Papua Youth Creative Hub Buka Lapangan Kerja Bagi Pemuda Orang Asli Papua
Papua Youth Creative Hub Buka Lapangan Kerja Bagi Pemuda Orang Asli Papua
Oleh Julia Martha Kabiay
Papua Youth Creative Hub (PYCH) telah menjadi sorotan sebagai salah satu inisiatif strategis untuk mendorong perkembangan ekonomi dan sosial di Papua. Pembangunan PYCH bukan hanya sebuah proyek infrastruktur, tetapi juga simbol komitmen pemerintah untuk memberdayakan talenta muda Papua dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dampak positif dari PYCH bagi Orang Asli Papua (OAP) sangat signifikan, terutama dalam membuka lapangan kerja dan memberikan peluang bekerja.
Sebagai wadah yang didedikasikan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi, PYCH telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda di Papua. Keberadaan PYCH bukan hanya sebagai pusat kreatif, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mendorong kemajuan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.
Salah satu dampak positif yang langsung terlihat dari pembangunan PYCH adalah peningkatan kesempatan kerja bagi OAP melalui kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Seperti yang disampaikan oleh Paulus Waterpauw saat membuka event tinju East Phoria Sport Championship di PYCH, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi lokal yang harus terus didorong agar semakin maju. Dalam acara tersebut, Paulus Waterpauw juga membeli produk dari setiap stand UMKM, menunjukkan dukungan langsung dan mendorong semangat para pelaku UMKM. Ini menunjukkan bahwa PYCH memberikan ruang bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka dan meningkatkan perekonomian lokal.
Lebih dari itu, event-event olahraga seperti tinju, basket, dan Esport yang diselenggarakan di PYCH juga membuka peluang kerja baru bagi anak muda Papua. Ketua panitia kegiatan East Phoria Sport Championship, Terry Reniban, menyebutkan bahwa antusiasme peserta dan penonton sangat tinggi, dengan peserta dari berbagai daerah di Papua. Hal ini tidak hanya memupuk semangat sportivitas tetapi juga membuka peluang karir di bidang olahraga bagi generasi muda Papua. Selain itu, penyelenggaraan event seperti ini membutuhkan banyak tenaga kerja dalam berbagai aspek, mulai dari penyelenggara acara, pelatih, hingga tenaga pendukung lainnya, yang semuanya memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Forum Literasi Demokrasi yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di PYCH juga menyoroti pentingnya kreativitas dan inovasi bagi anak muda Papua. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong, menekankan bahwa PYCH adalah medium bagi anak muda Papua untuk mengembangkan diri di berbagai bidang kreativitas. Usman juga mengajak anak muda Papua untuk keluar dari zona nyaman dan menjadi entrepreneur atau pengusaha yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan. Ini penting mengingat Indonesia akan segera menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah usia produktif akan sangat besar dan membutuhkan banyak lapangan pekerjaan.
Narasumber lain dalam acara tersebut, Avelinus Lefaan, Dosen Universitas Cenderawasih, juga mendorong anak muda Papua untuk mandiri dalam menentukan jalan hidup mereka setelah menyelesaikan pendidikan. Menurutnya, ilmu tidak terbatas di kampus, dan dunia luar menawarkan banyak kesempatan yang harus diambil oleh anak muda Papua tanpa harus menunggu bantuan dari pihak lain. Ini menunjukkan bahwa PYCH bukan hanya sebagai tempat pelatihan tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan yang mendorong kemandirian dan kreativitas anak muda Papua.
Putri Indonesia Papua 2023, Yunita Alanda Monim, dalam forum tersebut juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Dia menyebutkan bahwa identitas budaya Papua harus selalu dijaga dalam setiap tindakan dan penggunaan produk. Ini relevan dengan semangat PYCH yang tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga menghargai dan memelihara nilai-nilai budaya lokal. Dengan demikian, PYCH memberikan landasan bagi anak muda Papua untuk berinovasi tanpa kehilangan jati diri budaya mereka.
Selain itu, Meilaine Osok, Sekretaris Jenderal PYCH, menyoroti cara mempertahankan identitas budaya yang tidak menutup diri dari modernisasi. Menurutnya, pengenalan terhadap perubahan zaman dan adaptasi yang tepat dapat menjadi acuan untuk kembali ke akar budaya tanpa menghambat kemajuan. Ini penting karena PYCH berfungsi sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas, membantu anak muda Papua untuk tetap terhubung dengan budaya mereka sambil berinovasi dan berkreasi.
Secara keseluruhan, pembangunan Papua Youth Creative Hub (PYCH) memberikan dampak positif yang signifikan bagi Orang Asli Papua (OAP). PYCH telah menyediakan berbagai pelatihan dan program pengembangan keterampilan bagi pemuda Papua. Melalui berbagai workshop, seminar, dan kursus yang diselenggarakan, PYCH juga memberikan akses kepada pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Misalnya, pelatihan dalam bidang teknologi informasi, desain grafis, kewirausahaan, dan keterampilan lainnya memungkinkan pemuda Papua untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Di sisi lain dengan membuka lapangan kerja baru melalui UMKM, kegiatan olahraga, dan forum kreatif, PYCH turut berperan dalam membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian lokal. Selain itu, PYCH juga mendorong anak muda Papua untuk menjadi mandiri, inovatif, dan tetap terhubung dengan identitas budaya mereka. Ini adalah langkah besar dalam menciptakan generasi muda Papua yang produktif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk bonus demografi yang akan datang.
)* Penulis merupakan pemerhati kebijakan sosial
Post Comment