Sinergitas Pemerintah dengan Kelompok UMKM Bantu Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Sinergitas Pemerintah dengan Kelompok UMKM Bantu Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Oleh : Rahmat Hidayat
Sinergitas antara berbagai pihak, terutama dengan kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), memainkan peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. UMKM, yang merupakan bagian integral dari perekonomian Indonesia, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap penyediaan pangan yang tidak hanya mencukupi kebutuhan domestik, tetapi juga mendukung ketahanan pangan jangka panjang di tanah air. Dengan dukungan yang tepat, kelompok UMKM ini dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan sistem pangan yang lebih stabil dan mandiri.
Di Indonesia, sebagian besar UMKM bergerak di sektor pangan, mulai dari petani, nelayan, hingga produsen makanan olahan. Sektor-sektor ini sangat dekat dengan kebutuhan dasar masyarakat, yaitu pangan. Dengan jumlah yang besar dan tersebar di seluruh wilayah, UMKM memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi pangan lokal serta menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan kelompok UMKM menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi ini. Pemerintah, misalnya, melalui kebijakan yang mendukung pemberdayaan UMKM dan akses pasar, dapat memperkuat daya saing produk pangan lokal yang dihasilkan oleh kelompok UMKM.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menegaskan komitmen Kementerian UMKM dalam mendukung ketahanan pangan melalui pembiayaan penyediaan peralatan untuk keberlangsungan peningkatan usaha para pengusaha UMKM. Sejumlah langkah strategis akan dilakukan untuk memastikan UMKM dapat berkontribusi optimal dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Saat ini pihaknya sedang menyiapkan Peraturan Menteri (Permen) untuk mengalokasikan Rp20 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus peralatan produksi. Program ini bertujuan membantu khususnya petani, peternak, dan pengusaha UMKM di sektor perikanan dalam mendapatkan alat usaha dengan plafon hingga Rp2 miliar.
Dalam konteks ketahanan pangan, UMKM juga memiliki peran penting dalam mengurangi kerawanan pangan di daerah-daerah terpencil dan daerah yang terdampak bencana. Sinergitas antara pemerintah dan UMKM dalam menyediakan produk pangan yang mudah diakses dan terjangkau sangat krusial dalam menjaga keberlanjutan pasokan pangan, terutama di daerah yang kesulitan mendapatkan pasokan pangan dari luar. Selain itu, UMKM yang bergerak di bidang pertanian dan perikanan lokal dapat membantu menjaga keberagaman pangan di Indonesia, sekaligus meningkatkan pendapatan para petani dan nelayan yang tergabung dalam kelompok UMKM tersebut.
Salah satu contoh keberhasilan sinergitas ini adalah program kemitraan antara petani lokal dan perusahaan besar yang bergerak di sektor pangan. Dalam hal ini, perusahaan besar bertindak sebagai mitra dalam hal pemasaran, pelatihan, serta pendanaan bagi petani. Di sisi lain, petani yang tergabung dalam kelompok UMKM mendapat akses yang lebih baik terhadap pasar yang lebih luas, teknologi, dan pembiayaan yang lebih mudah. Hal ini tentu saja meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pangan lokal, yang berdampak langsung pada peningkatan ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, Devi Erma Yeni mengatakan UMKM memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebagai pelaku ekonomi yang tersebar di berbagai wilayah, UMKM mampu mendukung produksi, pengolahan, dan distribusi pangan hingga ke pelosok negeri. Dengan berfokus pada produk lokal, UMKM membantu memastikan ketersediaan pangan yang beragam di tengah masyarakat. UMKM di sektor pangan sering kali memanfaatkan bahan baku lokal, seperti hasil pertanian, peternakan, atau perikanan.
Selain itu, dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan internasional, sinergitas yang kuat antara UMKM, pemerintah, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan sistem pangan yang lebih resilien. Inovasi dalam teknik pertanian dan pengolahan pangan yang ramah lingkungan serta penerapan teknologi yang efisien dalam distribusi dan penyimpanan pangan menjadi hal penting dalam menjaga kestabilan pasokan pangan di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, peran UMKM sangat krusial, karena mereka dapat menjadi pelopor dalam mengadopsi teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal dan budaya setempat.
Tidak kalah pentingnya, program pelatihan dan pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga swasta untuk kelompok UMKM dalam sektor pangan dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam hal kualitas produk dan manajemen usaha. Dengan meningkatnya keterampilan dan pengetahuan, UMKM di sektor pangan mampu menghasilkan produk yang tidak hanya memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan, tetapi juga memiliki daya saing di pasar global. Hal ini tentu saja akan berdampak positif pada penguatan ketahanan pangan nasional, yang pada gilirannya juga berkontribusi pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Dalam rangka mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional, sinergitas ini harus terus dijaga dan diperkuat. Semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun kelompok UMKM, harus bersatu dalam upaya menciptakan sistem pangan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Dengan dukungan yang tepat, UMKM di sektor pangan memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tidak hanya mencakup aspek ketersediaan pangan, tetapi juga mencakup keberagaman, kualitas, dan distribusi pangan yang merata di seluruh penjuru Indonesia.
)* Penulis adalah pengamat Ekonomi
Post Comment