Penghematan Anggaran Tingkatkan Efektivitas Program MBG dan Roda Ekonomi Masyarakat

Penghematan Anggaran Tingkatkan Efektivitas Program MBG dan Roda Ekonomi Masyarakat

Oleh: Bara Winatha

Dalam upaya mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan efektivitas pengelolaan anggaran nasional, pemerintah mengimplementasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diproyeksikan tidak hanya meningkatkan taraf gizi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak besar pada roda perputaran ekonomi di desa dan daerah terpencil. Tokoh-tokoh nasional turut memberikan pandangan mereka mengenai penghematan anggaran serta efektivitas implementasi program MBG.

 

 

 

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan pentingnya alokasi anggaran yang lebih bijak dalam meningkatkan dampak dari program MBG. Menurut Luhut, alokasi dana desa berpotensi meningkat signifikan dari Rp1,1 miliar menjadi Rp6 hingga Rp8 miliar per tahun berkat implementasi program ini. Ia menyatakan bahwa peluang kenaikan dana desa ini dapat memperkuat perputaran ekonomi desa, menciptakan efisiensi dalam aktivitas perekonomian, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.

 

 

 

Melalui penghematan anggaran yang terkelola dengan baik akan membantu pemerintah mempercepat pemerataan kesejahteraan. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam implementasi program agar tidak terjadi penyimpangan dana. Dalam hal ini, Luhut juga mendukung kerja sama antara Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelanggaran penggunaan dana desa. Ia mengungkapkan bahwa peningkatan anggaran ini diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.

 

 

 

Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, turut memberikan pandangannya terkait potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai dengan pengelolaan anggaran program MBG yang lebih efektif. Ia menjelaskan bahwa dengan tambahan alokasi anggaran hingga Rp100 triliun pasca efisiensi anggaran kementerian dan lembaga, perekonomian Indonesia dapat bertumbuh hingga dua persen lebih tinggi dari target awal 5,2 persen. Hashim menyatakan bahwa pengeluaran Rp71 triliun untuk makanan gratis diperkirakan dapat menambah 0,83 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan tambahan Rp100 triliun dapat memberikan tambahan pertumbuhan hingga dua persen.

 

 

 

Hashim mengungkapkan bahwa program MBG memiliki potensi besar dalam mendorong perputaran ekonomi lokal. Setiap hari, program ini melibatkan sekitar 82 juta penerima manfaat yang membutuhkan pasokan makanan seperti telur, ayam, sayur, beras, tahu, dan tempe. Kebutuhan besar ini, akan menggerakkan perekonomian skala kecil di daerah-daerah dan menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih merata.

 

 

 

Melalui pelibatan lebih banyak produsen lokal dan UMKM dalam penyediaan kebutuhan makanan program MBG, roda ekonomi masyarakat dapat berputar lebih cepat. Hal ini merupakan stimulus besar bagi perekonomian yang akan memberikan efek jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat luas.

 

 

 

Sementara itu, Penasihat Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, menegaskan bahwa program MBG dan pembangunan tiga juta rumah per tahun adalah dua program utama yang akan memberikan efek ganda terhadap perekonomian nasional. Bambang menyebutkan bahwa program MBG tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan taraf gizi anak-anak, tetapi juga memberdayakan sekitar 30.900 UMKM yang bergerak di jasa katering. Bambang menyatakan bahwa program ini memiliki dampak pengali output yang baik serta dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan pada saat yang sama.

 

 

 

Bambang optimistis bahwa jika semua pihak yang terlibat bekerja dengan komitmen tinggi, program ini dapat sukses dan memberikan dampak signifikan pada perekonomian. Ia menyebutkan bahwa beberapa masalah teknis dan kesalahan mungkin terjadi di awal pelaksanaan program besar ini, tetapi tanggung jawab kesuksesan program tetap berada di tangan setiap pihak yang mengelola dan melaksanakan program.

 

 

 

Selain itu, Bambang juga menyoroti pentingnya penghematan anggaran dalam program pembangunan tiga juta rumah per tahun yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap perumahan yang layak. Program ini melibatkan banyak pihak swasta, termasuk perusahaan properti dan perbankan dalam pembangunan dan pembiayaan rumah rakyat. Dengan pengelolaan anggaran yang tepat, sektor konstruksi dapat menjadi pelecut utama dalam memperkuat laju perekonomian nasional.

 

 

 

Pengelolaan yang efektif tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi dalam jangka pendek, tetapi juga menciptakan kestabilan jangka panjang. Sebagai contoh, penghematan yang dilakukan dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk program MBG dapat dialihkan ke kebutuhan prioritas lain, seperti peningkatan infrastruktur desa atau pembangunan pusat kesehatan masyarakat.

 

Selain itu, dengan pengawasan yang ketat dan transparansi dalam penggunaan anggaran, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat meningkat. Masyarakat yang terlibat aktif dalam pengawasan program juga dapat memberikan masukan dan kritik konstruktif untuk memperbaiki pelaksanaan program di masa mendatang.

 

Program MBG dan kebijakan lainnya menunjukkan bahwa penghematan anggaran dan pengelolaan yang efektif merupakan kunci dalam mempercepat roda perputaran ekonomi masyarakat. Dengan melibatkan lebih banyak pihak lokal dan UMKM, program-program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa peningkatan gizi dan perumahan layak, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan peningkatan pendapatan di berbagai sektor. Dengan pengawasan dan pengelolaan yang baik, harapan untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan dan penguatan ekonomi nasional akan semakin dekat dengan kenyataan.

 

*)Penulis merupakan Pemerhati Sosial dan Kemasyarakatan

Post Comment