Ustadz Ini Bongkar Keburukan Supian Suri selama di Depok

Kritikan tajam kembali didapat calon Walikota Depok, Supian Suri (SS), dari salah satu pemuka agam di Depok, yaitu Ustadz Budi Mawardi yang merupakan Sekjen Ikatan Santri Depok itu menilai pernyataan-pernyataan SS ketika mengomentari kebijakan pemerintah kota sangat tendensius.

“Dia ini kan dulunya (Sekda). Ada di dalam pemerintahan. Kami menyayangkan narasi-narasi yang disampaikannya tendensius, bukan kritikan yang konstruktif,” ujar Ustadz Budi melalui keterangan tertulisnya, Minggu, 24 November 2024.

Sepanjang penyelenggaraan debat kandidat, kata Ust Budi Mawardi, SS dinilai ‘liar’ lantaran sering menggunakan narasi ‘eksklusif’, ‘kelompok sentris’, hingga seolah-olah terniaya selama menjalankan tugasnya.

“Puncaknya saat Supian Suri ini kerap memojokkan Walikota Depok, Mohammad Idris, kerabat dekatnya. Termasuk menarasikan PKS hanya mementingkan kelompoknya. Padahal, jabatan yang ia sandang sebelum dirinya menjadi calon Walikota Depok adalah berkat dorongan orang-orang dan ustaz-ustaz PKS,” kata Ustadz Budi Mawardi.

“Cara-cara seperti ini saya pikir tak etis. Dalam politik ada moral dan etika,” tegasnya.

Ustadz lantas menjabarkan sejumlah program yang dikuliti SS, yang dinilainya asal bunyi (asbun). Dalam satu kesempatan, SS menyebut Kartu Depok Sejahtera atau KDS hanya untuk orang-orang tertentu atau didominasi oleh orang-orang PKS saja.

“Padahal perumus KDS ini salah satunya SS. Dia ini kan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Dia yang merumuskan, dia yang menjelek-jelekan, kan lucu,” Ustadz Budi.

Jika SS menyebut KDS hanyalah untuk kelompok tertentu, menurut Ustadz Budi, artinya ada kelompok tertentu milik Supian Suri yang juga ikut kebagian manfaatnya.

“Jadi ada di bagian siapa SS saat ini? Dengan janji kampanyenya yang tanpa kartu-kartu, artinya SS telah mengkhianati rumusannya sendiri di masa lalu,” pungkas Ustadz Budi.

Post Comment