Apresiasi Sekolah Anti Hoaks Bawaslu Cegah Kabar Bohong Jelang Pemilu
Apresiasi Sekolah Anti Hoaks Bawaslu Cegah Kabar Bohong Jelang Pemilu
Oleh : Galang Faizan Akbar
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) meresmikan Sekolah Anti Hoaks dalam rangka menggencarkan perlawanan dan memerangi penyebaran berita bohong soal Pemilu yang terus saja beredar di banyak media sosial dan tentunya akan sangat membahayakan bagi masyarakat sendiri apabila peredaran disinformasi tersebut terus dibiarkan begitu saja.
Anggota Bawaslu, Lolly Shuenty meresmikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Makassar sebagai Sekolah Anti Hoaks yang pertama. Di hadapan siswa sekolah tersebut, Lolly menyatakan sangat bangga atas semangat yang tinggi dimiliki oleh para pemilih pemula itu dalam berperan aktif turut serta melakukan pengawasan terhadap seluruh proses berjalannya rangkaian Pemilu 2024 mendatang.
Tentu saja apresiasi sangat besar patut diberikan kepada MAN 2 yang menjadi sekolah pertama dengan komitmen kuat mereka untuk turut menangkal berita bohong atau penyebaran hoaks, baik itu dari seluruh murid hingga guru yang berada di sana.
Harapan besar terhadap adanya contoh yang sangat baik itu dapat menjadi sebuah langkah yang mampu diikuti oleh berbagai macam institusi pendidikan lainnya termasuk di tingkat sekolah menengah atas di seluruh Tanah Air. Dengan adanya peresmian Sekolah Anti Hoaks di Makassar itu patut menjadi contoh bagi sekolah lainnya untuk terus meningkatkan partisipasi aktif warga negara, khususnya para pemilih pemula dalam Pemilu mendatang.
Bukan hanya di Makassar saja, semangat yang dimiliki oleh para generasi muda penerus bangsa dan juga para pemilih pemula sangat tinggi dirasakan di Kabupaten Bojonegoro. Puluhan pelajar tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah tersebut memiliki komitmen sangat kuat untuk menolak adanya penyebaran hoaks atau berita palsu menjelang pesta demokrasi.
Seluruh siswa mengikuti kegiatan Festival Pelajar Anti Hoaks untuk bisa mendapatkan pembekalan mengenai bagaimana langkah dan strategi dalam menghadapi adanya penyebaran berita palsu di media sosial yang belakangan ini banyak terjadi, khususnya dengan semakin dekatnya Pemilu.
Ketua Forum Jurnalis Televisi Bojonegoro (FJTB), Bambang Yulianto mengatakan bahwa kegiatan itu memang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para pelajar mengenai bagaimana keamanan di dunia digital serta bagaimana bahayanya ancaman hoaks yang tersebar di banyak media sosial, terutama pada saat tahun politik seperti sekarang ini.
Banyak pihak sangat menginginkan agar para siswa yang merupakan pemilih pemula itu mampu memiliki bekal yang cukup dalam rangka menangkal dan memerangi adanya bahaya hoaks dan juga mereka mampu turut berperan aktif dalam memperkuat sistem keamanan digital.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto menyambut dengan sangat baik adanya program yang dilakukan oleh para jurnalis televisi yang tergabung dalam FJTB. Pasalnya. Menurutnya ancaman bahaya berita bohong atau hoaks merupakan tanggung jawab bersama dari semua pihak, termasuk para pegiat media massa.
Jika berbicara mengenai penyebaran hoaks, hal itu bisa dikatakan tidak akan pernah hilang dan akan terus ada, terlebih dalam momentum menjelang Pemilu 2024 seperti saat ini. Maka dari itu, berbagai macam kegiatan penyuluhan atau pelatihan kepada para pemilih pemula dalam menangkal hoaks sebaiknya terus dilakukan.
Di sisi lain, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah juga mengatakan bahwa adanya penyebaran berita bohong atau hoaks itu sangatlah membahayakan bagi semua pihak. Sehingga baginya memang sangat diperlukan adanya sosialisasi kepada seluruh pelajar atau pemilih pemula mengenai hoaks tersebut.
Para pelajar yang juga merupakan generasi muda penerus bangsa itu mampu menjadi kader atau duta untuk semakin memperkenalkan kepada khalayak luas bahwa berita bohong atau palsu tersebut memang sangatlah membahayakan, terlebih jika momentumnya menjelang Pemilu seperti sekarang ini.
Sebenarnya jika terjadi perbedaan pendapat atau perbedaan pilihan diantara masyarakat terkait dengan pandangan politik merupakan hal yang sangat lumrah dan hendaknya bisa disikapi dengan wajar. Terlebih memang bangsa Indonesia ini merupakan sebuah negara yang sangat menjunjung tinggi asa demokrasi dalam menjalankan pemerintahannya. Untuk itu, terjadi perbedaan namun jangan sampai kemudian menghujat atau bahkan kemudian menyebarkan hoaks hanya demi menjatuhkan lawan politiknya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring menambahkan bahwa tujuan dari dilakukannya deklarasi anti hoaks para pelajar di Bengkulu karena pada tahun 2024 sudah memasuki puncak Pemilu, yang mana jelas akan semakin banyak ancaman dari berita bohong bertebaran. Maka dari itu, kegiatan tersebut menjadikan kaum milenial untuk tidak mudah terbawa arus dalam berita hoaks.
Upaya untuk memerangi adanya penyebaran berita bohong menjadi hal yang sangat penting, utamanya di kalangan para pelajar yang merupakan para pemilih pemula. Sehingga Bawaslu meresmikan sekolah anti hoaks yeng bertujuan untuk menjadikan para generasi muda tersebut lebih teredukasi dengan baik soal Pemilu dan politik.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institut
Post Comment