Mengecam Tindakan Brutal KST Papua Halangi Penyelamatan Pilot Susi Air

Mengecam Tindakan Brutal KST Papua Halangi Penyelamatan Pilot Susi Air

Oleh : Viktor Awoitauw

Seluruh pihak patut untuk mengecam dengan sangat keras adanya serangkaian aksi sadis dan kekerasan yang terus saja dilakukan oleh KST Papua. Lantaran mereka tidak segan menyerang aparat keamanan dan juga terus menghalangi upaya misi penyelematan Pilot Susi Air.

Baru-baru ini Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali melakukan aksi sadisnya, memang kelompok tersebut tidak henti-hentinya terus memberikan teror dengan serangkaian aksi kejam yang sama sekali tidak manusiawi. Diketahui bahwa satu prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) gugur saat bertugas di Bumi Cenderawasih.

Prajurit tersebut adalah Pratu Miftahul Arifin, yang merupakan anggota dari Satgas Yonif R/321 GT yang sedang bertugas di Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua. Almarhum gugur di lapangan karena serangan tembakan dari KST Papua.

Mengenai kejadian tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono mengungkapkan kronologi baku tembak yang dialami oleh prajurit dengan KST Papua di Mugi-Mam tersebut, yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 15 April 2023 pada pukul 16:30 WIT lalu.

Dirinya menjelaskan bahwa memang pada awalnya pihak aparat keamanan gabungan, termasuk TNI membentuk Satgas yang ditujukan untuk bisa melakukan misi penyelamatan Pilot Susi Air yang disandera oleh kelompok separatis dan teroris Papua. pihak Satgas mencoba untuk mendekati posisi dari para sandera, namun ternyata kelompok penyandera langsung melakukan serangan pada aparat keamanan.
Laksda Julius menambahkan bahwa salah satu prajurit sempat terjatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter, kemudian ketika personel lainnya mencoba untuk memberikan pertolongan, namun mereka mendapatkan serangan ulang. Sementara itu, kondisi dari prajurit lainnya untuk saat ini memang masih dalam tahap pendalaman.
Kapuspen TNI tersebut menerangkan bahwa informasi terbaru sampai hari Minggu tanggal 16 April pukul 14:03 WIB, terkonfirmasi bahwa hanya ada 1 (satu) orang korban dalam baku tembak yang terjadi tersebut, yakni prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin.
Sejauh ini, aparat keamanan terus berupaya dengan semaksimal mungkin melakukan upaya penyelamatan Pilot Susi Air, termasuk juga terus berusaha untuk menyelamatkan prajurit lainnya yang sempat terkena serangan KST Papua, namun terdapat kendala yakni cuaca sehingga untuk bisa mendapatkan informasi lebih jauh, mengenai peristiwa tersebut, sempat terhambat oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.
Bahkan, dengan tegas, Panglima TNI sendiri langsung memerintahkan kepada jajarannya untuk segera melakukan pencarian dan juga mengirimkan bantuan tempur dengan kekuatan yang maksimal. Sampai saat ini, memang proses pemberian bantuan dan juga evakuasi kepada seluruh prajurit tetap dilakukan oleh TNI.
Sebenarnya bukan kali pertama aparat keamanan menjadi korban akan aksi sadis yang terus saja dilancarkan oleh kelompok separatis dan teroris tersebut. Sebelumnya, anggota TNI lainnya, yakni Sertu Robertus Simbolon juga gugur setelah dirinya diberondong peluru oleh KST Papua.
Kemudian, terdapat lagi aksi sadis yang dilancarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di bawah pimpinan Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Ndugama Derakma, Egianus Kogoya. Mereka terus menerus menunjukkan keberingasan mereka.
Pihak KST Papua bahkan mengklaim bahwa mereka telah melakukan penembakan pada 9 (sembilan) anggota TNI di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu 15 April 2023 sore hari lalu.
Atas banyaknya aksi sadis yang terus saja dilakukan oleh KST Papua, GM PKPPI Jawa Timur turut menyoroti aksi tidak manusiawi tersebut. Ormas pemuda anak-anak tentara dan polisi itu meminta kepada Pemerintah dan Panglima TNI untuk bisa bersikap dengan tegas dan terukur.
Bukan hanya itu, namun GM FKPPI sangat menentang dan juga turut mengecam keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh KST Papua. menurut Sekretaris GM FKPPI Jatim, Didik Prasetiyono, kekerasan justru hanya akan memperburuk situasi dan juga semakin memperbesar penderitaan bagi orang-orang yang terlibat ke dalam konflik tersebut, baik dari pihak aparat keamanan hingga masyarakat sipil yang tidak berdosa pun bisa menjadi korbannya.
Jelas saja segala jenis aksi sadis yang telah dilakukan oleh KST sudah menyebabkan banyak korban berjatuhan dan juga membuat kerusakan semakin besar di Tanah Papua. maka dari itu, Didik mendorong kepada semua pihak melalui GM FKPPI untuk bisa segera menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan berdialog.
Pasalnya, memang dengan cara damai dan dialog tersebut maka segala jenis perbedaan pendapat bisa dicarikan solusi terbaiknya bagi kedua belah pihak yang berkonflik, serta juga mampu menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat Papua bahkan Indonesia secara keseluruhan.
KST Papua terus melakukan penghalangan kepada upaya aparat keamanan yang hendak menyelamatkan Pilot Susi Air. Bukan hanya itu, namun mereka juga tidak segan-segan untuk langsung menyerang aparat keamanan hingga menyebabkan timbulnya korban jiwa. Tentu saja segala jenis bentuk aksi kekerasan yang sadis dari kelompok tersebut patut untuk dikecam dengan sangat keras.

)* penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung

Post Comment