonesia di Tanah Papua, mengapresiasi TNI-Polri, Satgas Ops Damai-2023 yang telah mengamankan situasi di Papua sepanjang Tahun 2023 dari Aksi KST Papua Papua yang selalu saja mengganggu stabilitas keamanan di Papua selama ini.

Ia berharap agar di Tahun 2024 mendatang, Satgas Ops Damai Cartenz dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah sebagai wakil-Nya di bumi ini dapat memberikan tindakan hukum yang tegas dan terukur kepada kelompok-kelompok kriminal di Papua yang melakukan tindakan melawan hukum sehingga mereka dapat dihukum sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Komitmen aparat keamanan dalam memerangi KST Papua menjadi kunci dalam menciptakan kondisi yang aman, stabil, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Papua. Langkah-langkah konkret, seperti pengejaran aktif, peningkatan kekuatan operasional, dan kebijakan relokasi pos pengamanan, menunjukkan tekad untuk memberantas ancaman yang muncul.

Dengan demikian, tindakan tegas dari aparat keamanan yang didukung oleh kesadaran dan dukungan masyarakat Papua merupakan langkah penting dalam memastikan keamanan dan kemajuan di Papua. Melalui kerjasama yang erat antara aparat keamanan dan masyarakat, kita dapat membangun Papua yang damai, harmonis, dan sejahtera bagi semua penduduknya.

*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Surabaya

Post Comment