Bersinergi Menjaga Situasi Kondusif Pasca Pemilu dan Selama Ramadan
Bersinergi Menjaga Situasi Kondusif Pasca Pemilu dan Selama Ramadan
Oleh: Adiba Latief
Pasca Pemilu, masyarakat Indonesia menyadari bahwa mengawal proses demokrasi yang telah berlangsung dengan penuh kearifan dan kesejukan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Seluruh elemen masyarakat diharapkan agar bersinergi menjaga kondusifitas dan persatuan bangsa, terutama di bulan suci Ramadhan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi telah menetapkan pasangan 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilu 2024. Pihak-pihak yang merasa keberatan dengan hasil tersebut diharapkan menyalurkannya melalui mekanisme hukum demi menjaga situasi kondusif pasca Pemilu dan selama bulan Ramadhan.
Pentingnya mengawal proses demokrasi yang telah berlangsung dengan penuh kearifan dan kesejukan menjadi tanggung jawab semua pihak baik itu koalisi masyarakat, tokoh-tokoh hingga warga. Hal tersebut harus tetap terjaga, khususnya di saat-saat masa sengketa Pemilu dari beberapa pihak.
Di bulan Ramadan ini, tentunya kita juga perlu menunjukkan sikap toleransi terhadap masyarakat yang tengah menjalankan ibadah puasa. Apabila suasana Ramadan dipenuhi oleh berbagai kericuhan yang sengaja dilakukan oleh pihak intoleran dan tidak bertanggung jawab tentunya hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi masyarakat tersebut.
Maraknya imbauan kepada publik oleh pihak terkait adalah dalam rangka membangun kesadaran untuk menjaga kondusifitas pasca Pemilu 2024. Pengamat Politik, Dr. Ni Wayan Widhiastini mengatakan dalam berkontestasi, tentu ada pihak yang kecewa dan ada pihak yang berbahagia. Bagi pihak yang kalah diharapkan tidak melampiaskan kekecewaannya dengan tindakan anarkis. Demikian juga bagi kontestan yang menang, agar euforianya tidak berlebihan.
Pemenang Pemilu 2024 merupakan aspirasi dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang diharapkan dapat melanjutkan tonggak kepemimpinan baik di legislatif maupun di eksekutif. Masyarakat dapat mengawal janji-janji para pemenang yang disampaikan saat kampanye agar diingatkan kembali sehingga siap untuk dilantik.
Pihaknya juga berpesan kepada penyelenggara Pemilu agar menjaga integritas dalam bekerja dengan menaati aturan. Selain itu agar meningkatkan koordinasi dengan pusat sehingga satu komando, tidak ada rencana yang berbeda dan sesuai arahan nasional. Karena tonggak dari Pemilu adalah kepercayaan, yang artinya menjaga integritas agar tidak muncul kecurigaan.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya menegaskan seluruh kader-kader NU agar tetap menjaga situasi kondusif selama perhelatan Pemilu 2024. Terlebih dalam situasi bulan suci Ramadan, Gus Yahya mengajak seluruh kader NU dan masyarakat untuk kembali berkonsolidasi demi menjaga kerukunan di dalam negeri.
Selain itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi SP, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas di tengah-tengah lingkungan tempat tinggal masing-masing. Jonaidi menegaskan bahwa hasil Pemilu merupakan keinginan rakyat, dan baik pihak yang kalah maupun yang menang harus saling menghargai.
Pernyataan Jonaidi ini menegaskan pentingnya sikap dewasa dan demokratis dalam menghadapi hasil Pemilu. Sikap saling menghargai antar pihak adalah kunci untuk membangun kebersamaan dan kedamaian di masyarakat dan berharap situasi di tengah masyarakat dapat kembali kondusif.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan apresiasi kepada masyarakat, Komisi Pemilihan Umum, dan semua penyelenggara pemilu, hingga aparat keamanan. Dirinya juga berpesan agar semua pihak menjaga situasi kondusif dengan tetap menjaga sikap saling menghormati dan tenggang rasa.
Pimpinan PP Muhammadiyah itu turut berpesan kepada pasangan capres-cawapres yang menang, dan para pendukungnya agar tidak jemawa dan euforia yang berlebihan. Di sisi lain, bagi yang kalah hendaknya berjiwa besar dan legawa menerima hasil pemilu. Ia berharap tidak ada pihak yang mengerahkan massa secara berlebihan sehingga berpotensi memicu kekerasan dan konflik horizontal.
Guru Besar Ilmu Administrasi Kebijakan Publik Universitas Moestopo (Beragama) Jakarta, Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.Si, M.M mengajak seluruh masyarakat agar tetap menjaga iklim kondusifitas usai pencoblosan Pemilu serentak 2024.
Hal itu dapat dilakukan dengan menjaga rasa damai di tengah-tengah masyarakat usai pelaksanaan Pemilu 2024 hingga dilantiknya calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Pihaknya merasa bahwa situasi dan kondisi harus dibuat harmonis, kondusif dan nyaman. Seluruh elemen masyarakat harus memahami bahwa pasca pencoblosan itu rangkaian Pemilu belum selesai. Oleh karena itu dalam rentang waktu ini semua harus menjaga kondisi dan situasi yang aman dan nyaman.
Proses Pemilu sudah dapat berjalan dengan baik dan saat ini sejumlah pihak sedang bersiap menghadapi sengketa Pemilu dari kelompok-kelompok yang tidak puas dengan hasil Pemilu. Oleh sebab itu, seluruh pendukung dan pengusung yang menang agar tidak jumawa dan juga sebaliknya bagi pendukung yang tidak terpilih agar menerima hasil yang telah ditetapkan.
Sangat diharapkan setelah perhelatan Pemilu 2024, masyarakat kembali kondusif dan pemimpin yang telah diberi tugas untuk menjalankan amanat rakyat diharapkan juga dapat menjalankan fungsinya secara maksimal. Dengan komitmen bersama dalam menjaga situasi kondusif ini diharapkan kedewasaan demokrasi Indonesia semakin matang dan kenyamanan dalam beribadah di bulan suci Ramadhan dapat terwujud.
)* Penulis merupakan mahasiswa Komunikasi Politik
Post Comment