MBG Jadi Program Baru dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat

MBG Jadi Program Baru dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat

 

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dipandang memiliki potensi besar dalam upaya pengentasan kemiskinan. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, yang mengatakan bahwa program MBG dapat dikolaborasikan dengan berbagai agenda strategis pemerintah guna mengatasi kemiskinan di Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Potensi kolaborasi program MBG dengan agenda pengentasan kemiskinan, beberapa program strategis Pak Prabowo bisa tercapai, seperti hilirisasi, swasembada pangan, mengurangi ketergantungan impor bisa tercapai, mendukung pengembangan SDM, dan mendukung program ketahanan pangan,” tegasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dengan melibatkan 50.000 desa sebagai penyedia produksi pangan, program ini diharapkan dapat mempercepat swasembada pangan, mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan pengembangan sumber daya manusia dan ketahanan pangan nasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Orang miskin harus menjadi penyuplai utama, bukan hanya bergantung pada vendor besar. Kami mengidentifikasi ada 75.000 desa di Indonesia, dan jika minimal 50.000 desa berpartisipasi, kita bisa mencetak 650.000 hektare sawah yang tersebar di seluruh desa,” sambungnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari sisi ekonomi makro, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa MBG diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar 0,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Program ini juga diprediksi dapat menyerap hingga 185.000 tenaga kerja dan menurunkan tingkat kemiskinan hingga 0,19 persen. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan berkomitmen untuk terus mendukung program ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Karena menyediakan lebih dari 350.000 sekolah, lebih dari 90 juta siswa di Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Bukan hanya dari segi besaran anggaran, tetapi juga dari segi penyampaiannya,” ujar Sri Mulyani.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sri Mulyani mengibaratkan implementasi program ini seperti menyelenggarakan pesta pernikahan besar yang dilakukan setiap hari di seluruh Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Untuk yang satu ini, kami menyediakan makanan untuk 5.000 orang di setiap fasilitas setiap hari. Jadi seperti sedang menyelenggarakan pesta pernikahan setiap hari sepanjang tahun,” ucapnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pelaksanaan MBG mulai Januari 2025 telah melibatkan 220 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dengan masing-masing unit bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bagi 3.000 penerima manfaat. Hingga akhir bulan tersebut, program ini telah menjangkau hampir 590 ribu penerima manfaat yang terdiri dari pelajar, ibu hamil, dan balita.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ke depannya, jumlah SPPG akan terus bertambah hingga mencapai 5.000 unit pada Desember 2025, dengan target penerima manfaat yang lebih luas, mencapai 4.000 orang per unit. Dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk tahun 2025, MBG diharapkan dapat menjangkau 15,5 juta pelajar serta 2,4 juta ibu hamil dan balita.

 

 

 

 

“Kami akan mampu memberikan dukungan. Dan itulah mengapa ini adalah area yang akan terus kami berikan prioritas lebih tinggi, tidak hanya dalam hal anggaran, tetapi yang terpenting, pada pengiriman,” tegas Sri Mulyani. //

Post Comment