Jelang Pemilu, Ramdansyah Usul Kesbangpol Buat Lomba Keberagaman untuk Generasi Muda

Jelang Pemilu, Ramdansyah Usul Kesbangpol Buat Lomba Keberagaman untuk Generasi Muda

 

Jakarta – Akademisi dari STISIPPB Sopeng, Ramdansyah mengkritik caleg yang hanya datang ke rakyat menjelang pemilu. Atau hanya menjadi obyek yang dibutuhkan saat pemilu saja. Padahal kata dia, rakyat berharap caleg ataupun mereka yang telah menjadi anggota dewan senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat.

“Terkadang realitasnya beda, banyak caleg atau anggota dewan datang hanya menjelang pemilu,” ujar Ramdansyah saat menjadi narasumber Webinar Kesbangpol Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023).

Webinar dengan tema ‘Peningkatan Pemahaman Undang-Undang bidang Politik di Jakarta Selatan’ dibuka oleh Wakil Walikota Jakarta Selatan Edi Sumantri. Serta dihadiri narasumber lainnya yakni Muchtar Taufik; ketua Bawaslu Jakarta Selatan dan
Agus Sudono; pemerhati sosial politik.

Lebih lanjut Ramdansyah mengatakan
harapan rakyat terhadap caleg tinggi. Mereka ingin calegnya, memiliki Kualitas dan Kerjasama; Relijiusitas; dan Kerakyatan.

Kualitas memiliki ilmu pengetahuan, pengetahuan/profesi dan moral. Relijiusitas, punya etika, amanah dan nggak maling. Kerakyatan, peduli dengan persoalan rakyat dan terlibat.

“Kita yakin, sebaiknya yang menjadi pemimpin seorang Filsuf. Ia tahu tentang agama dan moral. Juga menjadi caleg mereka harus seiring datang ke kita,” jelas Ramdansyah.

Pria yang pernah menjabat Ketua Panwaslu DKI Jakarta itu menambahkan, menjadi caleg atau wakil rakyat harus full time. Bekerja penuh untuk kepentingan rakyat.

“Hari ini menjadi politisi hanya part time kebanyakan,” ujar Ramdansyah.

Dalam diskusi tersebut Ramdansyah juga mengingatkan semua pihak di Tahun Politik ini untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Serta menghindari perbuatan yang dapat membuat keterbelahan di masyarakat.

Ramdansyah menjelaskan aktivitas negatif tersebut. Khususnya di era digital saat ini. Yakni aktivitas kliktivisme, dimana kemampuan tangan lebih cepat dari akal.
Untuk mencegah itu kita harus tabayun.
Ngecek dulu.

“Kecepatan tangan harus lebih lambat dari tangan,” ujar Ramdansyah.

Ramdansyah juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam pemilu. Menurutnya kita tidak hanya menjadi obyek pemilu tapi juga harus
subjek yang berkesadaran

“Saya pernah usul ke Kesbang Jakarta Timur bikin lomba tentang kemajemukan, keberagaman. Bikin film pendek. Apa harapan mereka terhadap pemilu. Jadi mereka, khususnya generasi muda, terlibat aktif dalam pesta demokrasi,” ujarnya.

Post Comment