IKN Nusantara Sejahterakan Kehidupan Seniman dan Budayawan Kaltim
IKN Nusantara Sejahterakan Kehidupan Seniman dan Budayawan Kaltim
Oleh : Devi Putri Anjani
IKN Nusantara akan sejahterakan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim). Tak hanya bagi para pengusaha UMKM, tetapi juga bagi seniman dan budayawan. Kebudayaan lokal Borneo akan lebih diperhatikan masyarakat luas sehingga tetap lestari, dan berakibat positif bagi para seniman di Kaltim.
Ibu Kota Negara Indonesia yang dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pembangunan ini merupakan mega proyek sehingga butuh waktu bertahun-tahun.
Masyarakat sangat terpukau dengan konsep IKN, yang walau belum selesai, sudah mengagumkan. IKN Nusantara bukan sekadar ibu kota biasa, bukan kota megapolitan dengan gedung raksasa seperti Jakarta, tetapi akan jadi green city yang canggih.
Keberadaan IKN Nusantara sangat berguna bagi rakyat Kaltim, terutama yang berprofesi sebagai seniman dan budayawan. Wakil Ketua Lembaga Budaya Adat Kutai (LBAK), Misra Budiarto AX, menyatakan bahwa Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) nantinya akan membawa manfaat untuk pelaku seni dan budaya.
Sejumlah keuntungan akan didapatkan dan dirasakan. Pertama, pembangunan IKN Nusantara dipercaya mampu mengangkat kearifan lokal budaya Kutai. Apalagi Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai lokasi pembangunan IKN punya narasi sejarah yang kuat dengan kerajaan tertua di Nusantara.
Kedua, budaya Kutai juga bisa mendunia dengan kehadiran IKN. Hal ini karena Badan Otorita bisa memperkenalkan budaya Kutai melalui jamuan kenegaraan. Oleh sebab itu, kebudayaan Kutai harus lebih terbuka untuk bisa dipelajari semua orang yang akan datang ke Benua Etam.
Misra menambahkan, setidaknya dalam jamuan kenegaraan nanti 60 persen bisa menggunakan budaya Kutai dan budaya lain bisa dikembangkan bersama. Kemudian, komunitas seni dan budaya Kutai bisa mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, sehingga pegiat seniman Kutai bisa merapatkan barisan untuk mengangkat seni dan budaya Kutai di Kaltim.
Misra dan para seniman di Kaltim sangat mendukung, dengan adanya IKN di Kalimantan Timur, karena kehidupan para seniman dan budayawan bisa sangat terbantu. Ia juga erharap, pemerintah bisa kembali membangkitkan Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK).
Lembaga yang vakum sejak 2008 lalu ini dinilai mampu mengkordinir para seniman. Jika dihitung, diperkirakan ada ribuan seniman yang pernah bergabung di LPKK. Mulai dari penyanyi, pemusik, penari, teater, tarsul, dan sastrawan. Lembaga ini dulu menjadi pilot project. Jika ada orang yang hendak belajar kebudayaan Kutai, maka direkomendasikan untuk datang ke lembaga ini.
Sementara itu, Koordinator Forum Mahasiswa Kutai Kertanegara, Aswrinda Hidayat menyatakan bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) ke wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi langkah yang baik dan positif bagi kemajuan kearifan budaya lokal Kutai, agar semakin dikenal luas.
Aswrinda mendukung penuh pembangunan megaproyek Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Tanah Borneo itu. Bahkan dia berharap pembangunan itu dapat terus berlangsung hingga pemerintahan resmi pindah ke wilayah Sepaku, Kaltim. Selaku pegiat yang aktif juga di Dewan Bahasa dan Dastra Kutai Kartanegara, tetap berkeinginan dan mengapresiasi positif agar pembangunan IKN Nusantara terus dilanjutkan.
Kehadiran IKN di Kalimantan berpengaruh besar terhadap pemerataan pembangunan di Indonesia, dengan wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Dengan mega proyek IKN tersebut, faktanya pembangunan di Indonesia tidak lagi Jawa sentris, melainkan telah bergeser dan fokus ke kawasan Indonesia tengah dan timur. Jika IKN masih dipandang hanya sebatas isu, ini perlu diluruskan, karena pembangunan infrastruktur semakin masif di wilayah inti dan pendukung IKN.
Bahasa lokal Kutai diyakini akan tetap eksis di tengah pembangunan IKN, meskipun nantinya sebagian wilayah Kaltim akan berdiri bangunan-bangunan yang sifatnya nasional.
Seperti halnya, dialek Betawi yang dulunya tidak dikenal luas, setelah Jakarta menjadi IKN, dialeg Betawi menjadi bahasa gaul dan modern di kalangan anak muda sekarang. Hal ini juga diharapkan nantinya terjadi terhadap bahasa dan dialek Koetai Kertanegara, bakal terserap menjadi bahasa gaul atau kosa kata nasional.
Selaku Penutur Bahasa Kutai, Aswrinda menegaskan pihaknya tengah gencar melakukan edukasi bahasa Kutai dikalangan anak muda. Edukasi tersebut dilakukan terhadap masyarakat agar terus menggunakan Bahasa Kutai sebagai bahasa sehari-hari.
Sudah menjadi prinsip dasar, untuk terus memperjuangkan agar Bahasa Kutai tetap dibudayakan masyarakat, jangan sampai tergerus. Sebagaimana diketahui, Bahasa Kutai telah ditetapkan masuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dari mulai jenjang pendidikan PAUD hingga SMP. Pemerintah Daerah juga terus mengupayakan agar sampai juga ke jenjang pendidikan SMA.
Dengan mewajibkan sekolah mengutamakan bahasa daerah, membuat keragaman bahasa akan tetap terjaga. Dalam pembangunan IKN harus diperhatikan kebudayaan masyarakat dengan kearifan lokal, yang akan bersentuhan dengan budaya modern.
IKN Nusantara akan sejahterakan masyarakat Kalimantan Timur, terutama para seniman. Mereka akan lebih berkembang berkat kemajuan daerahnya. Kemudian, budaya Kutai, Dayak, dan suku lain akan lebih diperhatikan. Dengan adanya IKN maka kesenian dan kebudayaan di Kaltim akan makin maju.
)* Penulis adalah kontributor Duta Media
Post Comment