Menkeu dan Gubernur Bank Se-ASEAN Sepakat Jaga Stabilitas dan Integrasi Keuangan

Menkeu dan Gubernur Bank Se-ASEAN Sepakat Jaga Stabilitas dan Integrasi Keuangan

Jakarta – Komitmen bersama untuk menjaga stabilitas keuangan dan memajukan integrasi keuangan menjadi pesan utama yang disampaikan dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (1st ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dalam pertemuan yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 28-31 Maret 2023 lalu, menjelaskan bahwa kesepakatan ini diraih karena melihat prospek ekonomi global yang tidak menentu, sehingga bisa berdampak pada momentum pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Menkeu juga menyampaikan bahwa ASEAN punya peran penting dan strategis sebagai pusat pertumbuhan dunia.

“Kami percaya ASEAN memiliki komitmen kuat untuk menjadi suatu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif dan berkelanjutan. Untuk memastikan bahwa keberhasilan ini akan berkelanjutan, kita harus memperkuat kapasitas ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan yang pernah dialami di masa lalu,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, berbagai upaya menghadapi tantangan tersebut telah terefleksikan dalam tema Keketuaan Indonesia, yaitu ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Indonesia ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dan dunia. Selain itu, ASEAN diharapkan selalu menjadi suatu titik terang dalam perekonomian dunia.

“Dengan tema ini, Indonesia berharap bahwa ASEAN akan tetap relevan, strategis dan penting bagi dunia, atau dengan kata lain ASEAN Matters. Serta menjadi titik terang bagi perekonomian dunia,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan bahwa, untuk menjawab tantangan ASEAN, anggota harus bekerja sama secara kolaboratif dan kooperatif.

“Sebagai Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan, kita harus memanfaatkan keahlian dan pengalaman kolektif untuk mengembangkan kebijakan dan langkah yang mempromosikan ketahanan ekonomi, keberlanjutan dan inklusi,” kata Perry.

Menurutnya, tindakan tersebut mencakup tiga agenda. Pertama, memiliki pemahaman yang baik tentang dinamika stabilitas makroekonomi. Kedua, memanfaatkan agenda global di bidang pembayaran lintas batas. Dan ketiga, dinamika pasar keuangan global saat ini sangat dipengaruhi oleh siklus kenaikan suku bunga yang cepat oleh Bank Sentral AS.

“Ada tiga agenda. Pertama, memiliki pemahaman yang baik tentang dinamika stabilitas makroekonomi. Kedua, memanfaatkan agenda global di bidang pembayaran lintas batas. lalu, dinamika pasar keuangan global saat ini sangat dipengaruhi oleh siklus kenaikan suku bunga yang cepat oleh Bank Sentral (AS),” tambahnya.

Pertemuan AFMGM dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, serta perwakilan dari enam organisasi internasional.

Enam perwakilan organisasi internasional itu adalah Asian Development Bank (ADB), ASEAN+3 Macroeco­nomic Research Office (AMRO), International Monetary Fund (IMF), Financial Supervisory Board (FSB), Bank for International Settlement (BIS) dan World Bank.

Hasil pertemuan 1st AFMGM ini akan dilaporkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42, 9-11 Mei 2023 ini di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kemudian akan dilanjutkan dengan 2nd AFMGM di Jakarta, pada Agustus 2023 mendatang. []

Post Comment