Apresiasi Aparat Keamanan Sergap Lokasi Persembunyian OPM di Maybrat

Apresiasi Aparat Keamanan Sergap Lokasi Persembunyian OPM di Maybrat

Oleh : Serlina Wayar

Aparat keamanan berhasil menyergap lokasi persembunyian Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Maybrat setelah sebelumnya sempat melakukan aksi baku tembak.

Keberhasilan aparat keamanan dalam menguasai markas OPM di Maybrat tersebut tentunya menunjukkan satu dari sekian banyak prestasi penegakan keamanan di Indonesia, yang menjadikan seluruh aparat tetap menindak tegas siapapun pihak yang berusaha untuk terus merongrong dan merusak stabilitas bangsa.

Dengan adanya tindak tegas kepada siapapun yang merusak tatanan keamanan di Indonesia, maka akan menjadikan bangsa ini tetap dalam kondisi yang aman dan kondusif, tidak terkecuali pula di Provinsi paling Timur Tanah Air, yakni Papua.

Penguasaan kepada gubuk yang menjadi markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu berlangsung oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Yudha Sakti Batalyon Infanteri (Yonif) 133/YS.

Mereka mampu merebut dan menguasai tempat persembunyian kelompok separatis yang selama ini terus membahayakan serta mengancam stabilitas negeri di hutan Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.

Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu tanggal 19 Mei 2024 lalu, pada saat pasukan Yudha Sakti menggelar patroli, namun ternyata di tengah keberlangsungan patroli itu, aparat keamanan sempat mendapatkan serangan berupa tembakan dari arah hutan.

Sontak, mengetahui dan mendengar adanya suara tembakan dari arah hutan, maka aparat keamanan kemudian mengindikasikan bahwa di area sana terdapat keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Setelah mensinyalir adanya keberadaam gerombolan teroris tersebut di wilayah sekitar mereka menjalankan patroli, kemudian Komandan Satuan Tugas (Satgas) Yonif 133/YS, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Andhika Ganessakti menyampaikan bahwa anggotanya langsung melakukan pengejaran serta adanya kontak tembak.

Seusai pengejaran dengan kontak tembak tersebut berlangsung, kemudian aparat keamanan berhasil menguasai dan menduduki tempat persembunyian OPM tersebut dan menemukan pula berbagai macam barang bukti.

Dalam upaya pengejaran itu, aparat keamanan sempat menemukan sejumlah atribut dan juga alat tajam berupa dua unit handphone android, tidak hanya itu, namun ada juga lima unit handphone poliponik, satu baju bergambarkan free west Papua, ada satu HT, sekotak amunisi untuk senjata berupa senapan angin dan lima buku bertuliskan mantra.

Bukan hanya itu, ternyata aparat keamanan juga menemukan barang bukti lain seperti sebuah charger HP, empat senter, dua topi, tiga gelang bergambarkan free west Papua, terdapat sebuah bendera dengan gambar yang sama, kemudian ada dua baju loreng, puluhan anak panah, dua solar cell, sekotak kawat las hingga alat-alat masak dan bahan makanan.

Ketika aparat keamanan berhasil menduduki dan menguasai markas OPM di dalam hutan itu, kemudian pasukan Yudha Sakti terus melakukan penjagaan di wilayah Distrik Aifat Raya dan terus melancarkan berbagai langkah proaktif demi mengamankan wilayah setempat dari berbagai ancaman gangguan gerombolan teroris tersebut.

Salah satu upaya untuk terus menjaga kondusivitas dan kedamaian Papua dari aparat keamanan, yakni terus berlangsungnya patroli bahkan hingga ke setiap jengkal tanah di Maybrat.

Adanya peningkatan intensitan aparat keamanan untuk melakukan patroli terjadi setelah memang beberapa kali pihak OPM terus melancarkan aksi serangan mereka, utamanya di wilayah Distrik Aifat Raya, Maybrat.

Maka dari itu, pihak TNI terus berusaha untuk memastikan bahwa mereka akan terus menjaga keamanan di seluruh wilayah Bumi Cenderawasih dengan sangat serius serta mampu menindak sangat tegas bagaimanapun dan apapun tindakan Organisasi Papua Merdeka.

Sementara itu, pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting mengatakan bahwa banyak dari berbagai macam aksi sangat ofensif OPM, selalu mereka akhiri dengan upaya untuk melarikan diri ke dalam hutan maupun gunung.

Hal tersebut sebenarnya memang merupakan taktik dan teknik perang gerilya sehingga semakin membuat aparat keamanan sulit melakukan pengejaran kepada gerombolan separatis musuh negara tersebut.

Belum lagi, jika misalnya mereka menggunakan cara dengan mencairkan diri ke dalam dan di tengah masyarakat kampung. Oleh karenanya beragam tindakan keji dan biadab OPM sudah sama sekali tidak bisa mendapatkan toleransi lagi.

Terlebih, juga sudah sangat jelas mereka merupakan kelompok bersenjata dari gerakan separatis yang bertujuan yakni ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mana apabila mendapatkan pembiaran atau tidak segera mengalami tindak tegas, tentu hal tersebut akan terus menjadi ancaman konsepsional yang sangat membahayakan keutuhan serta kedaulatan negara.

Pengamat mengaku sangat setuju dan menilai terdapat keberanian luar biasa dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang menggunakan terminologi OPM pada gerombolan tersebut, karena memang sudah sepantasnya mereka mendapatkan tindakan sangat tegas.

Apresiasi sangat tinggi kepada aparat keamanan yang berhasil menindak dengan sangat tegas, yakni menyergap dan menguasai serta menduduki markas atau tempat persembunyian Organisasi Papua Merdeka di dalam hutan di wilayah Maybrat.

*) Mahasiswa Hukum Universitas Cenderawasih (Uncen)

Post Comment