Situasi Puncak Jaya Mulai Kondusif, Masyarakat Diminta Waspadai Provokasi OPM

Situasi Puncak Jaya Mulai Kondusif, Masyarakat Diminta Waspadai Provokasi OPM

Oleh : Noldy Brachman

Situasi di Puncak Jaya, Papua Tengah berangsur kondusif pasca kerusuhan akibat provokasi Organisasi Papua Merdeka (OPM). Masyarakat pun diminta untuk tenang dan selalu mewaspadai provokasi gerombolan separatis Papua yang ingin mengganggu kedamaian masyarakat di Bumi Cenderawasih.

Kerusuhan di Puncak Jaya Papua Tengah pecah beberapa hari lalu dan telah menimbulkan banyak kerugian. Kejadian tersebut dipicu oleh siasat licik OPM yang menyebut adanya tiga warga yang ditembak. Faktanya, ketiga orang tersebut secara terang-terangan merupakan bagian dari gerombolan OPM yang selama ini kerap menyebarkan teror dan melakukan kekerasan kepada Orang Asli Papua.

Sebagaimana diketahui, aparat keamanan dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) RK 753/AVT berhasil melumpuhkan gerombolan Organisasi Papua Merdeka yang selama ini acapkali menjalankan aksi teror dan sangat membahayakan keselamatan warga sipil setempat di wilayah Puncak Jaya.

Penindakan tegas kepada gerombolan separatis musuh negara itu terjadi pada hari Selasa, 16 Juli 2024 sekitar pukul 19:45 WIT. Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Candra Kurniawan menjelaskan bahwa upaya tindak tegas aparat keamanan itu bermula dari keberhasilan pendeteksian keberadaan OPM.

Kala itu, aparat keamanan mampu mendeteksi keberadaan dari salah satu anggota Organisasi Papua Merdeka, yakni Teranus Enumbi bersama dengan para anggotanya yang memasuki wilayah perkampungan di Kampung Karubate, Distrik Muara. Tidak hanya itu saja, namun gerombolan teroris tersebut juga turut membawa senjata api (senpi).

Melihat ada gerombolan OPM yang juga lengkap membawa senjata api memasuki wilayah pemukiman warga, tentunya kemudian aparat keamanan langsung bereaksi karena khawatir gerombolan separatis itu akan berbuat semena-mena pada masyarakat dan justru akan memunculkan banyak korban jiwa dari warga sipil sendiri.

Oleh karenanya, aparat keamanan kemudian langsung bergerak dengan cepat dan sigap untuk melakukan penindakan di lokasi keberadaan OPM itu. Tidak cukup sampai di sana, namun ketika petugas hendak menindak dan menangkap mereka, gerombolan teroris itu justru melakukan sejumlah perlawanan dengan menembak anggota TNI, sehingga aparat melaksanakan tindakan tegas dan terukur.

Dengan adanya penindakan tegas yang aparat keamanan lakukan, kemudian petugas berhasil melumpuhkan sebanyak 3 orang anggota OPM. Namun sayangnya, pimpinan mereka yakni Teranus Enumbi berhasil melarikan diri. Meski begitu, dari upaya penangkapan tersebut, aparat keamanan berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa sebuah pistol rakitan dan bendera Bintang Kejora.

Untuk nama Teranus Enumbi sendiri, sebenarnya telah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian karena adanya tindak pidana yang dia lakukan berupa menyerang aparat keamanan pada tahun 2018 lalu. Pada tahun 2024 ini saja, dirinya telah melakukan penyerangan hingga sebanyak 4 kali pada korban yang berbeda-beda, termasuk kepada aparat keamanan.

Masyarakat harus mewaspadai adanya upaya narasi provokasi dan propaganda dari Organisasi Papua Merdeka. Terlebih, bagi warga di Puncak Jaya dan daerah lain agar perlu menahan diri sehingga tidak mudah terjerumus dan larut dalam isu yang OPM ciptakan dan justru malah menimbulkan kekisruhan serta anarkisme di Bumi Cenderawasih.

Salah satu kepiawaian OPM yakni mereka bukan hanya sekedar gerombolan separatis yang terus menerus melakukan aksi kekejian secara fisik saja, namun mereka juga terus berusaha menciptakan sebuah wacana ataupun menghembuskan isu-isu tertentu sehingga memutarbalikkan fakta serta menjadikan publik secara tidak langsung berpihak kepada mereka karena deretan berita palsu itu.

Hal tersebut terbukti terjadi di Puncak Jaya , sehingga hendaknya sebagai warga Papua yang baik, masyarakat di wilayah tersebut harus terus menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban (kamtibmas) secara bersama-sama dengan tidak mudah termakan isu palsu serta provokasi dan propaganda buatan OPM.

Keberadaan OPM sendiri banyak mendapat penolakan masyakat. Salah satunya dari Tokoh Masyarakat Suku Besar Kopkaka, Seradala, Kabupaten Yahukimo, Yusak Weyo. Menurutnya, aksi kekerasan selama ini yang dilakukan kelompok separatis itu berdampak kepada masyarakat yang selalu dihantui rasa takut, karena ancaman yang sering dilakukan OPM.

Sementara itu, Ketua Pemuda Katolik Papua Melianus Asso mengapresiasi upaya TNI dan Polri yang telah bekerja menjaga Tanah Papua agar tetap aman kondusif. Dirinya pun berharap situasi kondusif ini dapat tetap terjaga agar Papua dapat menjadi daerah yang maju. Dirinya pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergandeng tangan menciptakan kedamaian.

Tentu saja, provokasi OPM yang selalu menyebarkan narasi provokatif serta propaganda demi menarik simpatisan warga setempat untuk memihak mereka, perlu untuk dihindari bersama-sama. Oleh karena itu, masyarakat harus terus waspada, jangan sampai bertindak gegabah dan perlu menahan diri, jangan justru memenuhi apa yang OPM inginkan dengan terwujudnya tindak adu domba serta anarkisme.

Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan mempercayakan proses hukum kepada pihak yang berwenang. Sebab, aparat penegak hukum tentulah memiliki alasan dan bukti yang kuat dan cukup dalam menindak gerombolan separatis Papua. Dengan adanya dukungan dari seluruh lapisan masyakat, stabilitas keamanan di Papua dapat terjaga dan pembangunan dapat kembali berjalan.

)* Mahasiswa Papua Tinggal di Bali

Post Comment