Infrastruktur Membuka Potensi Papua Menjadi Jalur Perdagangan Internasional

Infrastruktur Membuka Potensi Papua Menjadi Jalur Perdagangan Internasional

Oleh : Rebecca Marian

Pemerintah sangat berkomitmen untuk membangun Bumi Cendrawasih melalui infrastruktur. Dengan proyek-proyek infrastruktur maka akan membuka potensi Papua jadi jalur perdagangan internasional. Posisi Papua sangat strategis untuk melancarkan jalur bisnis dengan negara-negara di kawasan Pasifik dan negara lain di seluruh dunia.

Stadion Papua Bangkit dan Jembatan Youtefa berdiri megah di Papua, dan didirikan di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Di masa pemerintahan beliau, pembangunan di Papua dilakukan begitu pesatnya, terutama di bidang infrastruktur. Masyarakat mengapresiasi percepatan pembangunan infrastruktur di Papua, terutama Jalan Trans Papua yang membentang sepanjang 4.600 kilometer.

Selain infrastruktur berupa jalan dan jembatan, di Papua juga dibangun infrastruktur berupa tol laut. Keberadaan tol ini sangat berguna untuk membuka potensi wilayah Bumi Cendrawasih menjadi jalur perdagangan internasional.

Tokoh pemuda Papua Salwa Zalianty menyatakan bahwa Papua memiliki potensi yang sangat besar untuk mejadi jalur perdagangan internasional karena posisinya yang sangat strategis. Namun, banyak faktor yang membuat Papua belum teroptimalisasi sepenuhnya sebagai jalur perdagangan internasional di kawasan Pasifik. Wilayah Pasifik dianggap sebagai daerah potensial untuk tujuan perdagangan Indonesia.
Salwa melanjutkan, nilai perdagangan Indonesia dengan kawasan Pasifik dinilai masih belum sebesar perdagangan Indonesia dengan wilayah lain, seperti kerja sama perdagangan Indonesia dan ASEAN. Indonesia harus menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara kawasan Pasifik untuk meningkatkan mitra perdagangan internasional Indonesia timur.
Dalam artian, wilayah pasifik sangat potensial untuk dijadikan mitra bisnis. Perdagangan internasional bukan berarti harus berniaga dengan negara-negara yang jauh seperti Amerika, Jerman, dan lainnya. Namun negara-negara pasifik seperti Papua Nugini, New Zealand, juga menjadi tujuan bisnis yang sangat potensial.
Posisi geografis Papua berada di dalam garis strategis Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) berdasarkan ketentuan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982. Papua berbatasan langsung dengan Laut Maluku, Laut Banda, dan Laut Arafuru yang dinilai sangat strategis bagi potensi perdagangan internasional Indonesia menuju kawasan Selandia Baru dan Australia melalui rute perairan Arafuru.
Untuk melancarkan jalur perdagangan dengan negara-negara Pasifik maka pemerintah membuat tol laut di Papua. Sejak tahun 2015, tol laut dibangun di Indonesia, atas prakarsa dari Presiden Jokowi. Tol ini menghubungkan antara 1 pelabuhan dengan pelabuhan lain, termasuk di Papua dan Indonesia bagian timur lain.
Tol laut adalah jalan bebas hambatan yang unik, karena berada di atas laut. Pembangunan tol ini dilakukan oleh pemerintah, karena keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat. Selain berguna untuk rakyat Papua, tol laut juga mmbuka potensi Papua menjadi jalur perdagangan internasional.
Dengan adanya tol laut maka akan membuat jalur bisnis dengan negara-negara di kawasan Pasifik makin lancar. Pengiriman berbagai barang seperti kopi, sagu, dan lain-lain akan makin cepat. Hubungan perdagangan dengan Ausralia dan negara-negara lain akan membaik.
Setelah tol laut jadi maka bidang pertanian di Papua juga akan membaik. Masyarakat di Bumi Cendrawasih tidak lagi bingung akan memasarkan hasil kebunnya, karena mereka bisa mengekspornya ke Selandia Baru dan dikirim melalui tol laut.
Selain lokasi yang strategis sebagai jalur perdagangan Internasional, Papua juga memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang dapat diekspor ke wilayah Pasifik maupun Asia seperti, gas alam, minyak, emas, tembaga, karet, dan kayu. Sektor perikanan Papua juga memiliki potensi besar, Papua memiliki kondisi alam yang mendukung budidaya ikan. Produk perikanan Papua dapat diekspor ke pasar internasional.
Dengan infrastruktur berupa tol laut maka warga Papua akan makin makmur. Petani, nelayan, dan pebisnis di bidang pertambangan akan makin mudah mengekspor hasil bumi dan kekayaan alam lain melalui tol laut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia telah menandatangani pernyataan bersama mengenai peluncuran negosiasi perdagangan istimewa dengan Fiji dan Papua Nugini. Selain itu juga ada nota kesepahaman mengenai bisnis dengan negara-negara di kawasan pasifik selatan.
Dengan adanya perjanjian dan nota kesepahaman itu, maka akan memperkuat hubungan perdagangan dan mengurangi hambatan kerja sama dan investasi dengan negara-negara di kawasan pasifik selatan. Selain itu ada kerja sama yang terus berjalan antara Indonesia dengan mereka.
Tantangan yang harus diatasi Papua untuk menjadi jalur perdagangan internasional sangat banyak, meliputi peningkatan aksesibilitas dan konektivitas, peningkatan keamanan, pengembangan sumber daya manusia, serta perlindungan lingkungan. Dengan penanganan yang tepat, Papua dapat berfungsi sebagai jalur perdagangan internasional yang penting bagi Indonesia.
Pembangunan infrastruktur berupa tol laut akan membuka potensi Papua menjadi jalur perdagangan internasional. Hasil alam di Bumi Cendrawasih sangat potensial untuk diekspor ke Fiji, Australia, dan negara-negara lain di kawasan pasifik. Dengan adanya tol laut maka akan melancarkan ekspor dan membuat rakyat Papua makin makmur.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta

Post Comment