Mewaspadai Provokasi Penolakan Proyek IKN Nusantara
Mewaspadai Provokasi Penolakan Proyek IKN Nusantara
Oleh : Andika Pratama
Pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara merupakan Proyek Stategis Nasional yang tidak lepas dari kontroversi padahal konsep Smart City yang diusung oleh Ibu Kota Negara Nusantara, yang menempatkan keberlanjutan dan ramah lingkungan sebagai pilar utama.
Penolakan terhadap pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara muncul dari berbagai pihak dan membawa sejumlah kontroversi. Beberapa kelompok menyoroti potensi dampak lingkungan dan sosial, sedangkan yang lain mengkritik keputusan ini dari segi kebijakan dan efisiensi anggaran. Provokasi mungkin muncul sebagai reaksi terhadap ketidakpastian dan kekhawatiran masyarakat terkait rencana pemindahan ibu kota.
Ibu Kota Negara Nusantara sendiri diusung dengan konsep Smart City, sebuah model pembangunan kota yang mengintegrasikan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. Smart City memiliki tujuan utama untuk memberikan pelayanan publik yang efisien, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan menjaga keseimbangan lingkungan. Pemindahan ibu kota diarahkan untuk menciptakan pusat administrasi yang modern, efisien, dan berkelanjutan.
Konsep Smart City yang diadopsi oleh Ibu Kota Negara Nusantara menempatkan keberlanjutan dan ramah lingkungan sebagai fokus utama. Pembangunan ini dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap alam sekitar. Penerapan teknologi terkini, penggunaan energi terbarukan, dan manajemen limbah yang efisien adalah beberapa aspek yang diintegrasikan untuk mencapai tujuan ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada Kalimantan Timur wajib menggunakan konsep kota cerdas (smart city) dengan kota hutan yang berkelanjutan (forest city). Proyek pembangunan IKN dengan konsep smart city dengan menjaga lingkungan.
Adanya proyek IKN ini membuktikan bahwa, negara Indonesia mampu bersaing dengan kota negara-negara lain dalam menerapkan konsep smart city. Penerapan IKN berkonsep smart city negara Indonesia juga didukung dengan platform digital yang memadai salah satunya dengan hadirnya perusahaan teknologi Microsoft pada proyek IKN yang menelan anggaran negara sebesar Rp26,5 triliun ini
Ibu Kota Negara Nusantara berkomitmen untuk membangun infrastruktur hijau dan berkelanjutan. Pemilihan material yang ramah lingkungan, desain bangunan yang memaksimalkan efisiensi energi, serta penghijauan kawasan menjadi bagian integral dari rencana ini. Selain itu, penataan ruang kota yang memprioritaskan pejalan kaki dan transportasi umum juga mendukung konsep Smart City yang berkelanjutan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengungkapkan prinsip bangunan gedung hijau (BGH) dan bangunan gedung cerdas (BGC) diterapkan pada proyek pembangunan gedung-gedung pemerintahan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Green infrastructure memiliki peran penting untuk memastikan pembangunan yang dilakukan tetap dapat menjaga aspek fisik lingkungan dan biocapacity. Dengan demikian mampu melestarikan natural system dengan tetap memperhatikan aspek sosial, budaya, dan ekonomi yang pada muaranya menaikkan kualitas hidup masyarakat.
Green infrastructure dalam sektor bangunan gedung diwujudkan melalui konsep BGH.
BGC merupakan BGH yang menerapkan sistem manajemen bangunan pintar yang responsif terhadap konteks kawasan, lingkungan, kearifan lokal, dan kebutuhan pengguna yang memenuhi standar teknis bangunan gedung dan sistem keamanan dengan menggunakan teknologi tinggi yang terintegrasi dan bekerja secara otomatis sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, fungsi, dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.
IKN Nusantara menjadi representasi bangsa yang unggul dengan mewujudkan smart city (kota pintar), kota modern berkelanjutan, serta memiliki standar internasional, sehingga menjadi contoh bagi pembangunan kota-kota lain di Indonesia
Penerapan teknologi untuk pemantauan lingkungan secara real-time menjadi salah satu aspek kunci dalam konsep Smart City. Ibu Kota Negara Nusantara akan memanfaatkan sensor dan sistem informasi geografis untuk memonitor kualitas udara, air, dan tanah. Hal ini bertujuan untuk memberikan respons cepat terhadap potensi masalah lingkungan dan mengelola sumber daya dengan lebih efektif.
Sejalan dengan konsep Smart City, Ibu Kota Negara Nusantara juga menekankan pemberdayaan masyarakat dan edukasi lingkungan. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap praktik hidup berkelanjutan, serta mendorong partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan sekitar mereka.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital, Mohammed Ali Berawi yang memaparkan secara menyeluruh konsep smart city IKN mencakup mulai dari smart governance, transportasi canggih, gaya hidup modern, energi dan sumber daya alam terbarukan, industri dan sumber daya manusia, hingga infrastruktur dan lingkungan binaa
Penolakan terhadap Ibu Kota Negara Nusantara menciptakan ketidakpastian dalam rencana pembangunan tersebut. Dalam menghadapi provokasi, penting untuk memahami konsep Smart City yang diterapkan, yang menempatkan keberlanjutan dan ramah lingkungan sebagai nilai inti. Dengan infrastruktur hijau, pemantauan lingkungan yang canggih, dan pendekatan partisipatif terhadap masyarakat, Ibu Kota Negara Nusantara berupaya menciptakan lingkungan yang efisien dan berkelanjutan untuk masa depan.
*Penulis adalah mahasiwa Pasca Sarjana Uhamka
Post Comment