Jelang Gelaran WWF ke-10, Pemerintah Perketat Keamanan di Bali

Jelang Gelaran WWF ke-10, Pemerintah Perketat Keamanan di Bali

Oleh Aditya Ruslan

Bali akan menjadi tuan rumah bagi acara penting dunia, yaitu World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024. Sebagai platform internasional yang mempertemukan para pemangku kepentingan dalam pembahasan tentang pengelolaan air, forum ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan tetapi juga simbol komitmen global untuk menjaga sumber daya alam yang krusial bagi kehidupan, yaitu air.

Namun, dalam menghadirkan acara sebesar ini, prioritas utama adalah keamanan. Upaya pengamanan telah menjadi fokus utama para penyelenggara, pemerintah lokal, dan lembaga keamanan terkait. Berbagai langkah konkret telah diambil untuk menjamin keamanan peserta, fasilitas, dan juga masyarakat sekitar.

Untuk menyukseskan kegiatan WWF ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua Bali mulai 18 – 25 Mei 2024 tersebut, sejumlah persiapan pun telah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah, begitu pula dalam hal keamanan, baik hotel maupun venue yang dikunjungi oleh peserta WWF.

Berkaca dari sistem pengamanan event-event besar seperti KTT G20 yang berjalan sukses, pihak keamanan Indonesia Tourism Development Coporation (lTDC) Nusa Dua sudah melakukan persiapan dalam hal pengamanan. Chief Security ITDC Nusa Dua, I Putu Gede Warga mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak TNI-Polri maupun unsur pengamanan lainnya. Di samping itu, peran serta dari desa penyangga kawasan serta seluruh lapisan masyarakat juga dibutuhkan untuk mendukung dan menyukseskan perhelatan WWF di Bali.
I Putu Gede Warga juga menambahkan bahwa untuk kawasan ITDC sendiri terdapat sekitar 15 hotel yang akan dijadikan akomodasi tamu VVIP/VIP dan pihak ITDC sudah berkoordinasi dengan GM dan Chief Security masing-masing hotel untuk meningkatkan sistem keamanan dan kenyamanan para delegasi, baik terhadap orang maupun barang bawaan para kepala negara atau delegasi yang hadir.
Langkah-langkah keamanan preventif akan diperkuat dengan pemeriksaan ketat yang dilakukan di titik-titik masuk utama acara dan fasilitas selama kegiatan berlangsung. Pemeriksaan keamanan elektronik dan fisik juga dipasang untuk mendeteksi potensi ancaman. Kerja sama erat antara otoritas keamanan lokal dan internasional pun ditingkatkan guna memastikan integrasi informasi yang efektif dan respons cepat terhadap situasi yang mungkin terjadi.
Selain itu, sebanyak 5.791 personel kepolisian akan dikerahkan untuk mengamankan pertemuan WWF ke-10 di Bali tersebut. Ribuan polisi ini merupakan gabungan personel dari Polda Bali, Polda Jawa Timur (Jatim), Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), serta tambahan (BKO) dari Mabes Polri.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan mengatakan ribuan polisi itu sudah akan dikerahkan sehari atau dua hari sebelum pertemuan internasional WWF ke-10 digelar. Selain personel Polri, Jansen melanjutkan, pengamanan WWF ke-10 juga melibatkan unsur TNI dan stakeholder terkait lainnya. Sehingga pihaknya berharap masyarakat maupun wisatawan yang sedang berlibur di Bali turut mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut.
Selain itu, pendekatan berbasis komunitas juga diperkuat. Masyarakat lokal harus dilibatkan dalam proses pengamanan sebagai mitra dalam menjaga keamanan kegiatan WWF ke-10. Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam melaporkan aktivitas yang mencurigakan menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan upaya pengamanan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel turut meminta jajarannya berpartisipasi dalam mendukung pengamanan WWF ke-10 di Bali. Salah satu upaya yang dilakukan ialah peningkatan penilaian asesmen sistem pengamanan lingkungan dan objek vital terhadap potensi aksi terorisme sebelum penyelenggaraan acara tersebut. Menurut Komjen Rycko, kualitas penilaian asesmen BNPT perlu terus ditingkatkan ke depannya. Pasalnya, asesmen potensi aksi teror ini juga diperlukan untuk pengamanan objek vital nasional.
Oleh sebab itu, BNPT telah melaksanakan asesmen sejak 22 hingga 26 April 2024 di sejumlah venue WWF. Di antaranya di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Hotel Apurva Kempinski, Hotel The Stones, Bali International Convention Center (BICC), Hotel Sofitel Bali dan Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Di samping upaya pengamanan objek vital dan personel, pemerintah juga tetap berupaya memperhatikan aspek keamanan lingkungan. Bali yang dikenal dengan kekayaan alamnya yang luar biasa memerlukan perlindungan ekstra agar kegiatan forum ini tidak merusak ekosistemnya. Sehingga, langkah-langkah khusus telah diambil untuk memastikan bahwa setiap kegiatan terkait WWF ke-10 berlangsung sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Sementara itu, kesadaran akan ancaman siber juga patut menjadi perhatian. Sistem keamanan siber harus diperkuat untuk melindungi data sensitif dan infrastruktur teknologi informasi yang digunakan dalam pelaksanaan forum ini. Serangan siber menjadi ancaman global yang harus dihadapi dengan kewaspadaan dan kesiapan.
Dengan upaya-upaya ini, WWF ke-10 di Bali diharapkan akan menjadi acara yang sukses tidak hanya dalam hal pertukaran pengetahuan dan pengalaman tetapi juga dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan. Semangat kolaborasi global untuk melindungi sumber kehidupan kita yang paling berharga, yaitu air, akan terus mengilhami langkah-langkah untuk masa depan yang lebih baik.

)* Penulis merupakan Aktivis Lingkungan di Bandung

Post Comment