Tingkatkan Kewaspadaan Aksi Teror Selama Ramadhan dan Paskah
Tingkatkan Kewaspadaan Aksi Teror Selama Ramadhan dan Paskah
Oleh Brigita Anjani
Jelang perayaan hari besar keagamaan di Indonesia, seperti Paskah bagi umat Kristiani dan Idul Fitri bagi umat Islam, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi aksi terorisme. Meskipun pemerintah telah menegaskan bahwa potensi aksi terorisme saat ini masih tergolong rendah hingga sedang, bukan berarti kita boleh lengah. Kesadaran dan kewaspadaan kita sebagai masyarakat sangatlah penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan tersebut.
Perayaan hari besar keagamaan adalah momen yang penuh dengan makna dan kebersamaan bagi umat beragama. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suasana perayaan yang meriah, kelompok teroris sering kali mencoba memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk melakukan aksi kejahatan mereka. Oleh karena itu, masyarakat perlu selalu waspada dan tidak boleh meremehkan ancaman terorisme, terutama di tengah situasi global yang masih rawan akan aksi-aksi kekerasan tersebut.
Dalam konteks keamanan nasional, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto, memastikan bahwa potensi aksi terorisme di Indonesia saat ini masih dalam kisaran rendah hingga sedang. Meskipun demikian, pemerintah tetap mengambil langkah-langkah preventif dan proaktif untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama perayaan hari besar keagamaan, termasuk Paskah dan menjelang masa mudik Idul Fitri 2024. Kesadaran akan pentingnya keamanan dan kerja sama antar instansi menjadi kunci dalam menjaga stabilitas keamanan negara.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pengamanan telah diperketat menjelang perayaan Paskah yang akan dimulai pada 28 Maret 2024. Rangkaian acara keagamaan seperti Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, dan Paskah akan berlangsung di gereja-gereja dan tempat-tempat terbuka. Dalam konteks ini, Hadi menekankan pentingnya upaya preventif guna memberikan rasa aman kepada masyarakat yang merayakan perayaan tersebut. Meskipun potensi aksi terorisme dinilai rendah, ketertiban dan keamanan tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
Lebih lanjut, Hadi Tjahjanto menyuarakan kecaman terhadap aksi teror yang terjadi di Moskow, Rusia, yang telah menelan korban jiwa yang cukup banyak. Beliau menekankan bahwa aksi terorisme adalah tindakan yang tidak bermoral, terlebih lagi ketika dilakukan pada bulan Ramadan yang dianggap sebagai bulan penuh berkah dan kedamaian. Pemerintah Indonesia bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kepala Detasemen Khusus (Densus) terus memantau jaringan-jaringan teroris, termasuk yang terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), untuk mencegah terjadinya aksi serupa di dalam negeri.
Sementara dalam konteks sosial media, Kepala BNPT, Komjen (Pol) Mohammed Rycko Amelza Dahniel, mengungkapkan bahwa masih ada narasi-narasi dukungan terhadap aksi terorisme di Moskow yang tersebar luas di media sosial. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menolak segala bentuk tindakan kekerasan dan terorisme. BNPT juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya terorisme dan bagaimana cara mencegahnya.
Rycko menekankan bahwa tragedi di Moskow, Rusia merupakan peristiwa yang tidak berperikemanusiaan sehingga berpotensi menghancurkan peradaban umat manusia. Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat untuk tidak mendukung teror tersebut. Mari kita semua, rakyat Indonesia, menolak segala bentuk kekerasan dan aksi terorisme. Seluruh elemen bangsa harus bisa bersama-sama menjaga kebinekaan. Selain itu, selalu menjaga rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa dan menjauhkan diri dari tindakan kekerasan seperti itu.
Meningkatkan kesadaran akan potensi ancaman terorisme serta pentingnya peran aktif masyarakat dalam melaporkan segala bentuk kegiatan mencurigakan menjadi langkah awal yang penting. Selain itu, dukungan terhadap program pemerintah dalam membangun ketahanan publik dan menggalakkan kampanye anti-terorisme juga sangat diperlukan. Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, masyarakat dapat berperan serta menjaga keamanan dan stabilitas negara, terutama jelang perayaan Paskah dan masa mudik Idul Fitri mendatang.
Seluruh rakyat Indonesia memiliki peran dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran jikan ditemukan tanda-tanda kecurigaan dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Jika kita melihat aktivitas yang mencurigakan atau mendengar informasi yang mencurigakan, segera laporkan kepada aparat keamanan untuk tindakan lebih lanjut. Tidak ada tindakan terlalu kecil jika itu dapat membantu mencegah terjadinya tragedi terorisme.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk menghindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi secara jelas. Hoaks dan informasi palsu dapat memicu kepanikan dan ketidakstabilan di masyarakat, yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan terorisme. Sebagai masyarakat yang cerdas, perlu memastikan bahwa informasi yang diterima dan dibagikan adalah informasi yang benar dan dapat dipercaya.
Bersama-sama, mari kita jaga keamanan dan stabilitas negara, terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan. Mari kita tingkatkan kewaspadaan dalam melindungi sesama, dan memastikan bahwa perayaan keagamaan di Indonesia berlangsung dengan damai dan aman. Dengan kesadaran dan kerjasama semua elemen bangsa, kita dapat mencegah potensi ancaman terorisme dan memastikan bahwa setiap warga negara dapat merayakan kepercayaan agamanya dengan damai dan sejahtera.
)* penulis merupakan mahasiswi di Jakarta
Post Comment