Berkat Upaya Stabilisasi Pemerintah, Harga Beras Medium Turun

Berkat Upaya Stabilisasi Pemerintah, Harga Beras Medium Turun

Oleh : Shenna Aprilya Zahra

Berkat segala daya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk melakukan stabilisasi pada harga beras di pasaran, kemudian upaya tersebut pada akhirnya telah membuahkan hasil, yang mana harga beras dengan kualitas medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta mengalami penurunan hingga sebanyak 11 persen.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir langsung bergerak dengan sangat cepat untuk menjalankah perintah dan instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan berbagai macam upaya mengenai stabilisasi harga beras bisa berjalan dengan sangat optimal di masyarakat.

Salah satu solusi yang diterapkan oleh Pemerintah adalah dengan kebijakan impor beras harus terkait dengan produksi dalam negeri, sehingga tidak hanya melulu sekedar mengandalkan kebijakan impor belaka, namun juga di sisi lain terus mengupayakan pengoptimalan akan produksi dalam negeri dengan mendukung peranan dari para petani lokal.

Maka dari itu, produksi dalam negeri memang terus didorong oleh pemerintah, tetapi di sisi lain stok juga harus terus didorong agar bisa memadai dan memastikan akan keamanan sehingga tidak terjadi kelangkaan di masyarakat. Pemerintah telah memiliki komitmen yang sangat kuat supaya harga dari beras tidak terus mengalami pelonjakan. Sehingga berbagai macam upaya atau solusi pun terus dicarikan termasuk melakukan kerja sama.
Pemerintah memastikan bahwa stok beras aman termasuk juga bagaimana harganya di masyarakat yang telah terdistribusi ke setiap pedagang pun masih dalam batasan yang wajar dan tidak terlalu melebihi. Untuk angkanya, stok beras yang dimiliki Tanah Air saat ini masih tergolong sangat aman, yakni hingga sebanyak 1,7 juta ton.
Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan berbagai macam upaya lain, termasuk memberikan bantuan pangan senilai hingga 8 triliun Rupiah kepada sebanyak 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Kebijakan impor sendiri tidak serta merta langsung dilakukan begitu saja.
Melainkan, kebijakan untuk memutuskan melakukan impor atau tidak adalah bergantung kepada bagaimana produksi dalam negeri. Apabila misalnya produksi dalam negeri yang dilakukan oleh para petani lokal ternyata hasilnya bagus, maka pemerintah tidak akan melakukan impor.
Dari berbagai macam data yang diterima, nyatanya memang Pemerintah melihat bahwa terdapat penurunan pada produksi dari dalam negeri yang berasal dari para petani lokal pada bulan Desember. Sehingga lantaran selalu terjadi siklus penurunan, maka cara atau solusi yang dilakukan adalah dengan menerapkan kebijakan impor.
Upaya untuk terus meningkatkan produktivitas beras memang sampai saat ini tidaklah mudah, karena mendapatkan tantangan akan bagaimana kondisi cuaca dengan suhu yang terus meningkat. Bahkan dilaporkan bahwa rata-rata suhu di Asia Tenggara kini bahkan mencapai hingga 35 derajat Celsius, sementara untuk di India dan Pakistan mencapai hingga 40 derajat Celsius.
Akibat kondisi dan cuaca buruk tersebut juga menjadikan kondisi pada sejumlah situ atau danau di Provinsi Jawa Barat (Jabar) bahkan kini hanya menyisakan kedalaman air setinggi 1,5 meter saja. Padahal sebelumnya, mampu mencapai hingga 8 meter. Kondisi serupa pun bukan hanya terjadi di Jabar saja, melainkan juga terjadi di areal persawahan di Madura. Untuk itu, pemerintah menyatakan bahwa situasi alam demikian memang harus mampu diantisipasi.
Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiryaryo menyebutkan bahwa harga beras berkualitas medium di PIBC Jakarta telah mengalami penurunan hingga rata-rata sebesar 11 persen, kini menjadi 11.183 Rupiah per kilogram dari sebelumnya 12.575 Rupiah pada awal bulan Oktober 2023 lalu.
Berdasarkan kepada data akan persentase penurunan harga beras dengan kualitas medium itu, sekaligus menjadi yang terbesar di Pasar Cipinang sepanjang triwulan kedua karena mampu turun hingga sebanyak 11 persen. Terjadinya penurunan harga beras tersebut setelah pihak Perum Bulog merealisasikan tambahan akan alokasi beras medium hingga sebanyak 31.410 ton.
Beras yang telah dialokasikan tersebut, merupakan bagian dari target sebanyak 35 ribu ton beras pada program bantuan pasokan stabilisasi harga pemerintah (SPHP) yang disalurkan oleh Bulog ke Pasar Cipinang hingga akhir tahun 2023 ini. Bahkan bukan tidak mungkin, harga dari beras dengan kualitas medium itu akan kembali mengalami penurunan apabila sisa 4 ribu ton beras SPHP bisa terpenuhi untuk direalisasikan sesuai dengan target.
Tentunya dengan adanya penurunan harga beras pada kualitas medium di PBIC Jakarta, yang mana mengalami penurunan harga hingga sebanyak 11 persen tersebut sama sekali tidak bisa dilepaskan dari bagaimana peranan, upaya hingga banyaknya strategi yang telah digencarkan oleh Pemerintah RI dalam upayanya untuk melakukan stabilisasi harga beras.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantar

Post Comment