Publik apresiasi implementasi Program MBG

Publik apresiasi implementasi Program MBG

Oleh : Andika Pratama

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah mendapatkan apresiasi luas dari berbagai kalangan. Program ini dianggap sebagai langkah nyata dalam memenuhi hak dasar masyarakat dan mempersiapkan masa depan generasi penerus Indonesia. MBG tidak sekadar memberikan bantuan makanan, tetapi juga merupakan strategi jangka panjang dalam menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif.

Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai bahwa MBG merupakan kebijakan otentik yang menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Menurutnya, program ini berbeda dari kebijakan pemerintahan sebelumnya yang lebih berfokus pada pembangunan infrastruktur. Agung menekankan pentingnya konsistensi dalam pelaksanaan MBG agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat.

Pentingnya program ini tidak hanya terlihat dari manfaatnya bagi masyarakat, tetapi juga dari konsistensi pelaksanaannya. Pemerintah diharapkan terus menjaga kesinambungan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas dan berkelanjutan. Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah menunjukkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah prioritas utama dalam pembangunan nasional.

Sosialisasi program MBG juga telah dilakukan di berbagai daerah, salah satunya di Depok. Anggota Komisi IX DPR RI, Lucy Kurniasari, mengapresiasi respon positif masyarakat terhadap program ini. MBG bertujuan meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu, serta mengurangi angka stunting dan malnutrisi di Indonesia. Lucy juga menyoroti bahwa program ini menyasar pelajar dari tingkat PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Dengan penyediaan makanan bergizi sesuai standar, diharapkan kesehatan dan kesejahteraan kelompok sasaran dapat meningkat.

Dari segi anggaran, pemerintah menunjukkan komitmennya dengan menambah alokasi dana untuk MBG. Awalnya, anggaran yang disiapkan sebesar Rp71 triliun untuk menjangkau 17,5 juta penerima manfaat hingga September 2025. Namun, Menteri Keuangan mengumumkan penambahan anggaran sebesar Rp100 triliun, sehingga total menjadi Rp171 triliun. Dengan penambahan ini, program MBG diharapkan dapat menjangkau 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025.

Implementasi MBG juga melibatkan pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tersebar di berbagai provinsi. Hingga 22 Januari 2025, telah terbentuk 245 SPPG di 38 provinsi. Setiap dapur dikelola oleh tim yang terdiri dari kepala SPPG, ahli gizi, akuntan, dan puluhan pekerja lokal. Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi makanan, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan dan pengelolaan limbah dengan ketat.

Dalam kunjungannya ke Purwakarta,Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI, Cellica Nurrachadiana, mengapresiasi pelaksanaan MBG yang melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal. Ia mencatat bahwa setiap dapur MBG dikelola oleh warga setempat yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi. Selain itu, sumber bahan baku yang digunakan berasal dari produsen lokal, sesuai dengan harapan Presiden untuk menggerakkan ekonomi daerah. Cellica juga menyoroti bahwa keberadaan dapur MBG menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar, yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mereka.

Program MBG sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Dengan memastikan pemenuhan gizi yang baik sejak dini, diharapkan akan lahir generasi muda yang sehat, produktif, dan kompetitif di kancah global. Selain itu, program ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM, petani, dan peternak setempat.

Program ini juga memberikan dampak positif pada sektor pendidikan. Anak-anak yang mendapat asupan gizi yang cukup akan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik di sekolah, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil akademik mereka. Dengan demikian, MBG tidak hanya berkontribusi pada aspek kesehatan, tetapi juga dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Antusiasme masyarakat terhadap Program MBG mencerminkan harapan besar terhadap keberlanjutan program ini. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus melakukan inovasi serta menyesuaikan kebijakan agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan organisasi sosial, juga dapat memperkuat implementasi program ini agar semakin luas dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Masyarakat berharap agar Program MBG terus dikembangkan dengan skala yang lebih besar. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini menjadi dasar untuk memperluas cakupan program ke kelompok rentan lainnya, seperti anak-anak di daerah terpencil dan masyarakat prasejahtera. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, Program MBG dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera.

Secara keseluruhan, Program MBG merupakan inisiatif strategis yang tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga pemberdayaan ekonomi lokal dan persiapan generasi emas Indonesia. Dukungan dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan komitmen bersama, diharapkan MBG dapat berjalan konsisten dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Pemerintah harus memastikan bahwa program ini tetap berjalan dengan efektif dan transparan, serta terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak. Jika dikelola dengan baik, MBG dapat menjadi model kebijakan sosial yang sukses dan menjadi inspirasi bagi negara lain dalam membangun kesejahteraan masyarakatnya.

)* Penulis adalah Kontributor JabbarTrigger

Post Comment