Para Pemimpin Negara Maritim Perkuat Hubungan Diplomatik di AIS Forum 2023 Bali

Para Pemimpin Negara Maritim Perkuat Hubungan Diplomatik di AIS Forum 2023 Bali

Oleh: Wina Arifah

Indonesia, dengan keindahan alamnya dan statusnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, akan menjadi tuan rumah untuk momen bersejarah dalam diplomasi regional. Archipelagic and Islands States (AIS) Forum 2023 akan segera digelar di Bali, menandai KTT pertama yang membawa negara-negara kepulauan dari seluruh dunia.

Forum ini bukan hanya tentang melindungi kelautan yang penting bagi semua negara anggota, tetapi juga tentang membangun hubungan diplomatik yang lebih kuat di era yang semakin kompleks ini.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya sumber daya laut yang berkelanjutan dan tantangan-tantangan yang dihadapinya.

Inisiatif AIS Forum ini mencerminkan kesadaran akan kerentanannya negara-negara kepulauan terhadap perubahan iklim, polusi laut, dan masalah kelautan lainnya. Namun, lebih dari sekadar pembahasan masalah-masalah tersebut, forum ini adalah kesempatan bagi para pemimpin untuk memperkuat hubungan diplomatik mereka dalam menghadapi tantangan bersama.

Ide utama dari inisiasi AIS Forum ini adalah sebagai sebuah platform yang diimplementasikan oleh Pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari UNDP Indonesia, yang diinisiasi pada tahun 2017 dan dirancang mencakup puluhan negara kepulauan dan negara-negara kepulauan, tanpa memandang wilayah, ukuran, dan tingkat kemajuannya.

Sebagai informasi, Project Coordinator Sekretariat AIS Forum Riny Modaso menyampaikan, AIS Forum terus berdedikasi untuk memfasilitasi kerja sama dan inovasi antar negara pulau dan kepulauan, dengan kegiatan mendatang yaitu KTT Pertama di Bali, yang akan menandai momen bersejarah dalam perjalanannya sebagai sebuah forum global.

Abdul Wahid Situmorang, Penasihat Senior untuk Tata Kelola Iklim UNDP Indonesia, juga menekankan bahwa bagi negara-negara kepulauan, laut merupakan landasan utama ekonomi, dan diperlukan solusi-solusi yang dapat bermanfaat bagi negara itu sendiri serta negara-negara berkembang lainnya.

Salah satu fokus utama AIS Forum 2023 adalah perubahan iklim dan dampaknya pada kelautan. Negara-negara kepulauan sering kali menjadi yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, dan kerusakan ekosistem laut adalah isu-isu yang harus dihadapi dengan serius. Dalam situasi seperti ini, kolaborasi menjadi kunci, dan AIS Forum menawarkan platform ideal untuk sejumlah permasalahan tersebut.

Para pemimpin dari negara-negara kepulauan di seluruh dunia harus bersatu untuk mengatasi perubahan iklim ini. Termasuk berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Selain itu, forum ini juga memberi peluang untuk meminta dukungan dari negara-negara lain dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya-upaya mitigasi perubahan iklim.

Pencemaran laut adalah masalah global yang memerlukan tindakan serius dari komunitas internasional, dan pencemaran laut adalah isu lain yang akan dibahas dalam AIS Forum 2023. Pencemaran plastik dan polusi laut lainnya telah merusak ekosistem laut dan berdampak pada kehidupan manusia. Kelautan yang sehat adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan sosial negara-negara kepulauan.

Dalam menghadapi masalah ini, negara-negara kepulauan harus bekerja sama untuk mencari solusi yang efektif dengan bertukar informasi tentang upaya-upaya pembersihan dan pengurangan sampah plastik, serta merancang kebijakan yang lebih ketat terkait dengan penggunaan plastik sekali pakai. Kolaborasi ini juga dapat membawa manfaat ekonomi, seperti peningkatan pariwisata bahari yang berkelanjutan.

Selain tantangan lingkungan, AIS Forum juga akan membahas masalah keamanan maritim. Sebagaimana di kawasan Asia Tenggara, terdapat sengketa wilayah yang memerlukan perhatian serius, negara-negara kepulauan lainnya pun sering kali terlibat dalam perselisihan atas batas wilayah maritim, hak eksplorasi sumber daya laut, dan keamanan perairan.

Forum ini dapat menjadi wadah untuk membangun dialog konstruktif dan mencari solusi damai untuk sengketa-sengketa ini. Para pemimpin tentu memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menghindari eskalasi konflik.

Tidak hanya bagi para pemimpin negara-negara kepulauan, AIS Forum 2023 juga menawarkan manfaat besar bagi masyarakat pesisir. Banyak komunitas pesisir yang bergantung pada sumber daya laut untuk kehidupannya. Forum ini ada untuk membantu merumuskan rencana aksi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, memberikan akses yang lebih baik ke sumber daya laut yang berkelanjutan, dan mendukung pengembangan ekonomi lokal.

Maka, lebih dari sekadar membahas masalah-masalah kelautan, AIS Forum 2023 juga membuka kesempatan untuk membangun hubungan diplomatik yang kuat antara negara-negara kepulauan. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, memiliki hubungan diplomatik yang kuat sangat penting. Para pemimpin menggunakan forum ini untuk menjalin kontak, memperkuat kerja sama bilateral, dan membangun jaringan diplomatik yang luas. Hubungan yang kuat ini dapat memberi manfaat jangka panjang, seperti meningkatkan perdagangan, investasi, dan pariwisata.

AIS Forum 2023 di Bali mendatang bukan hanya tentang melindungi kelautan, tetapi juga tentang membangun hubungan diplomatik yang lebih kuat di antara negara-negara kepulauan. Para pemimpin memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama mengatasi tantangan bersama, seperti perubahan iklim dan pencemaran laut, serta untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasannya.

Forum ini akan menjadi momen bersejarah dalam diplomasi regional, dan Indonesia, sebagai tuan rumah, memiliki kesempatan untuk memimpin upaya kolaborasi ini. Dengan kerjasama kuat dan komitmen tinggi, para pemimpin negara-negara kepulauan di seluruh dunia akan menciptakan masa depan lebih baik untuk kelautan dan masyarakat pesisir. Bali, dengan keindahan alamnya yang khas, akan menjadi saksi dari upaya bersama ini menuju masa depan yang lebih cerah.

)* Penulis adalah Alumni STIE Indocakt

Post Comment