Mendukung Strategi Pemerintah Stabilkan Harga Beras Melalui Operasi Pasar

Mendukung Strategi Pemerintah Stabilkan Harga Beras Melalui Operasi Pasar

Oleh : Clara Diah Wulandari

Pemerintah menggelar Operasi pasar di seluruh wilayah di Indonesia, tujuannya untuk menstabilkan harga beras. Setelah diadakan operasi pasar, harganya berangsur-angsur turun. Pemerintah berusaha keras agar harga beras tetap stabil dan masyarakat bisa mendapatkannya.

Belakangan harga beras mengalami penyesuaian dan masyarakat terkejut. Akan tetapi mereka sebenarnya tidak perlu khawatir karena harga beras akan terus distabilkan. Pemerintah tidak akan tinggal diam karena beras merupakan sembako (Sembilan bahan pokok) di Indonesia.

Presiden Jokowi menyatakan bahwa beliau memberi instruksi untuk mengadakan operasi pasar, tujuannya untuk menstabilkan harga beras. Saat ini stok cadangan beras pemerintah sebanyak 1,6 juta ton dan masih akan bertambah. Beliau menargetkan stok cadangan beras pemerintah bisa mencapai 3 juta ton.

Dalam artian, pemerintah tidak diam saja ketika ada perubahan harga beras. Akan tetapi langsung ada tindakan untuk menambah persediaan cadangan beras agar stoknya selalu mencukupi, bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian, operasi pasar juga menjadi strategi utama pemerintah dalam menstabilkan harga beras. Presiden Jokowi saat meninjau Gudang Bulog di Karawang, Jawa Barat tanggal 14 September 2023 menginstruksikan kepada Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar (OP), baik di tingkat ritel maupun pedagang besar (grosir) agar harga beras di tingkat konsumen turun.
Dalam operasi pasar beras dijual dengan harga hanya Rp. 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogramnya, dan nominal ini di bawah harga pasar. Saat ada operasi pasar maka disambut antusias masyarakat karena bisa membeli beras dengan harga yang cukup terjangkau.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa operasi pasar dilakukan guna menjaga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP), khususnya komoditas beras. Menurutnya, operasi pasar penting dilakukan untuk menjamin harga beras Bulog di harga Rp11.000/kg.
Mendag Zulkifli menambahkan bahwa dirinya telah datang ke Makassar, Papua, Lampung, Jambi, dan Solo. Tujuannya untuk mengecek harga beras dan ketersediaan stok beras. Dalam hal ini, Pemerintah pusat melalui Kemendag bekerja sama dengan Bupati, Gubernur, Bulog, dan Bapanas untuk menstabilkan harga beras,
Sebagai upaya menekan kenaikan harga beras, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan beras SPHP dengan harga jual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen. Termasuk berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah untuk menyediakan pangan dengan harga terjangkau.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyaluran Bantuan Pangan Beras sebesar 10 kg kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang semula dijadwalkan berlangsung Oktober menjadi September.
Gubernur, Bulog, dan Bapanas akan menyerahkan Bantuan Pangan Beras dari Presiden Joko Widodo sebanyak 10 kg kepada KPM. Bantuan Pangan Beras akan dibagikan selama September, Oktober, dan November. Kalau APBN longgar, semoga pada Januari, Februari, dan Maret bantuan pangan akan dibagikan lagi.
Kali ini pemerintah menyediakan 500 paket beras SPHP Bulog kemasan 5 Kg dengan harga jual di bawah HET. Selain itu terdapat 50 paket sembako dari Gubernur Jambi untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Mendag Zulkifli Hasan menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok beras. Pasalnya, persediaan beras di Bulog ada 1,6 juta ton dan akan ada tambahan 400 ribu ton.
Untuk menstabilkan harga beras maka pemerintah memiliki beberapa cara. Selain dengan operasi pasar, caranya dengan membuka keran impor beras. Pemerintah sendiri sudah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton sampai akhir tahun 2023.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan bahwa realisasi impor beras yang sudah dikuasai Bulog ialah sebanyak 1,6 juta ton, dan sisanya 400 ribu ton ada yang masih dalam perjalanan dan ada juga sebagian yang sudah masuk ke daerah atau wilayah di seluruh Indonesia.
Budi Waseso melanjutkan, sekarang beras tidak tumpuk di satu tempat, Kalau dulu banyak beras di Jawa, umpamanya di Jakarta dan di Jawa Timur. Namun sekarang tidak, langsung dikirim ke daerah-daerah, bahkan di Papua pun langsung kirim dari Thailand ke Papua. Bulog menargetkan seluruh beras impor 2 juta ton itu seluruhnya akan masuk ke Indonesia pada akhir November atau paling lambat awal Desember 2023.
Dalam artian, pemerintah benar-benar bekerja keras untuk menstabilkan harga beras karena merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Selain dengan operasi pasar, distribusi beras juga wajib diperhatikan. Dengan cara ini maka beras akan merata di seluruh Indonesia dan harganya tetap stabil.
Pemerintah berkomitmen penuh untuk menstabilkan harga beras. Cara utama adalah dengan mengadakan operasi pasar, yang dilakukan di kota atau kabupaten seluruh Indonesia. Kemudian ada penambahan persediaan beras dan pemerataan distribusi. Hasilnya, harga beras bisa ditekan sehingga rakyat kecil sekalipun bisa membelinya. Dengan operasi pasar maka harga beras akan tetap stabil.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantar

Post Comment