Mendorong Peran Tokoh Agama dan Adat di Papua Dalam Membebaskan Pilot Susi Air

Mendorong Peran Tokoh Agama dan Adat di Papua Dalam Membebaskan Pilot Susi Air

Oleh: Devaryo Valarie

Pemerintah terus berupaya untuk membebaskan Pilot pesawat Susi Air Phillip Mark Mehrtens yang disandera KST Papua hingga saat ini. Berbagai upaya pembebasan sudah dilakukan pemerintah dan aparat keamanan, salah satunya melalui pendekatan persuasif yang dilakukan oleh para tokoh. Selain itu, Pemerintah melalaui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga berkoordinasi intensif dengan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru.
Upaya-upaya pembebasan sudah dilakukan oleh TNI dan Polri, dengan terus melakukan negosiasi. Hanya saja sampai saat ini negosiasi dengan KST Papua belum mencapai kesepakatan. Pemerintah kali ini mencoba untuk berkolaborasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam upaya pembebasan pilot Susi Air itu, antara lain dengan melakukan pendekatan gereja.
Pilot pesawat Susi Air, Phillip Mark Mehrtens disandera KST Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak tanggal 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Pesawat yang dikemudikan pilot asal Selandia Baru itu kemudian dibakar oleh KST Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto sudah bertemu dengan tiga tokoh asal Nduga, Papua, untuk membicarakan upaya membebaskan pilot Philip Mark Mehrtens yang disandera KST Papua melalui pendekatan gereja.
Dalam pembebasan pilot Susi Air, Hadi Tjahjanto menegaskan prioritas pendekatan yang dilakukan bersifat non militer. Pendekatan gereja dipilih karena mayoritas warga di Papua menganut agama Kristen dan Katolik. Melalui pendekatan gereja, diyakini dapat dengan mudah melakukan pendekatan kepada para penyandera untuk membebaskan pilot tersebut. Hadi tidak menjelaskan secara teknis metode pendekatan gereja yang dimaksud. Dia hanya menjelaskan bahwa hal tersebut baru berupa rencana yang belum direalisasikan.
Hadi Tjahjanto menegaskan pihaknya meminta kepada para tokoh agama untuk komitmen menjaga persatuan bangsa. Sebab, Indonesia adalah bangsa yang besar dan majemuk. Menko Polhukam menjelaskan peran tokoh agama sangat vital. Pihaknya mencontohkan tokoh masyarakat seperti di Papua sangat didengar oleh masyarakatnya. Mustahil seorang umat melanggar petuah yang sudah disampaikan Romonya. Apalagi, kalau sampai melanggar hukum.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Arfin Sudirman mengatakan upaya pemerintah menggunakan pendekatan gereja untuk membebaskan pilot Philip Mark Mehrtens yang masih disandera KST Papua dipakai agar tidak terdapat korban sipil. Dengan menggunakan pendekatan identitas ini, pihak KST Papua pimpinan Egianus Kogoya diharapkan dapat lebih mendengarkan tuntutan pemerintah karena pihak yang memiliki kedekatan identitas umumnya memiliki pengaruh yang lebih tinggi daripada negara.
Arfin Sudirman menambahkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah tersebut dinilai untuk menjaga hubungan baik dengan Selandia Baru. Selain itu, terdapat kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Selandia Baru bahwa pendekatan persuasif harus lebih diprioritaskan daripada pendekatan represif dalam upaya membebaskan pilot Philip.
Pendekatan berbasiskan identitas seperti agama atau etnis memang terkadang dapat dipakai sebagai alternatif dari pendekatan represif yang dilakukan oleh negara untuk membebaskan sandera. Umumnya pendekatan ini dilakukan pada daerah-daerah konflik di mana penculikan lazim terjadi. Sebagai contohnya, ketika tokoh-tokoh Muslim Sunni Arab meminta pembebasan aktivis perdamaian Kristen yang diculik ketika konflik di Irak terjadi tahun 2005.
Selain itu, pendekatan berbasis agama juga pernah digunakan dalam peristiwa penyanderaan yang terjadi di Haiti. Di mana Paus Fransiskus memohon agar penculik membebaskan biarawati yang disandera oleh kelompok bersenjata di Port-au-Prince.
Oleh sebab itu, pendekatan gereja yang digunakan pemerintah dipakai agar tidak adanya korban sipil yang berjatuhan, terutama pilot Philip asal Selandia Baru. Meskipun hal tersebut bergantung pada siapa tokoh agama yang diminta oleh pemerintah untuk melakukan upaya persuasif.
Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan pihaknya siap memberi saran kepada Menko Polhukam terkait upaya pembebasan pilot Susi Air. Hal ini dikatakannya saat Menko Polhukam bersilaturahmi ke PP Muhammadiyah. Tidak hanya dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat militeristik, tapi juga ada pendekatan yang melibatkan para tokoh agama, institusi agama, dan kompleksitas masalah Papua memang perlu dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan.
Mu’ti merasa perlu keterlibatan pemuka Kristiani ataupun Katolik. Pihaknya menilai kalangan Kristiani atau Katolik lebih memiliki akses untuk masalah-masalah Papua ini karena memang secara populasi masyarakat Papua mayoritas beragama Kristen dan Katolik. PP Muhammadiyah sendiri mendukung semua pendekatan untuk dapat membebaskan pilot Susi Air. Namun tidak mengedepankan pendekatan militer.
Pembebasan sandera Pilot pesawat Susi Air Phillip Mark Mehrtens memang memerlukan kerja sama yang kuat dari berbagai elemen masyarakat, terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat. Peran mereka benar-benar dibutuhkan untuk percepatan pembebasan sandera karena dinilai lebih memiliki kedekatan emosional, sosial, dan spiritual. Oleh karena itu, tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut secara optimal tanpa menimbulkan korban lain.

)* Penulis adalah mahasiswi asal Papua tinggal di Surabaya

Post Comment