Program MBG Serap 1.5 Juta Tenaga Kerja
Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan terobosan luar biasa pemerintah dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia dan membuka lapangan kerja berskala nasional. Program ini tidak hanya menjawab tantangan pemenuhan gizi, tetapi juga diyakini mampu menyerap hingga 1,5 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia secara langsung dan tidak langsung.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menegaskan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya pelaksanaan program MBG. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemnaker dan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam upaya sinergi mempercepat pemenuhan gizi dan ketenagakerjaan nasional.
“Kemnaker siap mendukung penuh MBG karena prospek penyerapannya luar biasa besar. Ini program strategis yang akan mendongkrak kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujar Yassierli.
Menurutnya, program ini menjadi bagian integral dari agenda pembangunan nasional yang inklusif dan responsif terhadap isu gizi dan pengangguran. Dengan demikian, sinergi antarlembaga yang kuat akan mempercepat pemerataan manfaat program pemerintah.
Berbagai fasilitas Kemnaker seperti BBPVP, BPPK, dan BLK Komunitas dimaksimalkan sebagai pusat pelatihan dan edukasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kemnaker memiliki infrastruktur pelatihan yang siap pakai dan berkualitas. Dengan pelatihan intensif dan sertifikasi kompetensi, SDM pelaksana MBG akan memiliki standar tinggi,” tegas Yassierli.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa MBG adalah investasi terbesar pemerintah di bidang pengembangan SDM sepanjang sejarah Indonesia modern. Dengan target 30 ribu SPPG tersebar di seluruh wilayah, program ini diproyeksikan menyerap 1,5 juta tenaga kerja langsung di sektor pangan bergizi.
“Setiap satuan pelayanan melibatkan puluhan tenaga kerja dengan peran penting, dari ahli gizi, akuntansi, hingga relawan. Ini menciptakan struktur kerja yang sehat dan produktif,” ungkap Dadan.
Hingga April 2025, tercatat sudah berdiri 1.072 SPPG aktif, yang berarti telah hadir lebih dari 3.000 tenaga profesional yang kini bekerja mendukung implementasi MBG di lapangan.
Tak hanya itu, program ini telah berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat kecil, khususnya ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan. “Kini mereka bisa memperoleh penghasilan tetap sebesar Rp2 juta per bulan. Ini bukti kehadiran negara untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Dadan.
Program MBG juga membuka peluang besar bagi wirausaha lokal. Hingga saat ini, telah muncul 15 jenis usaha baru, mulai dari pemasok bahan pangan lokal, pengelola limbah organik, hingga pemanfaatan minyak jelantah. Ini memperkuat ekonomi sirkular dan membuka potensi ekspor pangan lokal di masa depan.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah pusat, sinergi antarkementerian, dan dukungan seluruh masyarakat, Program MBG menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir secara konkret membangun ekonomi kerakyatan yang berbasis gizi, kerja, dan wirausaha.
Post Comment