Mengapresiasi Penggerebekan Markas KST Papua Demi Tumpas Separatisme

Mengapresiasi Penggerebekan Markas KST Papua Demi Tumpas Separatisme

Oleh : Alfred Jigibalom

Adanya penggerebekan pada Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang terjadi di Ambaidiru merupakan sebuah bukti sangat nyata bahwa memang seluruh aparat keamanan terus dan sudah sangat optimal dalam upayanya untuk menjaga kedamaian di Bumi Cenderawasih sehingga tidak terjadi lagi tindakan teror dan kekerasan serta tidak lagi jatuh korban.

Tim Gabungan dari Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz dan juga Kepolisian Resort (Polres) Kepulauan Yapen berhasil melakukan penggerebekan ke sarang KST yang berada di Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo, Kepulauan Yapen, Papua.

Terkait dengan adanya penggerebekan gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih itu, Pelaksana harian Wakil Kepala Operasi (Ops) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Joko Sulistio menjelaskan bahwa penggerebekan yang dilakukan pada hari Jumat, tanggal 15 Juni 2023 itu dilakukan sesaat setelah terjadinya pembakaran alat berat (ekscavator) dan juga adanya pengibaran bendera Bintang Kejora.

Tentunya, hal tersebut juga menunjukkan bahwa memang para aparat keamanan di Indonesia langsung bergerak dengan sangat cepat tanggap dalam menangani perihal separatisme dan terorisme di Tanah Air, karena mampu langsung melakukan tindakan dengan sangat tegas untuk menghukum mereka.

Untungnya, kejadian yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2023 lalu di Kampung Woda, Distrik Rainbawi, Kabupaten Kepuluan Yapen itu, yakni adanya pembakaran alat berat, tidak memunculkan korban jiwa. Tidak bisa dipungkiri pula, dengan tidak adanya korban jiwa atas kejadian teror yang dilakukan oleh KST Papua juga merupakan salah satu bukti nyata dari keberhasilan para aparat keamanan untuk senantiasa menjaga kondusifitas.
Lebih lanjut, dari adanya penggerebakan yang dilakukan di sarang kelompok separatis dan teroris Bumi Cenderawasih itu, aparat keamanan dari personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah berhasil mengamankan 1 (satu) pucuk senjata api (senpi) rakitan yang berbahan kayu dan menyerupai pistol rompi berwarna loreng.
Bukan hanya itu saja, namun dari adanya penggerebakan tersebut, aparat keamanan juga berhasil untuk mengamankan bendera Bintang Kejora yang berukuran sebesar 25 cm x 15 cm dan juga berbagai macam barang bukti lainnya. Kini, seluruh barang bukti yang berhasil disita dari gerombolan separatis itu telah diserahkan kepada pihak Polres Kepulauan Yapen untuk segera ditindaklanjuti.
Untuk semakin memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih, maka dari itu, para aparat keamanan dari personel gabungan Satgas Damai Cartenz terus menggiatkan semua anggota mereka untuk melakukan pelaksanaan patroli dan berkeliling guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Ternyata, diketahui bahwa kelompok separatis dan teroris Papua yang berhasil digerebek tersebut merupakan gerombolan pimpinan dari Sefnat Marani. Kemudian, untuk bisa mencapai lokasi sarang KST itu, perlu ditempuh sekitar hingga 2 (dua) jam perjalanan dengan cara berjalan kaki.
Sementara itu, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Pol Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa awal mula penggerebakn itu bisa dilakukan oleh para aparat keamanan dikarenakan sebelumnya sempat ada informasi dari masyarakat setempat mengenai posisi dan juga keberadaan gerombolan separatis itu.
Namun, ketika dilakukan penggerebekan ke dalam sarang KST Papua tersebut, ternyata mereka semua sudah melarikan diri dan berusaha untuk menghindari aparat keamanan Tanah Air serta meninggalkan sejumlah barang bukti di markasnya. Dengan larinya gerombolan separatis itu dari upaya penggerebekan Satgas Damai Cartenz, termasuk juga menunjukkan bahwa sebenarnya memang mereka sama sekali tidak memiliki kekuatan apapun dan tidak bisa berkutik melawan kekuatan yang dimiliki oleh aparat keamanan Tanah Air.
Salah satu barang bukti yang juga turut berhasil diamankan oleh para aparat keamanan dari sarang gerombolan separatis di provinsi paling Timur di Indonesia tersebut adalah alat komunikasi berupa Handy Talkie (HT).
Pada kesempatan lain, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), K.H. Ma’ruf Amin dengan sangat keras mengutuk seluruh tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh KST Papua, bahkan kerap kali juga terus memakan korban jiwa, baik dari warga sipil yang tidak berdoasa hingga dari aparat keamanan juga.
Maka dari itu, beliau kemudian menginstruksikan bahwa memang saat ini para aparat keamanan sudah seharusnya bertindak dengan jauh lebih tegas dalam upaya menghadapi gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih itu, termasuk pula dalam melakukan penyisiran dan juga pengejaran kepada semua anggota KST Papua secara tepat dan cepat, sehingga mereka tidak bisa lagi menyebar teror dengan mengganggu keamanan masyarakat.
Upaya untuk senantiasa menjaga kedamaian di Bumi Cenderawasih terus dilakukan dengan sangat optimal oleh seluruh jajaran aparat keamanan. Salah satu bukti nyata dari bagaimana mereka telah melakukan kerja kerasnya adalah keberhasilan dalam melakukan penggerebekan KST Papua di Ambaidiru.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali

Post Comment