Jaga Persatuan dan Kesatuan Pasca Pemilu 2024

Jaga Persatuan dan Kesatuan Pasca Pemilu 2024

Oleh: Gina Batubara )*

Pasca Pemilihan umum (Pemilu) 2024, penting bagi kita semua untuk memahami dan menjaga persatuan serta kesatuan sebagai pondasi utama kestabilan dan kemajuan bangsa. Hasil pemilu seringkali memunculkan perbedaan pendapat dan preferensi politik di antara masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bukanlah sekedar retorika, melainkan sebuah kebutuhan mendesak agar Indonesia tetap solid di tengah dinamika demokrasi.
Pemilu adalah tonggak penting dalam demokrasi sebuah negara. Hal ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang memperkuat nilai-nilai demokratis, menghormati perbedaan, dan membangun masyarakat yang inklusif. Pemilu yang damai adalah pondasi penting untuk membangun masyarakat inklusif, adil, dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga pemilihan, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh warga negara untuk menjaga proses demokrasi tetap sehat dan bermartabat.
Pertama-tama, keberlanjutan pembangunan dan kemajuan negara sangat bergantung pada kestabilan politik dan sosial. Dalam rangka mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya kerjasama dan solidaritas dari seluruh komponen bangsa. Persatuan dan kesatuan merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi implementasi program-program pembangunan yang berdampak positif bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan juga terlihat dalam konteks kerukunan antarumat beragama. Keterbukaan dan toleransi menjadi landasan utama untuk mewujudkan Indonesia yang beraneka ragam namun tetap damai.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya Cholil Staquf, menekankan bahwa perbedaan politik seharusnya tidak menggeser esensi toleransi dan semangat kebhinekaan. Dalam menjalani kehidupan berdemokrasi, masyarakat dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati, tanpa memandang perbedaan politik sebagai pemisah.
Gus Yahya mengajak masyarakat, terutama Nahdliyin, untuk menggunakan hak pilihnya. Gus Yahya menekankan bahwa hak untuk memilih adalah manifestasi kekuasaan sebagai rakyat, menandakan rakyat memiliki kedaulatan.
Gus Yahya juga menyoroti pentingnya penggunaan hak pilih, terutama oleh generasi muda dan mengajak untuk memamerkan tanda tinta di jari sebagai bukti bahwa mereka pernah berkuasa. Gus Yahya juga berharap agar jalannya pemilu berlangsung tanpa hambatan dan mengajak masyarakat untuk menerima hasilnya dengan lapang dada.
Peran aparat keamanan, seperti yang diwakili oleh Polri, juga tidak bisa dipandang sebelah mata dalam menjaga persatuan pasca Pemilu. Kolaborasi yang baik antara aparat keamanan, TNI, dan seluruh elemen masyarakat menjadi fondasi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Dengan kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho, kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan semakin ditekankan, menjadi sebuah komitmen bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
Sandi menyatakan bahwa kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat melalui bhabinkamtibmas, patroli perintis presisi, dan asistensi seluruh personel Polri merupakan langkah nyata dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kolaborasi erat dengan TNI, Pemda, KPU, Bawaslu, serta seluruh elemen masyarakat menjadi kunci kesuksesan pengamanan Pemilu 2024.
Dalam konteks ini, Sandi memberikan tanggungjawab besar kepada Polri untuk mendukung terselenggaranya pemilu yang aman, damai, dan bermartabat. Sandi juga mengimbau seluruh elemen masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dalam menciptakan kondisi yang kondusif menjelang, saat, dan setelah pencoblosan.
Polri mengucapkan terima kasih kepada semua elemen bangsa yang telah mendukung Polri dalam menjaga perbedaan preferensi politik masyarakat. Sandi menegaskan bahwa walaupun terdapat perbedaan pandangan politik, semuanya tetap dalam semangat kekeluargaan dengan menjaga toleransi dan semangat Kebhinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dunia mengamati bagaimana sebuah negara dengan keragaman begitu besar seperti Indonesia mampu menjaga kedamaian dan stabilitas pasca Pemilu. Kondisi politik dan sosial yang stabil menjadi daya tarik bagi investasi asing dan kerjasama internasional. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bukan hanya terletak pada pemerintah dan aparat keamanan, melainkan juga pada seluruh elemen masyarakat.
Dalam konteks demokrasi, hasil pemilu seharusnya bukanlah akhir dari keterlibatan aktif masyarakat dalam kehidupan politik. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat harus tetap berlanjut, baik dalam mendukung pemerintahan yang terpilih maupun dalam mengawal pelaksanaan program-program pembangunan. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan juga berarti membangun dialog yang inklusif, mendengarkan berbagai suara, dan mencari solusi bersama untuk kepentingan bersama.
Dalam kesimpulan, persatuan dan kesatuan pasca Pemilu 2024 bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan untuk menciptakan Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan. Melibatkan seluruh komponen bangsa, mulai dari aparat keamanan, tokoh agama, hingga masyarakat umum, menjadi langkah awal untuk mewujudkan visi bersama. Dengan semangat kebhinekaan dan semangat demokrasi yang sejalan, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang kuat dan damai.

)* Penulis merupakan mahasiswi asal Toba tinggal di Yogyakarta

Post Comment