Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM
Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM
Oleh: Arsyinta Mentari
Indonesia terus memperkuat upayanya dalam meningkatkan ekspor produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional di pasar global. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai negara.
Salah satunya, dalam pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, dan Menteri Keberlanjutan serta Lingkungan Hidup Singapura, Grace Fu, Indonesia menegaskan pentingnya memperkuat ekspor produk UMKM. Dalam diskusi tersebut, Indonesia memprioritaskan isu pengembangan UMKM untuk ekspor, dengan Singapura merespons positif dan mengundang Indonesia untuk menggali lebih dalam peluang kerja sama digital serta fasilitasi perdagangan.
Budi Santoso menjelaskan bahwa salah satu program prioritas yang menjadi fokus pemerintah adalah UMKM BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor. Program ini bertujuan untuk mendorong UMKM Indonesia agar mampu menembus pasar internasional, dengan memperkuat kapasitas mereka dalam hal inovasi dan adaptasi terhadap tuntutan pasar global.
Singapura sebagai mitra strategis Indonesia, memberikan kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai potensi UMKM Indonesia, khususnya dalam bidang kerja sama digital dan perdagangan. Melalui program ini, Indonesia berharap UMKM dapat meningkatkan daya saing mereka dengan memanfaatkan teknologi digital dan menciptakan produk yang lebih inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pasar global.
Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memanfaatkan forum-forum internasional dalam mempromosikan perdagangan dan memperluas akses pasar. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara juga membahas penyelenggaraan Forum Annual Ministerial Dialogue (AMD), sebuah wadah dialog tingkat menteri yang berfungsi sebagai sarana untuk membahas berbagai isu perdagangan, termasuk perdagangan barang dan jasa, niaga elektronik, dan industri halal.
Forum Internasional ini diharapkan dapat memperkuat relasi perdagangan antara kedua negara dan membantu membuka lebih banyak peluang ekspor bagi UMKM Indonesia. AMD juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi antara pemerintah kedua negara dalam memecahkan tantangan yang dihadapi dalam perdagangan internasional, serta memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memperkenalkan produk mereka di pasar luar negeri.
Selain itu, Indonesia juga terus mengajak negara-negara mitra, seperti Singapura, untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, terutama di daerah-daerah strategis. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi UMKM agar mereka dapat tumbuh dan berkembang melalui kolaborasi dengan sektor swasta global.
Investasi negara-negara mitra ini diharapkan dapat mendorong sektor UMKM untuk memperluas kapasitas produksi mereka dan memperkenalkan produk mereka ke pasar internasional. Dengan demikian, keberhasilan UMKM dalam menembus pasar global tidak hanya bergantung pada kebijakan yang ada, tetapi juga pada ketersediaan investasi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi.
Namun, meskipun sektor UMKM Indonesia memiliki potensi besar, kontribusinya terhadap total ekspor nasional masih terbilang rendah. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional pada tahun 2023 hanya mencapai 15,7 persen, jauh di bawah negara-negara seperti Singapura yang mencapai 41 persen dan Thailand yang berada di angka 29 persen.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa upaya untuk mengakselerasi ekspor UMKM adalah hal yang penting. Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah terus berusaha meningkatkan kontribusi UMKM terhadap ekspor dengan membentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional yang bertujuan untuk mendukung UMKM agar dapat mengakses pasar global dengan lebih mudah. Satgas ini akan memberikan pelatihan, pendampingan, dan akses ke jaringan internasional yang akan mempermudah UMKM dalam mengembangkan produk.
Sementara itu, salah satu contoh keberhasilan UMKM dalam menembus pasar internasional adalah ekspor perdana produk sambal buatan UMKM Indonesia. Melalui kolaborasi antara Bea Cukai, Kementerian Perdagangan, dan pelaku UMKM, produk sambal dari “Dapurnya Subur” berhasil diekspor ke sejumlah negara Asia seperti Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Malang, Dwi Prasetyo Rini, menjelaskan bahwa ekspor perdana ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk memasuki pasar internasional. Dwi juga menekankan pentingnya kerja sama antara kementerian dan lembaga dalam mendukung UMKM agar dapat menembus pasar luar negeri.
Pemerintah terus berupaya memperkuat kebijakan yang mendukung ekspor UMKM, terutama melalui penyuluhan dan program pelatihan untuk mempersiapkan pelaku UMKM agar lebih siap bersaing di pasar global. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM Indonesia diharapkan dapat lebih mudah menjangkau pasar internasional tanpa terbatas oleh jarak atau waktu.
Kolaborasi internasional yang dilakukan Indonesia dengan Singapura dalam pengembangan UMKM menjadi langkah strategis dalam mendukung ekspor produk-produk lokal ke pasar global. Dengan dukungan kebijakan yang jelas dan kerjasama yang erat antara pemerintah, pelaku UMKM, dan sektor swasta, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontribusi ekspor UMKM dan memperkuat perekonomian nasional di kancah internasional.
Ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa UMKM Indonesia terus berkembang, berinovasi, dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar yang semakin kompetitif. Agar UMKM dapat bersaing di pasar global, para pelaku UMKM perlu terus berinovasi dalam produk dan proses bisnis serta memanfaatkan peluang kerja sama internasional yang ada.
)* Penulis adalah kontributor Jeka Media
Post Comment