Kunjungan Paus Momentum Tunjukkan Toleransi Indonesia Kepada Dunia
Kunjungan Paus Momentum Tunjukkan Toleransi Indonesia Kepada Dunia
Oleh : Agung Wira Tama
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan momen yang sangat dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga oleh seluruh umat beragama di Indonesia. Kunjungan ini bukan sekadar perjalanan spiritual, melainkan sebuah langkah penting guna memperkuat moderasi beragama, memperkokoh toleransi, dan memupuk persaudaraan antarumat beragama di Indonesia.
Dalam pertemuannya dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, Rabu (4/9), Presiden mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan tersebut. Jokowi berterima kasih karena Paus Fransiskus telah bersedia memenuhi undangan untuk mengunjungi Indonesia.
Mulanya, Jokowi mengatakan Indonesia menyambut gembira dan hangat kedatangan Paus Fransiskus. Jokowi mengaku mendengar ini adalah penerbangan terpanjang yang pernah dilakukan Paus Fransiskus. Jokowi mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ini memiliki pesan sangat kuat terkait pentingnya arti perbedaan. Di mana, kata Jokowi, Indonesia terdiri dari beragam etnis.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia dinilai sebagai momen bersejarah bagi seluruh umat beragama, tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga oleh seluruh umat beragama di Indonesia. Kunjungan ini tidak hanya sekedar perjalanan spiritual, melainkan sebuah langkah penting dalam memperkuat moderasi beragama, memperkokoh toleransi, dan memupuk persaudaraan antarumat beragama di Indonesia.
Paus Fransiskus menjadi pemimpin Gereja Katolik ketiga yang mengunjungi Indonesia. Perjalanan tersebut awalnya direncanakan pada tahun 2020, namun dibatalkan karena terjadi pandemi COVID-19 yang melanda beberapa wilayah di dunia.
Selama di Indonesia, Paus Fransiskus mempunyai agenda mengunjungi Masjid Istiqlal dan berdialog serta bertemu sejumlah tokoh dari Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan, termasuk dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Nasaruddin menegaskan kehadiran Paus Fransiskus menjadi bukti nyata dari toleransi yang terbangun antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Menurutnya, Masjid Istiqlal merupakan simbol kerukunan yang nyata, karena dihubungkan oleh sebuah Terowongan Silaturahmi sebagai simbol kuat toleransi antaragama.
Sementara itu, Direktur Wahid Institute, Yenny Wahid menilai bahwa pertemuan Paus Fransiskus dengan tokoh lintas agama di Terowongan Silahturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral akan menjadi simbol besar bagi dunia. Menurutnya, negara Indonesia, masyarakat Indonesia punya inisiatif untuk mencari titik temu, mencari ruang-ruang perjumpaan, salah satu simbolnya adalah Terowongan Silaturahmi menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral.
Yenny menambahkan, patut juga diketahui bahwa arsitek dari bangunan Masjid Istiqlal adalah seseorang dengan keyakinan agama Kristen. Artinya simbol-simbol pluralismenya sudah banyak, simbol-simbol toleransi luar biasa yang ada di Indonesia, dan momen Paus ada di Indonesia ini rasa perlu menjadi semacam pembaharu semangat untuk memastikan bahwa minoritas di Indonesia betul-betul dihormati haknya.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan toleransi dan perdamaian antaragama. Masjid Istiqlal, sebagai simbol semangat tersebut, selalu berupaya memperlihatkan wajah Islam yang inklusif dan penuh cinta kasih.
Paus Fransiskus berkeinginan meningkatkan dialog antaragama di berbagai wilayah negara. Paus Fransiskus menyebut hal itu dilakukan untuk memperkuat kerukunan dan menghapus ketimpangan. Paus berharap cara ini dapat menumbuhkan rasa percaya dan saling menghargai, dimana hal itu dapat melawan ekstremisme dan intoleransi.
Dalam kunjungannya di Istana tersebut, Paus Fransiskus juga menyampaikan nasihat bahwa menghargai dan mendengarkan satu sama lain itu sebagai bentuk mendukung persaudaraan. Paus berkeinginan untuk menguatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga negara. Gereja Katolik bekerja untuk melayani kebaikan bersama dan berkeinginan untuk menguatkan kerja sama dengan berbagai lembaga negara dan aktor-aktor lain dalam masyarakat sipil, mendorong pembentukan struktur sosial yang lebih seimbang dan memastikan pembagian bantuan sosial yang lebih efisien dan adil.
Makna dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah membawa pesan supaya manusia bisa mengenal satu sama lain. Paus Fransiskus sudah memberikan keteladanan untuk mengenal semuanya, agar mengenal yang berbeda agama, etnis, suku, dan lainnya.
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia juga menjadi momentum berharga untuk memperkuat toleransi dan persaudaraan antarumat beragama. Melalui kunjungan ini, masyarakat Indonesia dapat semakin memperkuat komitmen dalam menjaga moderasi beragama dan toleransi.
Paus ingin melihat langsung bagaimana Indonesia bisa mewujudkan toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia merupakan contoh sebuah negara di mana umat beragama dapat hidup berdampingan secara harmonis. Agama bisa menjadi alat untuk mempersatukan, bukan memecah belah, dan pesan-pesan kedamaian serta persatuan akan semakin kuat terdengar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Kehadiran Paus di Indonesia tidak hanya sebagai langkah untuk memperkuat diplomasi antar kedua negara, tetapi juga sebagai bentuk toleransi antar umat beragama. Kolaborasi lintas agama dan budaya sebagai kunci untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan. Kolaborasi dalam perbedaan adalah salah satu kekuatan terbesar Indonesia.
Kunjungan Paus ini harus bisa dimanfaatkan untuk memperkuat pendidikan toleransi di Indonesia. Melalui pendidikan, nilai-nilai toleransi dapat ditanamkan sejak dini kepada generasi muda. Ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut akan terus diwariskan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan kunjungan Paus ini juga akan mengadvokasi dunia yang lebih baik, di mana kemanusiaan dan keadilan sosial dijunjung tinggi. Kita bisa lebih menerima satu sama lain, lebih toleran, mampu hidup berdampingan, dan tidak berkonflik.
Bagi Indonesia, ini merupakan kesempatan emas untuk memperkuat citranya sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Dengan dukungan berbagai tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan seluruh elemen bangsa, diharapkan Indonesia menjadi semakin inklusif dan damai. Dengan kerja sama yang erat antarumat beragama, Indonesia akan terus menjadi contoh bagi dunia dalam mewujudkan harmoni di tengah keberagaman.
)* Pemerhati masalah Sosial Budaya
Post Comment