Mengapresiasi Sinergitas Apkam Berantas KST Papua

Mengapresiasi Sinergitas Apkam Berantas KST Papua

Oleh : Viktor Awoitauw

Keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terbukti menjadi duri dalam daging bagi masyarakat. Oleh sebab itu, sinergitas aparat keamanan baik dari TNI, Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) perlu untuk terus ditingkatkan dan diapresiasi masyarakat.

KST telah melakukan berbagai tindakan untuk mencapai kemerdekaan Papua, namun, sebagai dampak dari perjuangan mereka, masyarakat Papua sendiri telah menjadi korban akibat kekejaman dari KST.

Dalam pergerakannya, KST telah terlibat dalam sejumlah tindakan, termasuk penggunaan kekerasan bersenjata, peledakan, dan penyelenggaraan demonstrasi besar-besaran terhadap pemerintah Indonesia segue ini bertujuan untuk meraih kemerdekaan Papua. Namun pemerintah Indonesia, untuk mengatasi hal tersebut, juga melakukan beberapa pencegahan, baik berupa penegakan hukum hingga upaya persuasif lainnya.

Tindakan yang telah dijalankan oleh KST Papua telah menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan di kalangan masyarakat, bahkan mengancam dengan menimbulkan rasa takut akibat tingkat kebrutalannya yang sudah dapat ditoleransi. Tentu saja, situasi seperti ini tidak dapat diabaikan, sehingga mendorong aparat keamanan lintas institusi seperti BIN, TNI, untuk bersinergi dalam rangka menegakkan hukum, melindungi rakyat Papua, dan menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Situasi keamanan yang stabil tentu saja benar-benar sangat dibutuhkan masyarakat, sebab dengan adanya stabilitas keamanan tersebut, berbagai program nasional dapat dilanjutkan. Dengan berlanjutnya berbagai program pembangunan, maka diyakini kesejahteraan rakyat dapat turut meningkat.
Terkait dengan wujud konkret sinergitas TNI, Polri, hingga BIN, aparat gabungan dari beragam unsur berhasil membekuk 1 anggota KST bernama Marthen Iba wilayah Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, Minggu (25/9). Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi. Ign. Suriastawa mengatakan, Marthen Iba ditangkap setelah terjadi penembakan ke Pos Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 407/PK sektor Distrik Aroba Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Menurut Kepala Penerangan Kogabwilhan III tersebut petugas gabungan juga berhasil menyita sejumlah barang bukti. Dalam hal ini, barang bukti yang disita dari penangkapan itu berupa tiga pucuk senjata api rakitan, KTP atas nama Marthen Iba, Kartu Tanda Anggota TPN Papua Barat atas nama Marthen Iba dengan jabatan Staf Operasi, delapan unit ponsel, dan sebuah tas. Marthen juga ditangkap setelah aparat gabungan melakukan patroli parimeter pasca serangan ke Pos TNI.
Tidak hanya itu, Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap satu anggota KST berinisial AK alias Artis (20) di wilayah Ilaga, Puncak Papua karena terlibat pembakaran rumah warga hingga SMA 1 Ilaga. Menurut Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno, penangkapan dilakukan pada Kamis (21/9) lalu dengan sejumlah barang bukti diantaranya satu buah tas kecil, satu unit HP merek Oppo, dan satu buah pisau. Bayu mengatakan saat ini AK masih diperiksa secara intensif oleh petugas di Polres Puncak.
Sementara itu, aparat keamanan juga berhasil melumpuhkan anggota KST di Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan pada Rabu (20/9). Kepala Satgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengonfirmasi bahwa empat anggota KST yang ditembak di sekitar Distrik Oksibil, berasal dari Kodap 35 Bintang Timur.
Selanjutnya, dari empat orang tersebut, satu orang anggota KST bernama Ricky Sasaka tewas. Adapun keempat anggota KST itu dilumpuhkan karena menembak pesawat yang sedang melintas.
Sebelumnya, petugas keamanan juga terlibat kontak senjata dengan Kelompok Separatis Papua pada tanggal 17 September 2023 yang terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Pada perisitiwa tersebut, menurut Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa, menyampaikan bahwa 5 anggota KST tewas saat kontak tembak dengan patroli aparat TNI yang sedang melaksanakan patroli lingkungan pos di Yahukimo.
Dengan adanya peningkatan kasus yang dilakukan dari aksi KST Papua tersebut diperlukan penanganan konflik berupa sinergitas antarlembaga di Indonesia. Sebab menurut Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyampaikan bahwa pola pendekatan untuk wilayah paling timur di Tanah Air itu membutuhkan operasi kemanusiaan secara terpadu demi pemerataan pembangunan.
Tindakan tersebut memang sangat perlu di lakukan, langkah strategis yang dikatakan KSAD merupakan upaya sinergitas antar lembaga yang bertujuan untuk mencapai pembangunan yang lebih merata di wilayah tersebut, dengan memperhatikan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Dengan kata lain, sinergitas antarlembaga pemerintah di Indonesia adalah kunci untuk mengatasi konflik di Papua dengan pendekatan yang komprehensif, yang mencakup aspek pembangunan dan kemanusiaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta menciptakan stabilitas jangka panjang.
Berbagai keberhasilan aparat keamanan dalam melumpuhkan kekekuatan KST Papua menunjukkan sinergitas Apkam lintas institusi yang selalu berkomitmen melindungi masyarakat. Kendati demikian, diperlukan dukungan semua pihak untuk terus bahu membahu mewujudkan situasi kondusif di Papua agar berbagai program pembangunan dapat terus dilanjutkan dan kedamaian di Bumi Cenderawasih dapat terus terjaga.

)* Mahasiswa Papua tinggal di Bandu

Post Comment