Mendukung Optimalisasi Pemkab Nduga Bantu Pembebasan Pilot Susi Air
Mendukung Optimalisasi Pemkab Nduga Bantu Pembebasan Pilot Susi Air
Oleh : Ferdy Mawirampakel
Pilot Susi Air, Philip Mark Mehtrens diketahui tengah disandera di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Pemkab Nduga diminta untuk membantu upaya pembebasan pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Separatis teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya.
Pejabat (Pj) Gubernur Papua, Nikolauas Kondomo meminta Pemerintah Kabupaten Nduga membantu upaya pembebasan pilot Susi Air yang disandera oleh KST tersebut. Dari laporan yang diterima, pilot asal Selandia Baru tersebut masih berada diwilayah Kabupaten Nduga.
Dirinya juga menyampaikan bahwa upaya untuk membebaskan pilot yang disandera oleh KST tersebut akan terus dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Pendekatan tentu akan terus dilakukan agar sandera segera dibebaskan oleh kelompok Egianus Kogoya.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjend TNI Izak Pangemanan sebelumnya mengungkapkan bahwa pilot Susi Air yang ditawan oleh KKB diketahui dalam keadaan baik. Laporan yang diterima terungkap bahwa kondisi Philips dalam keadaan sehat, dan TNI–Polri juga tengah berupaya dalam membebaskan Philips dengan tetap melakukan negosiasi.
Sebelumnya, Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge mengatakan bahwa tim negosiasi yang dibentuk oleh Pemkab Nduga hingga kini masih melakukan negosiasi dengan KST untuk membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut. Namia mengatakan ada anggota tim negosiasi yang sudah bertemu dengan kelompok penyandera.
Menurutnya, saat ini masyarakat didaerahnya juga mengalami ketakutan karena tidak bisa beraktivitas dengan normal. Disatu sisi masyarakat takut dengan KST dan juga takut melihat banyaknya aparat keamanan. Hal tersebut membuat Pj Bupati Nduga menginginkan agar masalah ini bisa diselesaikan.
Sejak penyanderaan dilakukan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menerjunkan tim Gabungan Operasi Damai Cartenz untuk mencari keberadaan pilot. Sementara TNI Angkatan Darat segera melepas pasukan ke Kabupaten Nduga. Saat itu kepala staf TNI AD Jenderal Dudung Abdurachman menyatakan pasukan membawa target mencari keberadaan pilot dan memburu kelompok yang disebut separatis teroris.
Dua bulan berselang tim gabungan TNI-Polri menangkap anak buah Kogoya, yakni Yomse Lokbere. Tim gabungan juga mengklaim telah menemukan gudang persenjataan di Sagu Lima Kenyam, Nduga. Akan tetapi, penangkapan tersebut justru memicu eskalasi konflik memanas. Sedikitnya lima prajurit TNI tewas dan puluhan lainnya hilang usai baku tembak dengan kelompok bersenjata di Nduga.
Merespon hal tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kemudian meningkatkan status operasi menjadi siaga tempur di Papua pada 18 April. Panglima Kodam XVII/Cenderawasih mengirim 400 personel dari Batalyon Yonif RK J51/VJS ke Nduga.
Operasi penyelamatan pilot Susi Air pun akhirnya memasuki babak baru. Kelompok Egianus mendesak negosiasi dengan pemerintah. Dua bulan menjadi tenggat waktu yang diberikan sebelum Philip disebut akan ditembak.
Terkait dengan negosiasi tersebut, Polda Papua sempat menyebut bahwa kelompok Egianus meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk ditukar dengan pilot Susi Air. Namun isu tersebut kemudian dibantah oleh Egianus sendiri karena pihaknya tidak menginginkan uang tebusan, melainkan kemerdekaan.
Sementara itu, Panglima TNI secara tegas mengatakan bahwa upaya penyelamatan pilot Susi Air dilakukan dengan hati-hati. Pihaknya juga memaksimalkan negosiasi dengan menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat dan adat setempat. Harapannya tentu tidak ada kontak tembak antara TNI-Polri dengan KST untu menyelamatkan Philip.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa upaya negosiasi untuk membebaskan Pilot Susi Air dari KST akan diserahkan kepada Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge. Edison kini tengah berada di Wamena untuk menyiapan pesawat yang akan digunakan untuk membebaskan Philip.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa proses untuk mendapatkan pesawat bukanlah hal yang mudah. Pasalnya mereka takut untuk mendekati lokasi yang sudah disepakati oleh pihak pemerintah dan KST yang menyandera Philips.
Mantan Kepala Staf TNI Angatan Laut (KSAL) ini mengatakan bahwa keselamatan Philip dan masyarakat sekitar tetap menjadi prioritas dalam misi pembebasan. Karenanya, negosiasi damai akan tetap dikedepankan demi membebaskan Philip.
Dukungan untuk Edison juga datang dari Pemerintah Provinsi Papua Pegununganyang berharap agar Pj Bupati Nduga mampu membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut. Sebab perlu dilakukan pendekatan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga Egianus sendiri.
Tentu saja tidak mudah untuk melakukan dialog dengan KKB, sehingga tidak ada target waktu kapan terselesaikan, tetapi aparat keamaan selalu berupaya agar langkah persuasif yang dilakukan dapat menemui titik terang. Bagaimanapun juga, kesepakatan antara dua pihak bukanlah hal yang mudah. Apalagi upaya negosiasi dipilih karena operasi kali ini mengutamakan keselamatan Philip.
Pemerintah Kabupatan Nduga diharapkan mampu membebaskan Philip dengan dukungan dari berbagai pihak. Edison Gwijangge selaku Pj Bupati Nduga akan memainkan peran vital guna membebaskan Philip Mark Mehtrens.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Medan
Post Comment