Pemerintah Tingkatkan Anggaran Program MBG, Dorong Roda Perekonomian Nasional
Pemerintah Tingkatkan Anggaran Program MBG, Dorong Roda Perekonomian Nasional
Jakarta — Pemerintah berkomitmen mengoptimalkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan gizi masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan rencana penambahan anggaran MBG dari Rp71 triliun menjadi Rp140 triliun pada tahun ini.
“Kalau nanti Presiden memutuskan menambah, sesuai dengan alokasi APBN, maka anggaran MBG akan naik menjadi Rp140 triliun pada bulan Juli atau Agustus,” kata Zulkifli Hasan.
Dengan penambahan ini, program MBG diharapkan dapat menjangkau hingga 82,9 juta pelajar yang akan menerima makan siang bergizi.
Program MBG, yang baru berjalan selama satu pekan, telah menjadi sorotan karena potensi dampaknya yang luas. Zulkifli Hasan menegaskan bahwa perluasan cakupan penerima manfaat ini adalah langkah konkret pemerintah dalam memastikan generasi muda Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan prestasi mereka di masa depan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyambut baik rencana pemerintah untuk menambah anggaran program MBG. Ia menilai bahwa langkah ini akan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama kelompok pelajar yang menjadi penerima manfaat utama.
“Kalau ada penambahan anggaran, artinya akan ada penambahan penerima manfaat. Dengan begitu, lebih banyak pelajar yang mendapatkan makan siang bergizi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan mereka,” ujar Dadan.
Dadan juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas layanan program MBG agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Kami akan terus mengawasi pelaksanaan program ini agar berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan,” tambahnya.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, turut mendukung penuh wacana kenaikan anggaran MBG. Ia mengatakan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan gizi pelajar, tetapi juga memberikan dampak positif bagi sektor pertanian dan ekonomi lokal.
“Kalau dinaikkan anggarannya, kami dukung. Bagus juga untuk ekonomi kita,” kata Sudaryono.
Menurutnya, anggaran sebesar Rp71 triliun telah menargetkan sekitar 19,47 juta siswa sebagai penerima manfaat. Namun, dengan kenaikan anggaran menjadi Rp140 triliun, program ini akan mampu menjangkau hingga 82 juta penerima manfaat.
“Kenaikan anggaran tentu harus diimbangi dengan kesiapan layanan di lapangan. Presiden selalu mendorong agar program yang bagus ini segera terealisasi dengan baik,” tambah Sudaryono.
Penambahan anggaran MBG juga berpotensi mendorong roda perekonomian nasional. Pasalnya, program ini melibatkan banyak pihak dalam penyediaan bahan makanan, mulai dari petani lokal hingga pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pangan.
Lebih jauh, program ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor distribusi dan logistik. Dengan jangkauan program yang lebih luas, pemerintah dipastikan akan melibatkan lebih banyak pihak dalam memastikan kelancaran pelaksanaan MBG.
Rencana penambahan anggaran MBG mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat. Dengan komitmen pemerintah untuk terus mengoptimalkan program ini, diharapkan tidak hanya gizi pelajar yang meningkat, tetapi juga roda perekonomian nasional dapat berputar lebih cepat.
Post Comment