Masyarakat Kecam Aksi Teror KST, Papua Ingin Maju dan Damai

Masyarakat Kecam Aksi Teror KST, Papua Ingin Maju dan Damai

Oleh : Roy Andarek

Wilayah Papua merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Papua sebenarnya tanah damai di mana masyarakatnya hidup berdampingan dengan tentram dan rasa aman. Keinginan masyarakat Papua untuk bisa maju dan hidup damai sering mendapat hambatan karena ulah Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.

Para pelaku KST Papua selalu berupaya merongrong Tanah Papua dengan tindakan yang mengganggu situasi keamanan di sana. Maka dari itulah Pemerintah diminta terus tegas dalam memberantas KST Papua agar terciptanya rasa aman di Papua.

KST Papua kembali menunjukkan aksi kejinya. Baru-baru ini, mereka melakukan serangan mendadak saat malam hari dan menembak mati seorang perempuan lalu menghabisi Praka Jamaluddin, prajurit TNI yang bertugas di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Praka JM merupakan anggota Satgas Yonif Raider 303/SSM. Prajurit tersebut tewas dalam serangan mendadak tersebut. Ia tewas setelah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan intensif. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan saat mengevakuasi korban menuju Puskesmas, tim evakuasi lagi-lagi dihadang oleh KST. Dalam insiden itu, Praka JM kena tembak sehingga terjadilah insiden kontak tembak.
Selain itu, Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo membenarkan adanya dua orang yang menjadi korban saat kontak tembak dengan KST di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada awal Maret lalu. Kejadia tersebut berlokasi sekitar 130 meter dari Kantor Bupati Intan Jaya, di Kampung Mamba, Distrik Sugapa.
Kabid Humas Polda Papua mengatakan awalnya sekitar pukul 10.00 WIT terdengar dua kali bunyi tembakan dari depan kantor bupati, direspon oleh anggota Polres Intan Jaya dan Satgas Damai Cartenz langsung merespons. Dan kemudian terjadi lagi kontak tembak antara KST wilayah Intan Jaya dengan aparat gabungan TNI-Polri. Dari kejadian kontak tembak tersebut terdapat dua orang terkena tembakan yakni Prada David yang terkena tembakan di bagian perut bagian samping tembus body vest depan dan seorang masyarakat bernama Nelon Sani terkena tembakan pada lengan kiri tembus perut.
Pasca dilakukan penangkapan terhadap salah satu KST bernama Jukius Tabuni, penyidik kepolisian langsung melakukan pendalaman dan mengecek dokumentasi catatan kriminal ada kaitannya antara Jukius dengan KST. Hasilnya ternyata tidak meleset, ia terlibat sejumlah kasus criminal bersenjata bahkan yang belum lama ini terjadi. Jukius Tabuni ditangkap satgas Ops Damai Cartenz-2024 di depan Kios Serba Murah, Kampung Kago Distrik Ilaga, Sabtu 2 Maret 2024.
Ia memiliki berbagai peran dalam aksi-aksi penyerangan yang dilakukan oleh KST di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Yang pertama adalah aksi penembakan terhadap Antonius Padang terjadi pada tanggal 1 September 2023 di depan rumah pemda Kampung Kago. Aksi tersebut menyebabkan korban mengalami luka tembak pada bagian lutut kanan.
Peran yang kedua adalah terlibat dalam memantau situasi saat pencurian dan perampasan senjata api organik jenis SS1 milik anggota Pospol KP3 Bandara Ilaga yang terjadi 1 Februari 2024. Dan yang ketiga adalah Jukius sangat aktif dalam melakukan komunikasi dengan anggota KST wilayah Puncak lainnya untuk memantau pergerakan anggota dan menyusun rencana aksi penyerangan.
Jukius Tabuni merupakan pasukan dari Kelompok KST Tinggineri-Kogibur di bawah pimpinan KST Goliath Tabuni. Namun, saat ini, Jukius Tabuni telah bergabung dengan Kelompok KST wilayah Puncak yang dipimpin oleh Numbuk Telenggen.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Dr. Bayu Suseno mengatakan Penangkapan Jukius Tabuni adalah langkah yang penting dalam menanggulangi keberlanjutan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata di wilayah Kabupaten Puncak.
Masifnya, aksi teror yang kerap dilakukan KST di berbagai wilayah di Papua semakin dikecam oleh banyak pihak. Setiap aksi serangannya, KST sering kali menyiksa, menganiaya, bahkan membunuh masyarakat sipil. KST pun tidak jarang mengeluarkan narasi-narasi propaganda yang salah satunya memfitnah pasukan TNI-Polri.
Tokoh Masyarakat Papua, Rulche Wally sangat mengecam tindakan atau aksi yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Pihaknya mengatakan bahwa KST perlu diberantas karena hanya menjadi penghambat bagi Pemerintah dalam memajukan Papua. Kekejaman KST tidak bisa dibiarkan. Rulche menekankan bahwa aparat keamanan perlu menindak dengan tegas aksi-aksi yang KST Papua lakukan selama ini kepada masyarakat sipil.
Sampai saat ini anggota KST Papua tidak henti-hentinya melakukan tindakan mengerikan. Mereka melakukan aksinya secara brutal tanpa memikirkan sedikit pun keselamatan warga lainnya. Mereka juga menyerang tanpa mengenal rasa ampun dan dengan cara yang sangat kejam.
Akibat tindakan brutal tersebut, aparat keamanan pun terpaksa mengambil tindakan tegas terukur. Namun tindakan aparat keamanan itu sepertinya tidak dihiraukan sama sekali. Pasalnya, sampai saat ini anggota KST Papua tidak pernah berhenti melancarkan aksinya. Mereka terus melakukan menyerang baik itu menghabisi warga sipil maupun aparat keamanan lainnya. Dengan demikian, masyarakat masih terus berharap agar Papua bisa lebih maju dan dapat bersaing dengan Provinsi lainnya yang berada di Indonesia tanpa eksistensi dari KST.

*) Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta

Post Comment