Santri Bireuen Bersiap Menjadi Penggerak Ekonomi Daerah bersama AMANAH
Santri Bireuen Bersiap Menjadi Penggerak Ekonomi Daerah bersama AMANAH
Aceh – Puluhan santri dari berbagai pesantren (dayah) di Kabupaten Bireuen mengikuti pelatihan menjahit yang berlangsung sejak 12 hingga 15 Agustus 2024. Kegiatan yang diinisiasi oleh Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi para santri melalui keterampilan menjahit.
Instruktur pelatihan, Rahmayuni, menjelaskan bahwa dirinya memberikan materi pada kelas lanjutan selama empat hari dengan berbagai topik pembelajaran.
“Dalam pelatihan ini, saya mengajarkan beberapa materi seperti K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), teknik menjahit menggunakan mesin, pembuatan pola, proses pemotongan kain, hingga cara menghias kain,” ungkap Rahmayuni.
Workshop yang mengusung tema “Dayahpreneur: Berkarya, Maju Bersama” ini dilaksanakan di Balai Latihan Kerja Komunitas, Dayah Syamsul Ma’arif Al Ahmad. Kegiatan tersebut menghadirkan instruktur dari Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh guna memberikan pelatihan yang kompeten dan berkualitas.
Sebanyak 16 santri dan pengajar dari empat dayah di Bireuen turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Keempat dayah tersebut adalah Dayah Darussa’adah Cot Tarom, Dayah Darussa’adah Cot Puuk, Dayah Syamsul Maarif Al Ahmad, dan Dayah Madinatuddiniyyah Babussa’adah.
Menurut data yang dihimpun, Kabupaten Bireuen memiliki sekitar 51.000 santri yang tersebar di berbagai dayah. Jumlah yang signifikan ini menjadikan Bireuen dikenal sebagai salah satu kota santri di Provinsi Aceh. Selain berperan sebagai lembaga pendidikan agama yang dihormati, dayah juga memiliki potensi besar dalam menggerakkan perekonomian daerah.
Pimpinan Dayah Syamsul Maarif Al Ahmad sekaligus Kepala Balai Latihan Kerja Komunitas Syamsul Maarif Al Ahmad, Syeikh Baihaqi, menyatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan dayah selama ini sejalan dengan program pemerintah.
“Kami membuat item dalam pesantren yang kami istilahkan bisnis pesantren dalam bidang konveksi. Alasannya karena kami di pesantren mengadopsi anak yatim dan mualaf. Jadi, kami tidak ada donatur tetap, 70 persen laba untuk anak yatim dan mualaf,” tuturnya.
Dalam pelatihan kali ini, para santri diarahkan untuk memproduksi berbagai jenis busana muslim yang nantinya akan dibantu oleh AMANAH dalam proses pemasarannya, termasuk bantuan berupa mesin jahit.
Program Dayahpreneur yang digagas oleh AMANAH ini diharapkan dapat memacu kreativitas dan keterampilan para santri sehingga, para santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama tetapi juga keterampilan bisnis yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan.
Post Comment