Sinergitas BIN dan TNI-Polri: Menjamin Keamanan KTT World Water Forum di Bali 2024

Sinergitas BIN dan TNI-Polri: Menjamin Keamanan KTT World Water Forum di Bali 2024

Bali – Indonesia kembali menjadi tuan rumah bagi acara prestisius, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF). Acara ini bukan hanya sekedar ajang pertemuan internasional, tetapi juga momentum penting dalam menjaga keamanan dan keselamatan seluruh peserta. Dalam konteks ini, sinergitas antara Badan Intelijen Negara (BIN) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjadi krusial. Sinergi ini bukan hanya sekedar kerjasama, tetapi juga pondasi yang memastikan keamanan dalam skala besar.

Sinergitas antara BIN, TNI, dan Polri memiliki peran sentral dalam menjamin keamanan acara sebesar KTT World Water Forum. Pertama-tama, keberadaan BIN dalam hal ini menghadirkan dimensi intelijen yang sangat penting. BIN yang dipimpin Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si., Ph.D. memiliki kapabilitas untuk mengumpulkan informasi, menganalisis ancaman potensial, dan memberikan rekomendasi kebijakan yang sesuai.

Dalam konteks acara internasional sebesar KTT World Water Forum, peran BIN bersama institusi keamanan lainnya dalam memetakan risiko dan mengkoordinasikan respons terhadap ancaman adalah kunci untuk menjaga kelancaran acara.

Selain BIN, terdapat peran TNI dan Polri yang strategis memberikan jaminan keamanan semua yang terlibat dalam gelaran ini. Polri memiliki peran penting dalam menjaga keamanan di tingkat domestik. Mereka bertanggung jawab untuk mengawal keamanan dalam negeri, mengendalikan kerumunan massa, serta memberikan perlindungan kepada peserta dan tamu yang hadir.

Mengenai hal tersebut, Kabid Humas Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan S.I.K., M.H., menyampaikan Polda Bali perketat Pengamanan pintu-pintu masuk Bali dalam rangka menjaga situasi Kamtibmas menjelang kedatangan para delegasi negara peserta KTT World Water Forum (WWF) Ke-10.

“Pengamanan tersebut kita lakukan di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Padangbay dan pelabuhan Benoa, termasuk terminal mengwi dan ubung, karena lokasi-lokasi tersebut merupakan obyek vital pintu masuk Bali baik orang maupun barang,” ungkap Kabid Humas Polda Bali.

Selain itu, TNI memiliki peran dalam menyediakan keamanan eksternal, termasuk pengamanan perbatasan dan wilayah udara. Dalam konteks KTT World Water Forum, TNI bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dari segala potensi ancaman yang datang dari luar negeri. Dukungan logistik dan teknis dari TNI juga sangat diperlukan untuk memfasilitasi keberlangsungan acara dengan lancar.

Terkait keamanan di sejumlah objek vital, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meminta Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI agar memitigasi setiap kemungkinan ancaman yang timbul jelang KTT WWF.

“Antisipasi segala ancaman yang ada, ancaman dari 9 komponen strategi dibaca benar-benar dimitigasi sehingga dapat diatasi sebelum terjadi,” kata Panglima TNI.

Namun, sinergitas antara BIN, TNI, dan Polri bukanlah sesuatu yang terjadi secara otomatis. Dibutuhkan komunikasi yang lancar, koordinasi yang efektif, dan pembagian tugas yang jelas. Persiapan yang matang dan latihan bersama menjadi kunci keberhasilan dalam menjamin keamanan acara sebesar WWF. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkah yang diambil juga menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat dan peserta acara.

Post Comment