Pemilu Sebagai Pendorong Perekonomian Masyarakat
Pemilu Sebagai Pendorong Perekonomian Masyarakat
Oleh : Tyas Permata Wiyana
Pemilihan Umum atau Pemilu diyakini mampu mendorong perekonomian masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan dapat terus mendukung situasi kondusif agar Pemilu benar-benar dapat mendongkrak perekonomian nasional yang sempat terdampak Covid-19.
Seiring berjalannya waktu, tren perekonomian Indonesia khususnya sektor Pariwisata terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun menjelang Pemilu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melihat Pemilu Serentak 2024 sebagai momentum positif yang dapat menggerakkan lebih banyak lagi sektor pariwisata di Indonesia.
Pada sebuah acara yang diselenggarakan di Sheraton Mustika Yogyakarta pada tanggal 11 November 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Uno menyuarakan keyakinannya bahwa serangkaian agenda politik, khususnya Pemilu, tidak hanya tidak akan menghambat perkembangan sektor pariwisata, tetapi sebaliknya, akan memberikan dampak positif.
Dengan tegas, ia menyatakan optimisme menyeluruhnya, yakin bahwa Pemilu akan menggerakkan lebih banyak lagi sektor pariwisata di Nusantara.
Melihat ketegangan yang biasanya menyertai Pemilu, optimisme Menparekraf Uno tampaknya didukung oleh analisis data. Hasil keikutsertaan Indonesia di ajang World Travel Market (WTM) London pada November 2023 menunjukkan bahwa minat wisatawan terhadap destinasi Indonesia semakin meningkat.
Awalnya, proyeksi penjualan paket wisata per wisatawan (potential pax) sebanyak 91 ribu, namun pada hari ketiga, angka tersebut telah melonjak menjadi 125 ribu.
Data ini memberikan gambaran positif tentang daya tarik Indonesia sebagai tujuan wisata, yang ternyata semakin diminati oleh wisatawan internasional. Menparekraf Uno merujuk pada kenaikan 12 peringkat indeks pembangunan pariwisata Indonesia, yang berhasil melampaui negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Dengan demikian, keinginan yang signifikan ini akan terus di dorong agar dapat terintegrasikan dalam konsep pariwisata yang memiliki standar kualitas tinggi dan berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis yang lebih luas bagi sektor pariwisata.
Optimisme ini mungkin didorong oleh keyakinan bahwa stabilitas politik yang dijaga selama Pemilu akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan pariwisata. Menparekraf Uno menjelaskan bahwa kondisi dan situasi politik yang stabil sangat mendukung kepulihan sektor pariwisata.
Tidak hanya itu, tetapi ia juga menargetkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2024, mencapai angka 12-15 juta atau tumbuh antara 20-30 persen.
Sebaliknya, ketidakpastian politik dan keamanan seringkali dianggap sebagai faktor penghalang bagi pertumbuhan industri pariwisata suatu negara. Namun, Menparekraf Uno menegaskan bahwa situasi politik yang stabil dapat memperkuat pergerakan pelancong, yang pada gilirannya dapat membuka peluang usaha baru dan menyerap tenaga kerja.
Pernyataan ini sejalan dengan upayanya untuk menjaga seluruh agenda pariwisata tetap berjalan sesuai rencana, tanpa terpengaruh oleh dinamika politik yang mungkin muncul selama Pemilu.
Dalam konteks ini, Indonesia dapat memanfaatkan momen Pemilu sebagai dorongan ekstra untuk mengembangkan sektor pariwisata. Dukungan penuh dari pemerintah, kolaborasi dengan sektor swasta, dan keterlibatan masyarakat lokal dapat membentuk fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menyatakan keyakinannya bahwa pemilu 2024 berpotensi memberikan dampak positif pada ekonomi Indonesia. Namun, dia juga menekankan bahwa dampak positif tersebut akan tercapai hanya jika pemilu berjalan lancar dan tidak ada perpecahan di antara calon presiden dan wakil presiden. Pernyataannya ini merupakan titik awal untuk mempertimbangkan bagaimana pemilu dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas Indonesia.
Terkait alokasi dana, Pemerintah sendiri telah mengalokasikan dana sebesar Rp 76,6 triliun untuk pemilu tahun 2024. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan pemilu yang berkualitas dan mencakup semua kebutuhan untuk proses pemilihan umum.
Anggaran pemilu yang besar ini tidak hanya meliputi biaya logistik, pemungutan suara, dan administrasi, tetapi juga memiliki potensi positif bagi perekonomian. Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa pemilu dapat memberikan dampak positif pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jika keamanan dan persatuan selama pemilu dapat dijaga.
Berkaca pada hal diatas, Pemilu tentu saja memiliki dampak yang penting pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di satu sisi, pemilihan yang stabil dan damai cenderung menciptakan kepastian politik yang penting bagi investor dan pelaku bisnis. Keamanan politik dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi, memicu pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Namun, Pemilu yang memicu ketidakpastian politik atau konflik internal dapat menimbulkan keraguan di kalangan investor, menghambat investasi, serta merusak stabilitas ekonomi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan bahkan mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi yang signifikan.
Oleh karena itu, semua institusi negara dan kalangan masyarakat perlu bersinergi untuk mewujudkan pemilu yang transparan, aman, dan stabil guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kunci utamanya adalah menjaga stabilitas politik dan memastikan bahwa pemilihan umum berjalan dengan lancar tanpa konflik yang merugikan.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institut
Post Comment