IAF ke-2 Angkat 4 isu Prioritas Memperkuat Indonesia – Afrika
IAF ke-2 Angkat 4 isu Prioritas Memperkuat Indonesia – Afrika
Bali – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury,mengatakan disepakatinya empat isu prioritas (ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan dan mineral) dapat semakin memperkuat hubungan Indonesia dengan Afrika.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury saat bertemua awak media di Bali.
Dalam AIP ke-2, Pahala memaparkan setidaknya ada empat isu prioritas yang akan dibahas, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral, ujarnya.
“Dalam ketahanan pangan, Indonesia dan Afrika mempunyai kebutuhan pangan yang tinggi. Selain itu memiliki potensi lahan yang luas dan iklim yang baik. Ketahanan pangan memiliki potensi perdagangan dan supply chain pangan, pupuk, hingga pengembangan biofuels,” kata Pahala.
Sementara untuk isu ketahanan energi, Pahala menyebut Afrika dapat menjadi sumber energi (migas), yang di sisi lain juga dapat mengembangkan kerja sama energi terbarukan bersama Indonesia.
Untuk ketahanan kesehatan, Pahala menyebut baik Indonesia dan negara-negara di Afrika mempunyai kebutuhan tinggi untuk obat, vaksin dan alat kesehatan atau alkes. Hal ini berpotensi membuka perdagangan obat, vaksin dan alkes, serta joint development dan production di bidang kesehatan.
Terakhir, untuk isu ketahanan mineral, Pahala menyebut Indonesia dan negara-negara Afrika berpotensi mengembangkan supply chain untuk produksi komponen dan baterai electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Kami berharap hasil AIF kedua akan menghasilkan kesepakatan G-to-G, yakni kerja sama bilateral di berbagai sektor antara Indonesia dan negara-negara Afrika, kemudian business deals, kesepakatan bisnis antara kalangan swasta, serta grand design, yakni Kerja Sama Pembangunan dengan Afrika 2024-2029,” imbuhnya.
Mengambil semangat solidaritas Global South yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, IAF ke-2 nantinya akan digelar dengan tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”. Forum ini diharapkan dapat menargetkan kesepakatan bisnis senilai US$3,5 miliar.
Pahala menyebut negara-negara di Afrika tercatat memiliki 10% cadangan minyak dan 8% gas di dunia. Selain itu juga kaya mineral kritis seperti 55% cadangan kobalt, 48% cadangan mangan dan 22% cadangan grafit di dunia.
Ia juga menambahkan bahwa MUI Bali akan mendukung penuh setiap upaya yang mempromosikan kerjasama dan dialog antar bangsa, terutama yang melibatkan masyarakat adat dan tokoh agama.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mempromosikan perdamaian dan kerjasama yang lebih luas,” imbuhnya.
Sementara itu, persiapan untuk pelaksanaan IAF dan HLF MSP di Bali telah memasuki tahap akhir. Pemerintah Provinsi Bali bersama dengan panitia penyelenggara telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan acara berjalan lancar.
****
Post Comment