Pengurus Masjid Raya Sumbar Sebut Polisi Masuk Tempat Ibadah Adalah Hoax
Pengurus Masjid Raya Sumbar Sebut Polisi Masuk Tempat Ibadah Adalah Hoax
Oleh : Abdul Aziz
Pengurus Masjid Raya Sumbar langsung memberikan klarifikasi soal bagaimana kebenaran terkait adanya isu hoaks yang menyebar di tengah masyarakat mengenai polisi yang masuk ke tempat ibadah dengan tanpa melepaskan sepatu mereka dan mengusir paksa para pendemo. Padahal justru yang terjadi tidaklah demikian, sehingga hendaknya masyarakat ke depannya bisa jauh lebih berhati-hati serta mengolah kembali apabila menemukan narasi yang berpotensi memunculkan prasangka buruk.
Beberapa waktu lalu telah beredar potongan video yang kemudian tersebar luas di berbagai platform media sosial disertai dengan adanya narasi yang sangat memecah belah dan mendiskreditkan. Bahwa seolah-olah terdapat oknum dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang masuk ke dalam sebuah masjid di wilayah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dengan mengenakan sepatu mereka dan berusaha untuk mengusir para pendemo secara paksa.
Jelas saja bahwa narasi yang termuat dalam potongan video tersebut bernada memecah belah masyarakat serta sangat berpotensi untuk memunculkan banyak prasangka buruk hingga opini liar di publik. Padahal sama sekali ternyata apa yang disampaikan dan terlanjur menyebar dengan luas ke masyarakat itu nyatanya bukanlah seperti apa yang terjadi sebenarnya.
Menanggapi telah banyak beredarnya isu berita bohong atau hoaks tersebut, Pengurus Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar), Yuzardi Ma’ad kemudian memberikan penjelasan mengenai potongan video yang telah banyak tersebar ke masyarakat itu. Dengan tegas dirinya menyatakan bahwa sama sekali tidak ada yang salah dari kejadian tersebut.
Tentunya bukan tanpa alasan mengapa justru pihak pengurus masjid sendiri memberikan klarifikasi dan mengungkapkan kalau sama sekali tidak ada yang salah dalam kejadian yang tengah viral tersebut. Pasalnya, ternyata objek yang dimaksud dan telah dinarasikan seolah-olah itu adalah ruang ibadah, nyatanya memang bukanlah ruangan untuk sholat, melainkan memang sebuah aula yang terletak di lantai dasar masjid.
Sedangkan aulanya sendiri memang merupakan aula untuk umum yang kerap digunakan oleh masyarakat di sekitar sana untuk melakukan kegiatan mereka. Selanjutnya, tertangkap pula dalam potongan video yang banyak beredar dan membuat masyarakat meyakini kalau seolah itu adalah tempat sholat lantaran di sana terdapat karpet merah seperti sajadah di masjid pada umumnya.
Menurut Yuzardi bahwa karpet tersebut ternyata bukanlah sajadah, melainkan karpet bekas alas tidur yang memang sempat digunakan oleh para pendemo yang berada di Masjid Raya Sumbar kala itu. Sedangkan ruangan aula tersebut juga memang diperuntukkan bagi para pendemo asal Nagari Air Bangis sebagai tempat mereka beristirahat.
Tentunya setelah banyak sekali potongan video dengan narasi yang tidak benar, selaku pengurus Masjid Raya Sumbar, dirinya langsung merasa sangat terpanggil untuk sesegera mungkin menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di lokasi tersebut agar tidak semakin meluas fitnah atau prasangka buruk masyarakat. Bahkan, Yuzardi sendiri mengaku bahwa dirinya menjadi saksi mata langsung karena memang sedang berada di lokasi tatkala kejadian berlangsung sehingga dia tahu persis bagaimana dan apa yang sebenarnya terjadi.
Baginya, banyak diantara para netizen di dunia maya yang langsung memberikan komentar begitu saja karena mereka sudah terlanjut termakan oleh isu hoaks dari bagaimana narasi yang dibuat oleh pemilik akun yang menyebarluaskan potongan video tersebut. Sehingga netizen langsung berkomentar dan banyak yang keliru dari narasi itu.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Kapolda Sumbar) Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Suharyono menjelaskan bahwa aksi demontrasi yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat dari Nagari Air Bangis itu pada hari keenam mereka mau untuk mengakhirinya secara suka rela dengan tanpa adanya paksanaan sama sekali, termasuk juga sama sekali tidak ada intimidasi apapun dari aparat keamanan yang berada di lokasi.
Justru Kapolda Sumbar memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa dan beristirahat di Masjid Raya itu lantaran mereka juga memahami situasi serta keadaan dan pada akhirnya mau membubarkan diri dengan damai dan tertib. Karena memang dalam tahun politik seperti sekarang ini, seluruh aparat keamanan sejatinya sangat memerlukan adanya kerja sama dan bantuan dari seluruh pihak untuk bisa menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat (kamtibmas).
Dia kemudian melaporkan bagaimana situasi dan kondisi terkini di Masjid Saya Sumbar setelah adanya aksi unjuk rasa itu, yang mana situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di sana saat ini sudah kembali aman dan terkendali. Serta dengan tegas dirinya juga mengungkapkan bahwa narasi mengenai aparat keamanan masuk ke masjid dengan paksa dan menginjakkan tikar sholat dengan sepatu serta mengusir paksa para pendemo merupakan isu hoaks yang sama sekali tidak benar adanya.
Tentunya dengan adanya klarifikasi secara langsung yang dikemukakan oleh pihak pengurus Masjid Raya Sumbar mengenai bagaimana situasi dan kondisi di tempat ibadah itu sama sekali tidak sesuai dengan bagaimana narasi liar yang berkembang di masyarakat karena sudah terlanjur termakan oleh isu hoaks. Masyarakat pun hendaknya jauh bisa lebih bijak dalam mengolah narasi ataupun informasi dalam bentuk apapun di media sosial.
)* Penulis adalah kontributor Forum Literasi Sumbar
Post Comment