Usai Tindak Tegas KST Papua, Aparat Keamanan Bangun Pos Pengamanan di Pegunungan Bintang

Usai Tindak Tegas KST Papua, Aparat Keamanan Bangun Pos Pengamanan di Pegunungan Bintang

Oleh : Hugo Steve Momoribo

Gabungan aparat keamanan TNI Polri membangun pos pengamanan di Pegunungan Bintang sebagai salah satu bentuk tindakan tegas untuk membungkam para Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua yang selama ini beraksi di daerah tersebut.

Ulah Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua memang masih belum menemui titik terang, aksi brutal yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab itu terus memakan korban. Belum lama ini di bulan September lalu terjadi penembakan yang melibatkan anggota brimob saat patroli di wilayah Distrik Serambakon gugur, yakni Briptu Rudi Agung Ashari.

Disusul dua warga sipil lainnya yang tak bersalah menjadi korban akibat ditembak oleh anggota KST Papua setelah insiden tersebut. Dua warga sipil tersebut merupakan seorang wanita yang bernama Regina 50 tahun dan seorang pria yang bernama Yonas 35 tahun. Beruntungnya, kedua warga sipil itu tidak meninggal dunia dan segera dilarikan ke rumah sakit daerah Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis.

Aksi brutal yang digencarkan oleh KST Papua tersebut memanglah sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Sebab telah membuat kekacauan hingga mengancam nyawa seseorang hingga meninggal dunia. Bukan hanya itu saja, KST Papua dengan anggotanya kembali membuat kekacauan lagi usai kejadian di atas. Kali ini mereka menggencarkan aksinya dengan membakar sejumlah kios-kios di Pasar Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Menurut alibi mereka, kios-kios yang ada di pasar tersebut sengaja dibangun pemerintah melalui TNI Polri untuk memata-matai pergerakan oknum KST Papua di daerah tersebut. Oleh sebab itulah mereka tak segan-segan membuat ulah brutalnya dengan membakar kios-kios tersebut. Meski begitu tindakan sesuka hati inilah justru membuat kerugian besar bagi masyarakat setempat.

Lebih parahnya lagi, ketika melancarkan aksi brutal tersebut, salah seorang anggota KST Papua itu malah menyiarkan secara langsung di media sosial. Mereka mengacungkan senjata api yang ada di tangannya. Dengan bangganya, seorang pria menunjukkan kehebatannya itu lantaran telah memulai perang dengan anggota TNI Polri. Padahal, tindakan yang dilakukan mereka sama sekali bukan kehebatan untuk dipertontonkan.

Setelah itu, aksi brutal tersebut masih terus berlanjut yakni KST Papua menembak pesawat Trigana Air yang saat itu sedang melintasi wilayah Distrik Serambakon. Untungnya saja, tembakan brutal itu meleset, tidak tepat sasaran, sehingga pesawat itu lolos dari maut hingga tiba dengan selamat di Bandara Sentani, Jayapura.

Sebagai salah satu bentuk tindakan untuk menekan tingkat kriminalitas Papua yang disebabkan oleh KST Papua, TNI dan Polri mengambil tindakan tegas yakni menerjukan pasikan khusus untuk mengamankan wilayah tersebut. Mereka melakukan gerilya untuk membungkam anggota KST Papua yang sangat meresahkan ini. Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan bahwa ada lima anggota KST Papua yang berhasil dibungkam. Pasalnya, kelima anggota KST tersebut terkena tembakan usai baku tembak dengan anggota TNI dan Polri.

Tindakan tegas lainnya yang diupayakan oleh pemerintah yakni berupa membangun Pos Keamanan di distrik yang memang krusial tempat KST beraksi yakni di Distrik Serambakon. Dengan adanya pembangunan Pos Keamanan tersebut untuk mengantisipasi tindakan anarkis yang bisa saja dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris yang brutal itu. Dengan begitu, keamanan masyarakat juga dapat dipantau agar tidak terjadi aksi-aksi brutal KST yang mengganggu itu.

Berbagai upaya Pemerintah RI dikerahkan untuk memberantas KST Papua yang sesuka hati dan brutal itu. Melalui Kapolda Papua, mereka memerintahkan anak buahnya untuk terus mengejar para oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan aksi kejahatan tersebut yang sampai mengancam nyawa di Bumi Cendrawasih itu. Tentu saja, hal-hal seperti ini sangat bertentangan dengan adat dan istiadat serta hak asasi manusia.

Mereka, para oknum-oknum KST Papua yang tidak bertanggung jawab itu harus ditangkap hidup-hidup agar mereka mempertanggungjawabkan ulah yang telah dibuatnya. Saat ini, prajurit TNI dan Polri telah mengambil tindakan tegas. Apabila memang KST Papua melawan dengan aksi yang membahayakan hingga mengancam nyawa para TNI Polri dan khususnya warga sipil, maka Satgas Ops Damai Cartenz dengan tegas akan mengambil tindakan yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. Memang mereka sudah sepatutnya untuk ditindak dengan setegas-tegasnya.

Namun, kekacauan tersebut telah kembali semula, situasi sudah berhasil dipulihkan sehingga keadaan pun juga menjadi normal kembali. Aktivitas aparat sipil negara (ASN), sekolah-sekolah, pelayanan kesehatan, perbankan, hingga pasar-pasar juga sudah pulih kembali seperti sedia kala.

Kendati demikian, tindakan tegas yang telah diambil oleh TNI Polri membuat warga setempat pun juga berharap agar nantinya suasana kembali menjadi kondusif dalam waktu yang lama. Sehingga mereka pun juga dapat melakukan aktivitas normal seperti biasanya tanpa adanya rasa khawatir dan rasa takut yang berlebihan akibat adanya ancaman dari KST Papua yang berkeliaran di daerah tersebut.

)* Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta

 

 

Post Comment