Bukti Keberhasilan Kepemimpinan Ganjar, Jateng Provinsi Pengurangan Sampah Terbesar di Indonesia

Bukti Keberhasilan Kepemimpinan Ganjar, Jateng Provinsi Pengurangan Sampah Terbesar di Indonesia

Jawa Tengah — Sebagai bukti nyata bagaimana keberhasilan kepemimpinan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, provinsi tersebut menjadi wilayah dengan pengurangan sampah terbesar di Indonesia.

Pria yang juga menjadi Capres dari PDI Perjuangan itu berhasil mencatatkan keberhasilan dalam upayanya mengatasi persoalan sampah.

Diketahui bahwa volume pengurangan sampah yang terjadi di Jateng hingga mencapai sebesar 1.232.732 ton, kemudian dengan tingkat keterkelolaan sampahnya hingga sebesar 66,19 persen.

Ganjar kemudian membandingkan bagaimana keberhasilan pengurangan sampah di wilayah yang ia pimpin dengan DKI Jakarta yang ternyata berbanding cukup jauh.

“Pengurangan sampah di Jateng lebih tinggi ketimbang DKI Jakarta yang hanya 812.165 ton, dan Jatim sebanyak 391.740 ton,” ujarnya.

Seluruh keberhasilan itu juga masih dalam rangka upaya perwujudkan ekonomi sirkular di Jawa Tengah yang digagas oleh kader PDIP tersebut.

Tentunya, gagasan ekonomi sirkular gagasan Ganjar Pranowo ini juga sudah sangat sejalan dengan salah satu misi dari pemerintahan Presiden RI, Joko Widodo yang juga ingin terus mendorong adanya transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau.

Tidak bisa dipungkiri bahwa memang adanya transformasi menuju ekonomi sirkular ini sangatlah penting untuk Tanah Air karena akan mendatangkan serangkaian dampak yang positif.

Beberapa dampak positif tersebut tentu berkaitan bagi lingkungan sendiri, dan juga pada bagaimana pertumbuhan di berbagai sektor pembangunan di masa depan.

Menurut Capres dari partai berlogo banteng dengan moncong putih ini, adanya ekonomi sirkular sendiri mampu menyelesaikan banyak persoalan di masyarakat, khususnya mengenai ekonomi yang ramah lingkungan.

Dirinya benar-benar berkomitmen kuat untuk terus melakukan pendampingan kepada masyarakat agar bisa menangani permasalahan engan menggunakan seluruh sumber daya yang ada di daerah mereka masing-masing termasuk mengolah kembali sampah.

“Kalau kemudian masyarakat punya problem di tempatnya masing-masing dan mereka ingin menyelesaikan, ternyata berdasarkan sumber atau resources yang ada di situ,” ungkapnya.

“Mereka mampu untuk mengolah kembali, dan ternyata praktik-praktik baik itu ada. Kita mencoba mendampingi,” kata Ganjar.

Berkat adanya keseriusan tersebut, maka pemimpin yang identik dengan rambut putih ini mampu mengubah paradigma sistem ekonomi, yang mana sebelumnya menggunakan model linear, kini menjadi ekonomi sirkular.

Dengan adanya penerapan ekonomi sirkular ini, maka sekarang model perekonomian yang digunakan adalah terus berupaya untuk memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku hingga sumber daya yang ada agar bisa dipakai selama mungkin.

Beberapa sumber daya yang biasanya dieksekusi oleh Ganjar sendiri adalah menggunakan panas matahari, gas rawa, geothermal, hingga angin dan air.

Berbekal beberapa sumber daya tersebut, pemimpin yang paling mungkin untuk melanjutkan program pembangunan Presiden Jokowi ini mampu mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dalam bentuk geothermal, PLTS dan juga saluran gas pengganti LPG 3 kg.

Data menunjukkan bahwa jumlah Desa Mandiri Energi (DME) di Jawa Tengah sendiri kini sudah berjumlah 2.353, yang mana terdiri dari sebanyak 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang dan 26 DME mapan.

 

 

 

***

Post Comment