Kunker Presiden Prabowo Hadirkan Penguatan Kerja Sama Strategis di Timur Tengah
Kunker Presiden Prabowo Hadirkan Penguatan Kerja Sama Strategis di Timur Tengah
JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah pada Rabu, 9 April 2025.
Lawatan tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan diplomatik dan memperluas kerja sama ekonomi di tengah dinamika geopolitik global yang kian kompleks.
Dalam pertemuan tertutup bersama Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, di Istana Qasr Al Shatie, Presiden Prabowo menyampaikan pentingnya dialog antar-pemimpin untuk merespons situasi global.
“Yang pertama, saya ketemu dengan Presiden Uni Emirat Arab, Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed, dan untuk melakukan konsultasi, tukar-menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” ujar Presiden Prabowo.
Pertemuan bilateral tersebut menghasilkan kesepakatan strategis dalam bentuk MoU dan LoI yang diteken oleh kedua negara.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa setelah adanya pertemuan secara privat tersebut, kemudian terjadi penandatanganan kesepakatan.
“Setelah melakukan private meeting, pertemuan diakhiri dengan diumumkannya baik MoU maupun LoI yang telah ditandatangani dan disepakati dari kedua belah pihak,” katanya.
Selain itu, Presiden Prabowo juga melakukan konsultasi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Saya juga berkonsultasi dengan Presiden Erdogan tentang kerja sama industri, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan,” ungkap Kepala Negara.
“Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Turkiye,” katanya.
Agenda di Qatar turut menghasilkan penandatanganan sejumlah perjanjian penting yakni adanya berbagai kesepakatan yang cukup strategis bagi kedua belah negara.
“Saya melaksanakan kunjungan kenegaraan dan untuk menyelesaikan kesepakatan-kesepakatan antara Qatar dan Indonesia, juga tanda tangan berbagai perjanjian dan kesepakatan yang cukup strategis bagi kedua negara kita,” tegas Prabowo.
Sementara itu, Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menilai kunjungan kerja yang Presiden Prabowo lakukan di negara Timur Tengah tersebut semakin membuka peluang besar bagi Indonesia.
Pasalnya, apabila negara Timur Tengah merasa tidak nyaman dengan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, maka bukan tidak mungkin Indonesia yang akan menjadi mitra investasi strategis dari kawasan tersebut.
“Seandainya mereka merasa tak nyaman dengan perkembangan di AS, maka RI harus membuka diri untuk menerima gelontoran investasi dari kawasan tersebut,” ujarnya.
Post Comment