Mengapresiasi Upaya Pemerintah Jaga Pasokan Beras Ditengah Perubahan Iklim Ekstrem
Mengapresiasi Upaya Pemerintah Jaga Pasokan Beras Ditengah Perubahan Iklim Ekstrem
Oleh: Nana Gunawan
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilisasi nasional yang dapat meruntuhkan pemerintah yang sedang berkuasa.
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.
Jumlah macam makanan dan jenis serta banyaknya bahan pangan dalam pola makanan di suatu negara atau daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang telah di tanam di tempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang. Di samping itu kelangkaan pangan dan kebiasaan bekerja dari keluarga, berpengaruh pula terhadap pola makanan
Bagi Indonesia, pangan diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan bahwa gangguan ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras waktu krisis ekonomi 1997/1998 telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangannya dari produksi dalam negeri.
Pertimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduknya semakin membesar dengan sebaran populasi yang luas dan cakupan geografis yang luas dan tersebar. Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah mencukupi dan tersebar, yang memenuhi kriteria kecukupan konsumsi maupun persyaratan operasional logistik.
Indonesia sedang mengalami perubahan iklim yang mengakibatkan harga beras di pasaran mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras terjadi karena produksi beras mengalami penurunan yang disebabkan oleh kemarau panjang, hal ini menyebabkan harga beras di pasaran melonjak tinggi begitu juga dengan biaya produksi dan distribusi. Jika dibiarkan secara terus menerus, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi di Indonesia yang sangat berdampak kepada masyarakat menegah kebawah.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga stabilitas produksi beras pangan. Pertama, pemerintah dapat memberikan dukungan kepada para petani dalam bentuk bantuan teknis, pembiayaan, dan pengadaan sarana produksi yang memadai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi dan mengurangi risiko kegagalan panen.
Selain itu, pemerintah juga dapat mendorong adopsi teknologi pertanian yang lebih modern dan efisien. Teknologi seperti irigasi modern, penggunaan varietas unggul, dan pengendalian hama dan penyakit yang lebih baik dapat membantu meningkatkan produksi beras secara signifikan.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dalam upaya menjaga stabilitas produksi beras pangan. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan menurunkan kualitas tanah. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dalam penggunaan input pertanian agar produksi beras dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.
Selain menjaga stabilitas produksi, menjaga stabilitas harga beras juga sangat penting. Fluktuasi harga beras dapat berdampak pada daya beli masyarakat dan kestabilan ekonomi. Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah dapat melakukan kebijakan yang mendorong efisiensi dalam rantai pasokan beras, seperti pengaturan distribusi dan pengendalian stok. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan intervensi pasar melalui kebijakan impor dan ekspor untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan beras.
Selain peran pemerintah, kerjasama antara petani, produsen, dan pedagang juga sangat penting dalam menjaga stabilitas harga beras. Dalam situasi pasokan yang berlebihan, petani dapat bekerja sama dengan produsen dan pedagang untuk mencari solusi seperti penyimpanan atau diversifikasi produk. Sedangkan dalam situasi pasokan yang terbatas, kerjasama yang baik juga diperlukan agar distribusi beras dapat berjalan dengan lancar dan harga tetap stabil.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pemerintah akan mengimpor 1 juta ton beras dari China pada tahun depan. Ini merupakan kelanjutan kebijakan impor beras 2 juta ton yang dilakukan pemerintah pada tahun ini. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk menambah jumlah impor beras untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan karena hasil panen beras di Indonesia memang sedang mengalami penurunan yang disebabkan oleh faktor alam. Hal tersebut dilakukan karena pemerintah tidak ingin terlambat dalam pengambilan keputusan yang akan berdampak kepada kesejahteraan rakyat.
Secara keseluruhan, menjaga stabilitas produksi beras pangan dan menjaga stabilitas harga merupakan tugas yang kompleks dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas, upaya yang terus menerus diperlukan untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas beras yang cukup bagi masyarakat.
*) Penulis merupakan kontributor Persada Institute
Post Comment