Mengapresiasi Peran Krusial Pemerintah dan Aparat Keamanan sebagai Pilar Utama Suksesnya PON XXI Aceh-Sumut
Mengapresiasi Peran Krusial Pemerintah dan Aparat Keamanan sebagai Pilar Utama Suksesnya PON XXI Aceh-Sumut
Oleh: Nurul Intan Syahrani
Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang berlangsung pada 2024 merupakan salah satu ajang paling bergengsi dalam kalender olahraga Indonesia.
Selain menjadi perayaan prestasi atlet dari seluruh penjuru Nusantara, PON kali ini juga menjadi tolak ukur bagi kemampuan negara dalam mengelola event besar secara aman dan tertib.
Keberhasilan pelaksanaan PON ini tak lepas dari kerja keras pemerintah dan aparat keamanan yang berperan sebagai pilar utama dalam menjaga kelancaran dan keamanan acara.
Dukungan penuh yang diberikan oleh Kepolisian Daerah Aceh dan Sumatera Utara, bersama dengan TNI dan berbagai elemen keamanan lainnya, menjadi kunci penting yang harus diapresiasi oleh seluruh masyarakat.
Mengamankan acara berskala nasional seperti PON bukanlah perkara mudah. Ribuan peserta dari seluruh Indonesia datang untuk berlaga dalam berbagai cabang olahraga, sementara masyarakat lokal dan penonton dari berbagai daerah juga turut hadir untuk menyaksikan pertandingan secara langsung.
Situasi ini menuntut aparat keamanan untuk bekerja ekstra dalam menjaga ketertiban dan keamanan, tidak hanya di lokasi pertandingan tetapi juga di seluruh area yang terlibat dalam perhelatan ini, termasuk hotel, tempat wisata, hingga fasilitas umum.
Upaya maksimal yang dilakukan oleh Polda Aceh dan Polda Sumatera Utara dengan melibatkan lebih dari 10 ribu personel gabungan menjadi contoh komitmen nyata dari pihak berwenang.
Kapolda Aceh, Irjen Achmad Kartiko, dalam keterangannya menyebutkan bahwa jumlah personel yang dikerahkan terdiri dari 4.579 anggota Polri, 4.190 TNI, 1.154 personel Satpol PP, dan 162 anggota Basarnas. Seluruh kekuatan ini disebar dalam operasi khusus yang dinamakan Operasi Po Meurah Seulawah 2024.
Operasi ini tidak hanya berfokus pada tindakan preventif dan preemtif, tetapi juga pada penegakan hukum serta deteksi dini potensi gangguan keamanan. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pelaksanaan PON XXI dapat berjalan dengan lancar dan aman, mulai dari kedatangan kontingen hingga kepulangan para peserta.
Tidak hanya mengerahkan personel, Polda Aceh juga menyediakan tiga posko keamanan yang siap melayani selama 24 jam. Posko-posko ini, antara lain, berada di Stadion Harapan Bangsa, Command Center Polda Aceh, serta Posko K3 (Kendali, Koordinasi, Komunikasi, dan Informasi) Korlantas Mabes Polri. Kehadiran posko-posko ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dan panitia PON dalam berkoordinasi jika terjadi situasi darurat atau permasalahan keamanan.
Namun, keamanan fisik dan personel bukan satu-satunya fokus utama dari pemerintah dan aparat keamanan. PON XXI ini juga menghadirkan tantangan baru dalam hal keamanan siber dan teknologi, mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tidak hanya mengandalkan personel di lapangan, tetapi juga mengintegrasikan penggunaan teknologi canggih dalam upaya pengamanannya. Salah satu peralatan teknologi yang digunakan adalah face recognition atau pengenalan wajah dan plate recognition untuk memantau kendaraan.
Selain itu, Polri juga memanfaatkan drone dan sistem pengawasan CCTV di berbagai titik strategis, terutama di lokasi-lokasi yang menjadi pusat keramaian selama PON berlangsung.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumut, Komisaris Besar Polisi Hadi Wahyudi, menjelaskan bahwa berbagai peralatan modern ini merupakan bagian dari upaya Polri untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian selama acara.
Dengan adanya teknologi canggih ini, aparat keamanan dapat lebih cepat dalam mendeteksi potensi gangguan keamanan dan mengambil tindakan preventif sebelum situasi menjadi tidak terkendali.
Di sisi lain, keberhasilan PON tidak hanya terletak pada peran aktif aparat keamanan, tetapi juga pada partisipasi masyarakat lokal. Kapolda Aceh, Irjen Achmad Kartiko, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung kelancaran acara ini.
Beliau mengimbau agar seluruh masyarakat Aceh dapat memberikan dukungan penuh kepada para atlet yang berlaga, baik yang berasal dari Aceh maupun dari daerah lain. Masyarakat diharapkan dapat menunjukkan keramahan kepada para tamu, menjaga sportivitas, serta mematuhi setiap arahan yang diberikan oleh pihak berwenang, khususnya dalam hal pengaturan lalu lintas dan penggunaan fasilitas umum.
Ajang sebesar PON tidak hanya membawa dampak positif bagi dunia olahraga, tetapi juga menjadi kesempatan emas bagi Aceh dan Sumatera Utara untuk mempromosikan potensi daerahnya. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bekerja sama demi kesuksesan acara ini.
Tidak hanya dari segi keamanan, tetapi juga dari segi kesan yang ditinggalkan oleh para tamu yang datang dari berbagai pelosok Indonesia. Dengan demikian, PON XXI ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat citra positif Aceh sebagai daerah yang ramah, indah, dan aman bagi para pengunjung.
Pada akhirnya, keberhasilan PON XXI Aceh-Sumut bukan hanya soal prestasi olahraga semata, tetapi juga tentang bagaimana sebuah negara mampu bersatu untuk menyelenggarakan acara besar yang aman dan tertib. Pemerintah dan aparat keamanan telah berperan sebagai pilar utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan selama acara berlangsung.
Namun, keberhasilan ini juga membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan PON XXI ini sebagai ajang kebanggaan nasional, di mana prestasi, sportivitas, dan persatuan menjadi nilai-nilai yang dikedepankan. Dengan semangat gotong royong, PON XXI Aceh-Sumut menjadi momentum kejayaan bersama.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Post Comment